Halooo readers~~
Gimana kabarnya? Semoga sehat2 aja yaa.
Maaf telat 1 hari (lagi) up nya. Thor lagi ada urusan kemarin hehee. Btw, thanks utk 1k nyaaa *party* *party* semua ini karena readers tercinta. Pdhal minggu ini thor lgi bete bgt 'cuz nilai yg ngga bgt :( Thanks udah menghidupkan lapak ini dan menjadi penyemangat thor. Let's bring it to 2k, shall we? :)
Also you can reach me nisaprimadiaty on instagram. DM me and we'll talk later~~
Jangan lupa share, vote, dan komen yaaa.
Thank you and I love you :3
{WARNING! TYPO DETECTED]
Alice turun bersama Nyonya Filtz. Dia berjalan sepanjang pekarangan kastil, dengan pakaian serba hitam, topi hitam berbulu, serta sarung tangan dan sepatu hitam. Nyonya Filtz memberikan sarung tangan sesiku, guna menutup luka di lengan Alice.Kastil dipenuhi orang-orang yang tidak Alice kenal. Semuanya memakai pakaian berwarna hitam, abu-abu, dan beberapa orang memakai pakaian putih. Beberapa dari mereka membawa tas tangan, kipas, dan payung. Wajah-wajah mereka terlihat sangat suram, dan Alice bisa mendengar suara tangis dari sana sini.
"Siapa orang-orang ini, Nyonya Filtz?" tanya Alice.
"Mereka keluarga para pejuang yang gugur," jawab Nyonya Filtz, suaranya bergetar. "Ini bukan pertama kalinya Cranburries sesuram ini, tapi tetap saja. Ini pukulan yang berat bagi His Grace."
"Apa hal yang lebih buruk pernah terjadi?"
"Saya ingat, hari suram itu. Kejadiannya bertahun-tahun yang lalu. Waktu itu, His Grace Duke of Cranburries terdahulu wafat. Beliau kalah ketika perang dengan Northernland. Saya ingat, His Grace masih berusia 15 tahun waktu itu."
Alice meringis pelan. "Karena itu Cranburries dan Norhernland tidak pernah berteman," katanya, asal. "Dan setelah itu, Paul membunuh kakekku. Dan aku yakin, kau merasa sangat kesal karena harus melayaniku sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Covetous, Prejudice, and Revenge [✔- SUDAH TERBIT]
أدب تاريخيKetika hati Lady Alice Buckley diliputi keserakahan, prasangka, dan dendam. Rank #4 in Historical Fiction (23 Juni 2018)