Part 13 : Something About Jingga and Sonya 2

33 9 0
                                    

"Still Fashback"

Ke esokan harinya Sonya terbangun di sebuah kamar, saat melihat sekeliling dia sadar ini bukan kamarnya yang biasanya berantakan. Kamar ini rapih, walau tidak besar, kamar ini terlihat nyaman dan hangat, mungkin karena dekorasi yang minimalis, serta tembok dan lantainya bercorak kayu membuat kamar ini terlihat simple dan segar.

Dia mencoba bangun sambil mengerang merasakan sakit di punggung dan wajahnya, lalu berjalan pelan ke sekeliling kamar, saat memegang pintu keluar seseorang terlebih dahulu membukanya memaksa Sonya mundur beberapa langkah, wajah orang yang menyelamatkannya muncul bersama seseorang yang membawa makanan.

"Simpan di sana Des," Jingga menunjuk meja di samping ranjang yang sonya tiduri tadi.

Setelah orang yang di panggil "Des" itu keluar, Jingga menatap Sonya. Yang di tatap hanya nyengir menunjukan sederet giginya.

"Pagi..." sapa Sonya.

Tanpa menjawab sapaan Sonya, Jingga duduk di kasur dan menaikan celana panjangnya, lalu memasang kaki palsunya di hadapan Sonya.

Sonya termenung melihat kaki wanita di hadapannya. Bukan kasihan, tapi kagumlah yang ia tunjukan di matanya. Sonya berpikir, bagaimana bisa wanita yang cacat dan mungil seperti Jingga bisa mengalahkan ke tujuh preman itu hanya dengan beberapan pukulan saja?.

Sonya ingat saat ia masih SMA, tinggi Jingga saat itu hanya di bawah bahunya, tubuh wanita itu termasuk kategori kecil dan mungil , dan sepertinya sekarangpun Jingga hanya tumbuh beberapa centi dari saat SMA. Dengan tubuh mungil seperti itu anehnya Jingga dapat menolong Sonya saat tawuran dulu.

"Makanlah, setelah itu pulang ke rumahmu, seseorang akan mengantarmu kesana" ucap Jingga yang telah selesai memasang kaki palsunya.

"Bisakan gue nginap beberapa hari dulu di sini, badan gue masih sakit" Sonya kembali tidur di kasur dan mengerang kecil.

"tidak bisa" Tolak Jingga.

"Aargh,,, pelit amat sih loe. lagian tuh ya, gue masih kaget dan trauma gara-gara hampir di perko..."

"Maka dari itu, berhentilah membahayakan dirimu sendiri" potong jingga dengan tegas "Saya tidak mau tau, setelah saya pulang kuliah, kamu harus pulang ke kosan mu sendiri" potong Jingga yang berdiri dan keluar dari kamarnya.

Selepas Jingga pergi, Sonya keluar kamar mengabaikan makannya yang mulai mendingin, dia sedikit kaget karena suara bising orang-orang di bawahnya.

Ternyata di lantai satu rumah ini adalah sebuah restoran, atau sebuah restoran yang merangkap sebagai rumah?, dia sedikit bingung dan menatap sekelilingnya dan memegang pagar pembatas lalu menatap kebawah, di sana beberapa pelayan sibuk melayani pembeli yang sarapan disana, pemandangan di bawahnya sedikit unik, restoran itu penuh dengan tanaman menjalar dan pohon-pohon yang lumayan tinggi tapi masih cukup dan sesuai dengan ruangan yang ada, sepertinya restoran ini bertema hutan hujan. Di tempat Sonya berdiri orang-orang dibawahnya tidak akan melihatnya karena ia berada di lantai Tiga.

Seseorang menepuk pundaknya, "Kakak temannya Kak Jingga?" ucap wanita yang mengantarkan makan untuknya tadi.

"Iya, gue lagi liat-liat ke bawah sana, unik juga restorannya" gadis itu tertawa kecil mendengarnya.

"He'em, Kak Jingga cukup pintar menentukan tema restorannya sendiri, orang-orang langsung adem setelah melihatnya, berbeda dengan kondisi di luar sana yang panas dan macet."

"Ini restoran Jingga? Waaah keren juga itu anak" dia kembali menatap ke bawah dan membaca sebuah tulisan "Oase Cafe" di sebuah bongkahan kayu yang menggantung cukup besar di pintu keluar-masuk kafe ini. "Cocok" pikir sonya.

The Good, The Bad, & The CrypsyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang