13. mimpi ya?

207 10 0
                                    

" Kak... Tolong anterin ini ke pelanggan tadi kak.... Aku ada urusan lain.... He....he...he"
Ujarku gugup pada kak fir.

Tapi jawabannya benar benar berlawanan dengan keinginanku.

" Kakak juga ngurus yang lain liqa. Kamu aja nganterin. Bentar doang kok. Habis itu kamu bisa
ngerjain urusan kamu yang lain itu.. Udah.. Sana!!"

" E..e...eh... Tapi kak...."

' Aku nggak mau ketemu dia... Nggak.. Gimana nih.. Kakak yang lain juga pada sibuk... Huhuhu...
Tuhan bantu hambamu ini..'

Aku benar benar gugup. Takut. Walau aku tau kak rea tidak akan memedulikanku. Tapi tetap saja....

Aku tak ingin bertemu dengannya.

" FuuHhhh.... Ya Allah... Tolong selamatkan hambamu yang lemah ini . Bebaskan aku dari perasaan ini."

Aku mencoba tenang, dan membawa makanan pesanan kak rea ke tempatnya.

Aku takut.

Tapi aku harus menghadapinya.

Kak rea tidak mungkin memedulikanku, jadi aku tak perlu gugup begini.

Yah....

Anggap aku tak mengenalnya.

Aku bisa melihat arla tertawa pada kak rea. Dan kak rea sepertinya membalasnya dengan positif juga. Sepertinya kak rea bahagia sekali.

Padahal aku....

Tidak!!!! Aku tak boleh seperti ini. Lupakan!! Lupakan!!

Sebelum kak rea memberi surat perceraian padaku aku harus bisa melupakan perasaan ini.

Aku harus mengapus perasaan cinta ini.
Harus!!
Harus!!!
Sekarang tenang.... Jangan baper.

" Ini pesanan anda tuan... Nona..." Ujarku memaksakan senyum.

" Wooww.... Ini pasti enak sekali... Lebih intresting dari pada yang di buku menu....." Ujar arla antusias.

" Terima kasih..... Silahkan di nikmati. "

Arla pun segera mencoba. Sedangkan kak rea.... Aku tak tahu... Aku tak berani melihatnya.

Aku melangkah pergi setelah melihat arla mulai mencoba hidangannya. Tapi...

" Eh? Tunggu!! Temani aku makan. Temanku yang bodoh ini dari tadi tak bisa di ajak bicara."
Sekilas aku melihat pada kak rea, dan bertemu pandang dengannya. Dia terus menatapku.

Aku tak ingin menafsirkan tatapannya.

Takut...

Takut berharap setelah hatiku rasanya tak berbentuk lagi.

" Aku tau kau lebih cantik dariku, dan aku bukan siapa siapanya, tapi... Daritadi aku diabaikan olehnya karena terpesona padamu. Bagaimana bisa dia menyukaimu seperti itu... Aku tak mengerti. Tapi jika seandainya tunanganku yang bekerja disini aku juga takkan mengabaikan temanku yang
bodoh ini." Oceh arla tak berhenti.

Aku tak mengerti.

Arla punya tunangan??

Lalu kenapa dia memeluk kak rea waktu itu??

" Kau tau, cantik?! Dia bahkan tak menjawab saat aku menanyakan menu! Begaimana dia bisa menulikan telinganya seperti itu? Oh god!! You look so interisting than me!! "

" Ah.... Terimakasih."
Aku tak tau harus menjawab apa.

Ini asing.

" Tentu saja aku lebih memilih melihatnya dari pada kau. Kau cuman mantan teman kencan ganjen yang menghancurkan rumah tangga orang."

Buka Hati? Atau Tetap Bertahan? ( Liqarea ) ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang