22. seyhan and rena

171 8 2
                                    


Rena pov.

" Mungkin memang benar... Aku salah paham. Seyhan mungkin benar benar cinta sama aku....
Dia mencari perlangkanpan bayi... Padahal baru 2 setengah bulan... Hahaha seyhan...." Gumamku.

Sore itu, setelah pulang dari rumah liqa, dan ke supermarket, aku berencana pulang.

Memasakkan makanan kesukaan seyhan, dan menanyakan perihal tadi ke seyhan saat makan malam.

Aku berharap dia ada di rumah sekarang. Dia pasti senang kalau aku buatkan makanan
kesukaannya.

Dulu dia bahkan menciumku karena makanan yang kubuat enak di lidahnya.

Kalau aku buatkan makanan kesukaannya pasti dia akan lebih senang lagi.

' Seyhan....'

Sesampainya di rumah aku langsung mengetok pintu semangat. Aku berharap seyhan membukakan pintu untukku dan menyambutku.

Tok tok

Berkali kali aku melakukannya.

Tok tok

Tapi tidak ada jawaban.

Di rumah ini hanya ada kami berdua. Dan jika tidak ada yang membukakan pintu untukku, itu artinya seyhan tidak ada di rumah.

Kecewa.

' Tapi tidak apa apa!! Mungkin dia pulang saat makan malam. Aku harus cepat cepat masak! '
Batinku menghibur.

Aku mengambil kunci cadangan dari tas dan masuk. Melempar tas di sofa dan membawa belanjaanku ke dapur.

Memasak memang bukan hobiku. Tapi aku bisa melakukannya. Ibu mengajarkan agar wanita harus bisa masak. Dan aku memang telah melakukannya dari kecil.

.
.

Setelah shalat magrib, aku menunggu seyhan pulang. Aku berharap dia segera pulang. Kalau tidak makan malamnya akan dingin. Aku memutuskan menonton tv sambil menunggunya.

.
.

Sejam pertama motivasiku masih kuat.

Aku masih tersenyum menunggu pintu terbuka.

Menampilkan sosok seyhan yang pulang.

Aku memasang telingaku.

Kadang kadang melihat ke arah
pintu. Berharap seyhan pulang.

.
.

Azan isya terdengar. Aku segera shalat, setelah menyimpan makanan takut tidak baik kalau di biarkan di ruangan terbuka terlalu lama. Aku masih berharap seyhan segera pulang.
.
.
Perutku merasa lapar. Sudah 30 menit setelah aku shalat isya. Tapi seyhan tidak pulang. Aku mencoba menunggu 15 menit lagi. Kalau dia tidak pulang aku akan makan duluan.

.
.

Harapanku mulai memudar. sudah 30 menit. Tapi seyhan belum juga pulang.

Akhirnya aku makan duluan.

.
.

Aku menunggu 10 menit di meja makan tanpa menyentuh makan malamku.

Aku berharap seyhan pulang.

Tapi tidak ada tanda tanda.

Aku makan sendiri.

Malam itu.

Berharap seyhan pulang saat aku makan malam, aku memperlambat makanku.

.
.

Tapi setelah makanan di piringku habis. Seyhan tidak pulang.

Buka Hati? Atau Tetap Bertahan? ( Liqarea ) ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang