Part 41 : Memancing

7 2 1
                                    


Hari ke Empat di pantai kubu.

“Kenapa mereka gak bisa di hubungin ya?” ucap Tata yang berjalan di sampingnya, Jingga mencoba menelfon nomor semua teman juga. Saat panggilan yang kesekian kali akhirnya Tiffany mengangkat telfonnya.

“Halo Jii?,,,, sory sory, kita lagi sibuk tadi." Jawab Tiffany di sebrang telefon.

“Sibuk apa? Kenapa dari tadi tidak angkat telfon?” tanya Jingga. Lalu seperti biasa, mereka bertanya ini itu pada Tiffany.

Arkan ikut mendengarkan percakapan antara Jingga, Tata dan semua temannya. Sekarang mereka selesai bekerja, setelah pembicaraan kemarin untungnya Jingga bersikap biasa, atau lebih tepatnya bersikap seperti tidak terjadi apa-apa kemarin.

Hari ini dia mengajak Irwan, Tata, dan Jingga pergi memancing. Tentu tidak mudah untuk mengajak Jingga keluar, tapi untungnya Irwan dan Tata memaksa Jingga agar ikut bersama mereka.

Rencananya Arkan membawa mereka ke pondok yang menjorok ke laut. Di sana ada beberapa pengunjung yang memancing, ia dapat melihatnya dari sini.

Setelah Jingga dan Tata selesai mengobrol, Arkan mengajukan agar mereka memakai sepeda saja untuk pergi kesana, ia ingat perkataan Jingga tentang kakiknya yang mudah kesakitan.

“Benar, sebaiknya pakai sepeda.” ujar Tata setuju. Ia menyerahkan sepeda yang biasa di pakai Jingga pada Arkan.

Arkan tersenyum dan segera menaikinya, “ Ayo…” menatap dan mengajak Jingga.

“Ayo…ehehehe” tiba-tiba Tata sudah duduk di belakang Arkan dan memegang kedua sisi baju laki-laki itu. Ia tersenyum lebar pada Arkan yang cukup kaget karenanya.

Jingga tersenyum tipis dan duduk di belakang Irwan, ia bertugas membawa pancingan di kedua tangannya.

“Go..go..go..goooo” teriak Tata riang. dia memegang pancingan miliknya dan milik Arkan dengan erat, lalu mengeluarkan hp dan memfoto Irwan dan Jingga.

“Jingga…”

Klik

Jingga hanya menatap sahabatnya itu dengan polos, Tata kembali memfoto Jingga dan segera mengirimnya ke group chat mereka berenam.

“kangeeeeeeeeeen” balas semua temannya yang ada di Bandung. Yuyu menambahkan emoticon hati yang cukup banyak, Membuat Tata langsung menutup grup chat tanpa membalas mereka.

“Ember buat ikannya sudah dibawakan?” Tanya Arkan pada Tata. Tata menjawab sambil menunjuk ke belakang sepedanya “Sudah, ada di belakang."

Tidak lama kemudian mereka sampai di Pondok yang mereka tuju. Arkan dan Irwan segera merakit alat pancing lalu memberikannya kepada Tata dan Jingga.

Arkan dan Irwan duduk di paling samping, sedangkan para perempuan berada di tengah mereka. Tata paling bersemangat di sini, setelah beberapa lama menunggu ikan memakan pancingannya, ibu satu anak itu sangat kegirangan karena mendapatkan ikan pertamanya.

Tapi wanita itu kaget saat Arkan menyuruhnya untuk melepaskan kembali tangkapan ikannya,

“lalu untuk apa kita capek dan panas-panasan kayak gini kalo ikannya di lepas lagi Maaas? Terus ember ini buat apa? Usaha kita ini untuk apaaaa?” protes Tata. Ini pengalaman pertamanya dalam memancing di laut, tentu wanita itu tidak mengerti tentang aturannya.

Akhirnya Jingga menjelaskan dengan sabar.
Tak lama kemudian pancingan Arkan pun bergoyang, Tata dan Irwan ikut antusias melihatnya, dua ikan yang cukup besar telah mereka dapatkan, walaupun Arkan kembali mereleasenya.

Mereka terus mengobrol sambil menunggu ikan selanjutnya. Tata sibuk bertanya ini itu pada Irwan dan Jingga.

“Pernah memancing sebelumnya?” Tanya Arkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Good, The Bad, & The CrypsyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang