Part 17 : Rencana

27 10 0
                                    



Keesokan harinya Jingga memilih diam di rumah untuk istirahat, sementara yang lain bekerja seperti biasanya di Studio. Untuk mengisi waktu dia membuka laptop miliknya dan mengerjakan 3D interior sebuah rumah kliennya sambil bersandar di kasur, sesekali Jingga meminum kopi hitamnya dan memijat-mijat kepalanya jika sudah pusing melihat layar komputer.

Waktu menunjukan jam 4, Jingga memilih berhenti bekerja dan mulai memasakan sesuatu untuk para sahabatnya. Sesekali mereka bergantian memasak jika Sonya sedang malas atau yang lainnya sedang mood memasak.

Seperti hari ini kebetulan Jingga ingin membuatkan makan sederhana, ia memasak ayam goreng dan sambal ijo andalannya, sesekali ia meringis menahan sakit saat mengulek sambalnya, tapi seseorang menahan tangannya dan mengambil alih mutu batu yang di pegangnya.

"Biar aku yang lanjutin Jii, kamu duduk aja" ujar Yuyu yang telah kembali dari studio. Jingga akhirnya memilih duduk, dan memperhatikan Yuyu sambil menyangga dagunya dengan sebelah tangan, dan mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya.

Dia sedang berpikir cara agar Yuyu dan yang lain bisa terbebas dari ancaman Jonathan, apa lagi Cantika yang sudah di anggap anaknya sendiri. Haruskan mereka pindah dari sini? Bagaimana jika ia tidak ada dan ternyata teman-temannya itu sedang dalam bahaya? Disini cukup jauh dari rumah tetangga, butuh beberapa menit untuk menemukan pemukiman warga.

"Yu,,, haruskah kita pindah?" tanya Jingga tanpa menghentikan tangannya yang masih mengetuk meja.

"Haah?" Yuyu berbalik sambil membuka dua kancing kemejanya hingga memperlihatkan belahan payudaranya.

"Yaah...kita pindah dari sini, bagaimana menurutmu?"

"Tunggu,,,tunggu,,, kenapa tiba-tiba?" Yuyu menyimpan sambalnya di meja makan. Lalu duduk di atas meja bar, tepat di samping Jingga.

"Di sini sudah tidak aman Yu, aku takut kalian ikut terluka kayak dulu. Apalagi kita jauh dari tetangga, kemana kita bisa cari bantuan kalau begitu?" Jingga menangahkan kepalanya ke arah Yuyu.

"Entahlah,,, aku sudah betah tinggal disini. Disini sangat tenang dan nyaman, tidak bising, macet dan tentu saja aku tidak yakin akan menemukan tempat yang cocok buat aku, kamu tau sendiri aku gimana" Yuyu mengusap-ngusap poni Jingga. Ia sangat susah beradaptasi dengan tempat dan orang baru. Dan jika merka pindah ke tempat yang lebih ramai, dijamin Yuyu tidak akan keluar dari rumah tanpa Jingga di sisinya.

"Kita pindah ke Oase yang ada dibandung, kamu sudah kenal semua pegawai disana, setidaknya kita bisa aman di sana"

"Kamu yakin kita kesana? Kamu Tidak ingat Cantika hampir terpanggang di Oase Jakarta?" Yuyu menghentikan usapannya. Ia teringat kebakaran yang terjadi beberapa tahun lalu saat Cantika baru berumur beberapa bulan.

Oase adalah sebuah Restoran yang cukup besar berlantai tiga di Jakarta, di mana mereka dulu tinggal disana sebelum pindah ke Subang. Lantai satu terlihat seperti Restoran biasa bertema florest, di lantai dua mereka pakai sebagai studio Renora setelah Jingga lulus dari kuliah, sedangkan lantai tiga mereka gunakan untuk tempat tinggal. Tapi sayang, Jonathan merusaknya dan membakar habis Oase sehingga Jingga dan yang lain cukup kesusahan dulu, untunglah mereka tidak menyerah dan tetap melanjutkan Tim Renora yang dulu masih kecil ke Subang.

Secara perlahan Renora semakin dikenal dengan keapikan kinerja mereka, sehingga membuat nama Renora menjadi cukup besar seperti sekarang. Jinggapun kembali membangun Oase yang baru di daerah Bandung dan kembali mempekerjakan beberapa pegawai-pegawainya yang dulu. Untungnya saat terjadi kebakaran tidak ada korban selain Cantika yang ternyata dulu tertinggal di kamarnya saat bersama Jingga.

The Good, The Bad, & The CrypsyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang