5a

6.5K 383 4
                                    

Bunga masih mencoba mewaraskan dirinya saat ini karena detak jantung nya yang menggila tanpa sebab, tangannya yang digenggam oleh orang asing itu bukannya melonggar tapi malah semakin digenggam erat, pria itu menoleh ke arah bunga sebentar menunjukkan senyum miringnya, reflek bunga memalingkan wajahnya dari raja, kakinya berhenti di sebuah ruangan hotel mewah yang belom pernah dia datangi sebelumnya.

terdapat banyak meja bundar tertata rapi, yang telah terisi penuh oleh peserta yang sebagian besar adalah kaum pebisnis terlihat tampilan mereka yang mewah membuatnya melirik bajunya sendiri dan sepertinya bunga salah kostum, dia datang dengan terburu-buru tanpa memikirkan rencana sebelumnya hanya dengan celana jeans blouse putih dan flat shoes nya dia mendatangi hotel ini berharap dapat masuk dan mencegah makhluk tampan disampingnya itu untuk memenangkan pelelangan atas cafenya, bodoh memang, tapi apa yang bisa bunga lakukan disaat uang pun tak punya, setidaknya ia sudah melakukan usaha terkahir sebelum cafenya jatuh ke tangan orang lain.

''udah deh ngapain gandengan sih kaya mau nyebrang jalan aja" bunga menghempaskan tangan mereka saat merasakan tangannya mulai mengeluarkan keringat dingin, sedangkan raja hanya mengedikkan bahunya acuh lalu berjalan kesebuah meja dengan papan display name bertuliskan namanya satu-satunya meja kosong disana.

Bunga celingukan mencari kursi kosong lain, mencoba menjauh dari raja dan sepertinya gagal satu-satunya meja kosong memang hanya meja raja, dia melirik pria didepannya ini masih tidak percaya, pria itu membantunya masuk ke acara ini dengan uang jaminan yang tidak sedikit pastinya dan jiwa kemanusiannya saat ini menolak untuk mengucapkan terimakasih.

bunga terlalu curiga pada manusia satu ini, rencana apa dibalik kebaikan nya itu, jangan salahkan bunga yang su'udzon tapi seakan hal yang terjadi sekarang adalah mustahil jika hanya karena kasihan.

"Sampai kapan kau akan berdiri disitu? Mau gantiin patung Pancoran?" Raja menoleh menaikkan sebelah alisnya, dagunya menunjuk ke arah kursi kosong disebelahnya mengisyaratkan bunga agar duduk disana.

Bunga berdecak lalu menghempaskan bokongnya dikursi kosong itu, raja menyembunyikan senyum gelinya.
Pembawa acara sudah berada didepan podium dan telah memulai acara pelelangan.

" so mr. Stranger bisa jelaskan kenapa kau mau membantu ku?" Lirik bunga sekilas kepada raja

" Don't know, ingin aja? Melihat mu berjongkok seperti kodok didepan hotel membuat mataku sakit menganggu pemandangan." Bunga kehabisan kata-kata rasanya ingin dia menguliti pria didepannya ini.

"Terserah". Dengus bunga " lagipula bukan aku yang rugi,... Dengan bantuanmu aku bisa memiliki cafeku lagi." Ucap bunga ketus, but how? Batinnya berteriak

"Oh really?" Raja menaikkan sebelah alisnya tersenyum meremehkan. "Well, hope you won it then". Bunga mencengkram kartu bertuliskan nomor urut untuk mengikuti penawaran pelelangan.

Bunga langsung bersiap kala pembawa acara sudah menyebutkan nama cafe dan alamat bangunan nya berada dan ketika penawaran mulai dibuka dengan harga awal sekitar 675 juta rupiah bunga menjadi ragu bagaimana caranya dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu nantinya.

Namun saat melihat ada yang mengacungkan papannya oleh orang yang berada di barisan terdepan membuatnya kembali semangat untuk apapun yang terjadi cafe itu adalah miliknya.

"680 juta" bunga mengangkat papannya dengan percaya diri.

" Baik nyonya dibelakang dengan nomor 49 menawar 680 ada yang mau menawar lebih tinggi?" Pembawa acara memulai aksinya dengan terus memberikan penawaran agar barang bisa laku terjual mahal.

"685..." Leher bunga sakit karena gerakan cepat dia menoleh kesamping nya, raja ikut menaikkan harga, sedangkan bunga menatap raja sengit lalu mencibir.

BUNGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang