Part 5 : Makan Pagi Bersama

34 12 0
                                    



Suara suara gaduh terdengar di rumah itu, ada Sonya yang sedang memasak dan Arsya yang meletakan beberapa piring di meja makan, ada Tata yang sibuk mengejar-ngejar anaknya yang selalu aktif jika sedang di pakaikan pakaian. Juga ada Tiffany yang sedang beres-beres ruang tamu sambil menggerutu.

"Aduuuuh kok Yuyu sama Jingga belum keluar sih? kan sekarang giliran mereka bersih- bersih. Kenapa aku lagi yang di suruh?" gerutunya.

"Iiih bawel... Biarin aja kali. Inikan sebenarnya emang rumah mereka. Inget, kita ini cuma tinggal enaknya aja..." Arsya mengingatkan. Rumah ini memang di beli oleh Yuyu dan Jingga lima tahun yang lalu, lalu di renovasi bersama.

"Lagian jarang jarang mereka tidur lama" kata Sonya.

"Kalo mau, suruh mereka bangun Fan, Dari pada menggerutu kayak gitu" tambah Tata yang sedang memasukan celana pada anaknya. Saat Tiffany ingin membalas, suara seseorang menghentikannya

"Good morning everybody... Sorry cantik, aku kesiangan... " ucap Yuyu sambil mengecup mesra pipi Tiffany yang cemberut. Dia tidak lupa hari ini bagian dia yang beres-beres rumah.

"Daah biasa" balas Tiffany sambil mengelap pipinya yang di cium. Tapi hatinya meleleh saat di sebut cantik. Padahal Yuyu sendiri sepuluh kali lebih cantik darinya. Hari ini Yuyu mengepang rambut pinknya ke samping, dan menggunakan dress simple yang membuatnya seperti malaikat, sangat kontras dengan Jingga yang berjalan pelan di samping nya. Jingga menggunakan kemeja hitam dan celana jean warna biru, tapi entah kenapa aura yang di miliki jingga seolah keluar meskipun hanya menggunakan itu. Aahh, mereka berdua cantik dengan cara yang berbeda.

Sebelumnya Tiffani merasa paling cantik, tapi setelah bertemu dengan Yuyu dan Jingga, dia merasa bukan apa-apa. Menurutnya, tidak ada yang bisa menandingi Aura Jingga, dan kesempurnaan Yuyu.

"Tumben masak banyak, ada tamu? " Jingga membantu Arsya yang sedang menata piring berisikan goreng ayam dan beberapa makanan lainya yang telah selesai di masak Sonya.

"Hmmm, Mas Arkan mau sarapan di sini, Sonya sengaja masak untuk menebus kesalahannya kemarin" balas Arsya.

Tak lama kemudian Cantika yang telah selesai di bedak segera berlari ke arah pintu.

"Om Lion Man" seru Cantika.

Arkan langsung mengangkat Cantika ke pangkuaannya saat anak itu mengangkat tangannya. " Bunda, Momy, Om Lion datang" ucap anak itu saat Tata dan Sonya menyabut Arkan.

"Turun sayang, nanti Om nya berat, maaf ya Mas." Tata merasa bersalah dengan Arkan. Lalu mengambil cantika dari pangkuannya.

"Its okay... Lagi pula dia tidak berat sama sekali"

"Ayo Mas masuk ke dalam" ajak Sonya yang langsung di ikuti oleh Arkan.

"Aaah sepertinya enak, wanginya sampai kecium ke sini. " kata Arkan yang menghirup wangi aroma makanan.

"Hehe... Ngomong -ngomong mas gak masalah kan hanya dengan goreng ayam? Oh iya, saya juga bikin sambal dan lalapannya. Sebenernya Saya bingung mau masak apa, Mas suka sambal?" ucap Sonya khawatir.

"Tidak masalah , saya orang indonesia asli yang sangat suka sambal, jadi lidah saya cocok dengan segala jenis makanan, kecuali sayuran" ucap Arkan sambil menggoyangkan tangan Cantika yang ada di sampingnya.

Lalu tatapannya terpaku saat melihat Jingga yang entah kenapa cukup membuat perasaannya aneh saat melihatnya. Dia melihat Jingga tersenyum tipis saat mengobrol dengan 3 temannya. Ketika Arkan mendekat Jingga mengalihkan pandangannya sehingga tatapan mereka bertemu.

Arkan hanya bisa terpaku saat melihatnya, luka di sudut mata Jingga malah semakin memperkuat pesona dan tatapan wanita itu. Suara kursi terdorong menyadarkan Arkan dari keterpakuannya.

"Silahkan Mas, mungkin hanya sedikit. Tapi insya allah enak kok hehe" ucap Tiffany sambil memberikan sebuah piring kepadanya. Oh iya, ngomong-ngomong hanya Tiffany dan Arsya yang ber agama islam di sini.

"Ji... Sori nasinya ambilin dong " suruh Tiffany pada Jingga. Mau tak mau Jingga pun mengisi piring Arkan. Lalu tersenyum sopan saat memberikan nasi tersebut. Arkan hanya berterima kasih pelan setelah menerimanya.

"Ngomong-ngomong Mas mau ngapin hari ini? " tanya Tiffany.

"Mungkin nanti siang saya mau ke lokasi Resort untuk melihat perkembangannya"

"Oooh... Terus nama Resortnya apa Mas?" Tambah Sonya.

"Aah iya, aku mau tanya itu dari kemarin" Tambah Tata

"Rencananya akan saya kasih nama Irisica's Resort" terang Arkan.

Seketika Jingga menghentikan kunyahanya, tubuhnya sedikit menegang. Tapi dengan cepat, ia kembali bersikap tenang.

"Nama yang bagus" ucapnya.

Arkan pun tersenyum, ia tak menyangka setelah menyebutkan nama itu Jingga akan berbicara. Sekarang Arkan mengeri, dia harus memancing wanita itu agar bisa berkomunikasi dengannya.

"Nama yang tidak biasa, apakah nama seseorang atau hanya asal cari saja?" Yuyu yang dari tadi hanya diam dan sesekali bercanda dengan Cantika tiba-tiba tertarik karena mendengar nama itu.

"Hanya tidak sengaja menemukan nama itu, lalu tertarik menggunakanya." jelas Arkan.

Yuyu hanya ber oh ria sambil melirik sinis pada Jingga seolah berkata "kebetulan?" , tapi hanya di tanggapi tatapan datar oleh Jingga.

Sebenarnya Yuyu tau sesuatu tentang nama itu. Hanya saja dia bersikap biasa, dan berdoa nama itu hanya kebetulan mirip dengan nama yang ada di pikirannya .

Obrolanpun terus berjalan sampai mereka selesai makan, lalu sedikit berbincang bincang di belakang rumah. Tata lah yang merekomendasikannya, selain terdapat gazebo, pemandangan di sana sangat indah kerana terdapat kolam ikan yang lumayan besar, dan pohon pohon pinus yang menyejukan mata.

Yuyu yang sebelumnya pasif, kini aktif ikut dalam obrolan tersebut. Jingga haya sesekali menjawab pertanyaan yang terlontar dari Arkan tentang pembuatan rumah yang indah ini.

Waktu menunjukan jam 8 pagi Andi, Romi, serta pegawai yang lainnya datang, lalu di sambut oleh cantika. Saat merasa ia mengganggu ke enam wanita itu bekerja, dia pun pamit kembali ke villanya.

Sampai di ruangan tamu dia pun menyulut rokok dan menyenderkan kepala, "tidak buruk juga bertetangga dengan mereka" pikirnya. Dia juga berhasil memancing ingatan Jingga.

Aahh, tentang wanita itu ada yang aneh, cara jalan Jingga yang sedikit terpincang-pincang dan selalu memakai kaos kaki, sangat mengganggu menurutnya. Apakah ada hal lain yang di lewatkannya 16 tahun lalu? Atau memang karena cuaca dingin di daerah ini? Arkan malah semakin pusing memikirkannya.

Arkan berjalan ke kamar mandi. Saat air menyiramnya dia pun merasa segar dan menengadahkan kepalanya, sambil mengenakan sabun pada tubuhnya dia beralih ke arah cermin, di lihatnya seorang pria berambut gondrong acak acakan, dengan kumis tebal serta jenggot yang menutupi seluruh lehernya.

Tiba-tiba Arkan tersenyum, dia mendapat ide agar dapat mengejutkan Jingga. Sehingga wanita itu tak dapat tidur setelah sadar siapa dia sebenarnya.


MOHON KRITIK DAN SARANNYA....

The Good, The Bad, & The CrypsyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang