7b

6.5K 336 9
                                    

bunga bersidekap melirik kemana saja asal tidak iris hitam raja yang saat ini menatapnya balik dengan tatapan yang entah tidak bisa bunga jabarkan.

"Ehemm"

Dia berdehem tenggorokan nya tiba-tiba gatal mencoba menghilangkan kegugupannya, dalam hati bunga merutuki kebodohan nya saat ini kenapa juga dia malah nyamperin sarang penyamun gini, ini sama saja seperti menyodorkan daging segar kepada singa yang kelaparan.

Niatnya kemari untuk meminta bantuan raja agar menghentikan berita miring tentangnya di infotainment atau setidaknya memberikan konfirmasi yang jelas kepada para wartawan, jadi menguap begitu saja saat mengingat kejadian tempo hari dikamar hotel ini tepat diatas kasur yang ia lihat saat ini, bunga merinding mengingat dia sudah memegang "the little raja" oh god walaupun itu tidak bisa dikatakan kecil,.. ok lupakan.

"Kamu gak mau masuk?" Raja bingung melihat bunga yang masih setia berdiri didepan pintu tanpa berniat beranjak sedikitpun, melihat bunga yang begitu mungil hanya sebatas bahunya membuat raja ingin mengangkat, memeluk bunga erat meniadakan jarak diantara mereka.

"Gak,... Bikin fitnah.... Nyari jarak aman dari lo minimal 10 meter,... Berduaan sama elo di dalam yang ada lo bakal terkam gue lagi." Raja memiringkan kepalanya menarik ujung bibirnya keatas.

"Kalau aku ada niat nerkam kamu...." Raja mendekat menggapai sulur rambut bunga yang terlepas dari cepolannya, memajukan wajahnya agar sejajar " udah dari kemarin pasti aku lakuin sweetheart.... Dan bikin kamu ngerang-ngerang dibawah aku" bunga memekik pelan kala raja menggigit bibirnya lalu menghisap perlahan dan melepaskannya, mengusap bibir manis bunga dengan jempolnya menahan gairah nya yang tiba-tiba muncul setelah mencecap manis bibir bunga.

"Sweet...." Bunga kesulitan bernafas... Dia sampai tidak mengerti raja mengatakan manis untuk dirinya atau bibirnya karena pria itu selalu memanggil nya seperti itu.

Raja menahan senyum gelinya melihat bunga seperti ikan yang tidak mendapatkan air, mulutnya membuka dan menutup berkali-kali ditambah rona merah diwajahnya... Sungguh manis.

dia tahu betul apa motif kedatangan gadis manisnya ini kemari, namun dia lebih memilih mengedikkan bahu pura-pura tidak tahu lalu mundur melangkah menuju kopernya mengemasi barang bawaannya selama dijakarta, sebelum gadis itu akan mengamuk setelah sadar dari keterpakuannya.

Tapi tidak seperti dugaan raja karena bunga kali ini lebih memilih mengusap-usap bibirnya kasar mencoba menghilangkan bekas sentuhan raja.

Bunga yang melirik sengit kegiatan yang tengah dilakukan manusia tampan dengan rahang sedikit tertutupi jambang baru yang minta dielus didepannya itu jadi sedikit penasaran, mau kemana kira-kira kerbau mesum satu ini.

"Kamu kesini Tante bolehin?" Ucap raja tanpa menoleh pada bunga dan tetap berkemas "Katanya kemaren kamu kudu dipingit, gak bolehin aku ketemu kamu dulu sampai acara akad, eh malah calon istriku yang nyamperin aku duluan jadi aku gak salah kan ya?"

Bunga jadi salah tingkah mendapat pertanyaan dari raja, mengusap pipinya mencoba menyembunyikan rona malu diwajahnya, bisa-bisa nya dia kabur dan berbohong pada mamanya kalau dia hanya ingin keluar sebentar untuk berbelanja, harusnya dia meminta raja yang menemuinya dan tidak perlu susah-susah kesini, tapi memang dasar bunga nomor telfon calon suaminya saja dia tidak tahu bagaimana mau menghubungi nya.

"Bo..boleh kok, yaudah gue mau balik aja deh".

"Eits.. tunggu dulu kenapa buru-buru, karena kamu udah disini anterin aku ke bandara aja ya?''

"Ngapain ke bandara? Lo mau kabur?" Tanpa sadar bunga memelotot dan berteriak " Atau.... lo mau bawa gue kabur?..." Entah mengapa bunga jadi sedikit panik seakan lupa bahwa sebelumnya saja pernikahan ini dia tolak dan hanya karena jeratan pria gila inilah dia menyetujui pernikahan aneh ini.

BUNGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang