Part 29: The Real Arunika

41 9 0
                                    

"Itu Apa?....Apa Itu Tadi?" Wendy mengguncang-guncangkan lengan Rani setelah mereka turun dari mobil. Irwan Rio dan Irwan langsung pergi setelah mengantarkan mereka berdua.

Rani tertawa melihat tingkah laku windy "Kenapa? Kamu baru lihat dua wanita dewasa berciuman?".

"Eeeh? Apa maksudnya? Apaan yang tadi itu? Kenapa mereka ber...aaargh." Windy menggaruk-garuk kepalanya tidak jelas.

"hahaha... itu juga ekspresi aku saat pertama kali melihat mereka berciuman dan bermesraan" Rani menyapukan tangannya ke wajah Windy yang terlihat konyol.

"Mereka sering begitu?" Windy masuk kedalam rumah kossan Rani dan membuka sepatunya.

"He.em... Mbak Yuyu suka gitu kalau Mbak Jingga keras kepala, atau keinginannya tidak di penuhi ama Bos kita itu, makanya jangan kaget nanti kalau liat yang kayak tadi." Rani tertawa sesaat "Yaah meskipun udah melihatnya berkali-kali, aku juga tetep kaget sih ngeliatnya" tambahnya sambil membuka gaun yang terasa tidak nyaman di tubuhnya, ia menunjukan punggungnya agar Windy membantu membukakan resleting gaunnya.

"Jadi mereka pacaran?"

"Ehhm... gimana ya? Aku gak yakin. Mungkin mereka pacaran, munggkin juga enggak? hahahaha" jawab Rani ragu. "selama lima tahun, aku gak pernah liat mereka terpisah atau pun membawa pasangan masing-masing. Aku dan yang lain pun gak enak mau nanya sama ke empat sahabat mereka"

"Ooooh" Wendy mengangguk-anggukan kepalanya. Rani langsung berjalan ke arah kamar mandi setelah gaunnya terlepas dari badan, menyisakan celana pendek dan tanktop yang masih terpasang di badan.

"Kamu ilfil setelah melihat mereka?" teriak Rani dari dalam kamar mandi yang sepenuhnya tidak tertutup.

"Ehhhm... sedikit?" Wendy mencari-cari HPnya dari dalam dompet.

"Gak apa-apa, kamu akan terbiasa nanti"

Windy membalas dengan gumaman, ia sibuk mengetik sesuatu di handphonenya.

***

Yuyu terbangun dari tidurnya, ia melirik ke kanan kiri. Hitam, semuanya serba hitam.

Setelah beberapa lama kemudian Yuyu pun sadar, ia tidak benar-benar terbangun dari tidurnya.

Tawa keras keluar dari mulutnya,

"Arunika?" Yuyu masih tertawa saat mencari-cari seseorang yang mirip dengannya di ruang hitam itu.

"Kau tidak basa keluar begitu saja" tawa Yuyu kini terdengar menyeramkan.

"Kau tidak bisa keluar tanpa ijinku." ia benar-benar marah saat ini.

"Sekarang tubuh ini adalah tubuhku..." Yuyu tetap bermonolog sendiri tanpa ada yang menjawab.

"TUBUH INI MILIKU" teriak yuyu.

"ARUNIKAAAA"

***

Arunika terbangun dari tidurnya, badannya terasa pegal-pegal. Ia melirik handycam yang semalam di lihatnya, lalu mengusap-usap kepala Jingga yang masih terlelap di sampingnya. Runi memijat Kepalanya yang sedikit terasa sakit, ia merasakan pemberontakan alter egonya di dalam dirinya sandiri.

Setelah menenangkan dirinya runi keluar kamar, lalu berjalan ke arah tangga.

"Mommy...?"

Langkah Runi terhenti saat suara anak kecil memanggilnya, saat ia berbalik seorang anak kecil sedang berjalan ke arahnya dengan mengucek-ngucek kedua mata dengan tangan, terlihat sekali anak itu baru bangun tidur.

The Good, The Bad, & The CrypsyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang