Part 7: Kenyataan Yang Bukan Kenyataan

31 11 1
                                    



Arkan membuka pintu saat bel villanya berbunyi, Jingga berbalik dan langsung bertatapan dengannya.

"Masuk " ucapnya. Jingga di bawa ke ruangan kerja milik Arkan, dia di persilahkan duduk di sebuah soffa yang cukup minimalis. Sudah seminggu ini Arkan membenahi salah satu kamar di villanya agar di rubah menjadi ruang kerja.

"Wine?" tanya Arkan sambil memegang sebotol wine di tangan kiri dan sepasang gelas di tangan kanan. Jingga hanya menggeleng , dia sangat lemah dengan minuman seperti itu, bahkan akan langsung tepar hanya karena dua gelas Wine.

"Kau belum benar-benar dewasa ternyata" Kekeh Arkan untuk mencairkan suasana, entah kenapa dari pertama memasuki rumah arkan Jingga hanya diam tanpa menunjukan ekspresi apapun. Wanita itu hanya berjalan di belakangnya dengan sedikit terpincang-pincang.

"Jadi kau tinggal di rumah itu selama ini...?" tanya Arkan

"Hhmm,,, hanya lima tahun terakhir ini" Jingga duduk dengan tenang di depan Arkan.

"Lima tahun?... lalu kemana kau sebelumnya, ? aku mecarimu kemana-mana, tapi tidak seorangpun yang memberitahu keberadaanmu" Arkan duduk sambil menahan semua gejolak emosi yang selama ini di pendamnya.

"Kak... Mas Arkan mencariku?" bingung Jingga. .

"Tentu saja aku mencarimu, kau pikir setelah malam itu akan selesai semuanya? bahkan keluarga Jesy ikut menghilang entah kemana" .

"Sekarang katakan, apa yang sebenarnya terjadi saat jesica meninggal. Polisi mengatakan itu pemerkosaan, tapi aku tidak mengerti. Apa yang terjadi malam itu Irish? semua orang menyembunyikan kronologisnya, termasuk keluarga Jesy"

Jingga menatap mata Arkan, sudah lama dia tidak di panggil dengan nama itu. Perasaan hangat menghampirinya, tapi kemudian dia menepis rasa hangat itu. Jingga harus menceritakannya agar laki-laki ini bisa hidup dengan tenang dan tidak mencari-carinya lagi.

"Hari itu...."

Flashback

Seorang anak kecil dan seorang wanita dewasa sedang berjalan di sebuah taman anak-anak,

"Nah sekarang Non mau main apa, di sini banyak anak-anak seumuran Non Irish lho... Jadi Non tidak sendirian lagi." ucap wanita itu yang tak lain adalah pengasuh dari keluarga Tanuraja. Dia merasa kasihan dengan majikan kecilnya yang pendiam ini, kakak laki laki dan saudara kembarnya selalu menjauhi anak ini.

Anak ini bernama Tertra Irish Jingga, anak ketiga dari keluarganya, kakak pertamanya berbeda 5 tahun dengannya bernama Langit Tanuraja, dan kakak kembar nya yang berbeda 6 menit bernama Tetra Mentari Senja. Keluarga itu tadinya sangat rukun dan bahagia, tapi tepat saat jingga berumur 9 tahun dia melihat ayahnya sering menyentuh dan bercumbu dengan pembantunya di kamar kerja ayahnya atau di dapur jika tidak ada mamanya, hal ini tidak hanya sekali, tetapi berkali-kali sejak dirinya berumur 7 tahun.

Irish kecil belum mengerti kenapa ayahnya sering berciuman dengan pembantunya sendiri, maka dari itu dia bertanya pada kakaknya, tapi kakaknya malah menyuruh diam saja dan tidak boleh memberitahukan hal itu pada orang lain apalagi mama nya. Irish hanya menuruti perintah sang kakak, karena takut dimarahi olehnya.

Hari-hari Irish berjalan seperi anak pada usianya, Jingga anak ceria dan semangat sama persis seperti Mentari sang kakak kembarnya, hari ini masuk tahun ajaran baru Irish dan Mentari telah memasuki kelas 4 sekolah dasar, mereka berdua datang pagi-pagi sekali untuk memilih bangkku.

Saat di memasuki kelas ada seorang anak yang memanggilnya.

"Iris...Tari sini" teriak anak itu. Dia adalah Arunika (Yuyu), sahabat terdekat Irish dan Mentari.. Mereka bertiga selalu bersama dari bayi sampai sekarang.

The Good, The Bad, & The CrypsyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang