1

12.2K 498 5
                                    

1

Bunga tengah memperhatikan layar ponselnya yang menampilkan sosok lelaki paruh baya tersenyum kearahnya dan di sampingnya tengah memeluk 2 orang wanita kesayangan nya, gambar itu adalah ayahnya yang beberapa bulan lalu telah pergi meninggalkan bunga karena sakit jantung yang sudah lama diderita sang ayah.

Ayah bunga pun tak hanya meninggalkan kenangan manis untuk keluarga namun juga meninggalkan tanggung jawab besar untuk nya, karena selain harus menjaga dan mengayomi sang ibunda namun juga cafe green leaf yang sekarang harus dia tangani langsung, tak hanya itu cafe ini pun sudah memasuki masa krisisnya karena ditinggalkan lama oleh sang pemilik, ibunya atas persetujuan nya juga menjadikan cafe ini sebagai barang jaminan dalam pinjaman uang kepada rentenir karena ayahnya yang memerlukan biaya besar untuk operasi waktu itu tanpa sepengetahuan ayahnya.

Kini bunga harus berfikir keras mengembalikan cafe green leaf peninggalan ayah tercinta nya pada masa jayanya lagi, ini adalah salah satu wasiat ayahnya selain untuk menjaga sang ibu pastinya adalah menjaga cafe ini, tapi bagaimana caranya ? rentenir itu terus memborbardirnya untuk pelunasan hutang yang masih belom sepenuhnya selesai.
Bahkan bunga pun harus merelakan profesi nya sebagai bidan yang dia geluti selama ini berhenti dan hanya fokus pada cafe green leaf.

"Huffftttt.... Seandainya daun singkong bisa gue sulap jadi duwit... Bakalan kaya menda auw....." Bunga mengusap kepalanya yang tiba-tiba di jitak mesra oleh seseorang dibelakang nya.

"Kalau ngayal yang logis dikit..." Suara pria yang sangat ia kenal terdengar.

"Lah? Suka-suka gue... Ngayal mah gak ada SOP nya kelues.." bunga menjulurkan lidah pada pria tampan yang tertawa mendengar jawabannya.

" Iye ah,.. semerdeka lo aja, ah ya... Mau gue buatin minum?" Tanya pria itu yang tak lain adalah danang, chef di caf bunga yang telah duduk dihadapannya.

"Boleh,... caramel macchiato aja deh lagi pengen manis-manis gue.. tapi tetep bikin melek." Bunga meringis lebar.

"Uhumm?? Mau tahu gak yang bikin melek selain macchiato?" Ujar danang melontarkan pertanyaan dengan menunjukan wajah serius.

"Apa?" Bunga sedikit penasaran dengan perkataan sahabatnya ini.

"Guyur kepala lo pakai air es sember" ucap pria itu lalu tertawa menampilkan mata ssipitnya, membuat bunga berdesis sebal.

'Duh walaupun ngakak lebar tetep aja ganteng ni orang'

" gak usah ngelucu,.... buruan buatin". Sungut bunga pura-pura tak terpengaruh guyonan garing sahabatnya ini, padahal ia berusaha keras menahan senyum.

"Siap boss..." Ujar danang yang memberikan hormat bendera kepada bunga dan berdiri akan beranjak dari hadapan bunga sebelum kegiatan mereka terinterupsi dengan suara bel tanda pelanggan datang.

"Mampus... Udah dateng aja tu orang..." desis bunga,

bunga memperhatikan lelaki berkumis tipis dengan kacamata bulat besar membingkai wajahnya rambut klimis karena ulah pomade, dan celana dengan suspender tengah celingukan mencari seseorang, sampai pandangan nya terarah kepada bubga dan dengan gugup, pandangan menunduk ia berjalan menghampiri bunga.

Mungkin tidak ada yang salah dengan penampilan pria tersebut namun bagi bunga semua itu menggelikan jika dipakai oleh orang yang kurang tepat, bunga meringis menggaruk alisnya yang tiba-tiba gatal.

"Siapa?.. wait, jangan bilang emak lo masih giat banget nyomblangin lo?" Ucap danang saat mendengar desisan bunga, dan perhatian nya fokus kepada pria yang menuju arah mereka.

"Sstttt..... danang please help me, yang kayak biasanya ya?" Bunga mengedip-ngedipkan matanya

"Iye.. apapun buat lo, princes" sambil mengedipkan sebelah matanya.
"tapi seiruusan deh mendingan gue kemana-mana, kenape mak lo kagak jodohin kita aja ya?" Bunga melotot dan menginjak kaki danang dan menyuruh nya pergi, pria itu pun meringis dan melangkah melakukan tugas rutinnya jika sang bos sekaligus sahabat nya itu mengalami hal serupa.

BUNGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang