15. Traumatic Memories

30 5 0
                                    

Mana mungkin orang sebaik dia tertarik sama pembunuh munafik sepertiku?

---------

Bunyi peluit terdengar pertanda kalau babak final akan segera dimulai. Karena tidak terlalu banyak tim yang terbentuk pihak panitia memutuskan menyelenggarakan pertandingan terakhir dihari yang sama.

Vio mengambil posisi dekat ring basket, sedangkan Fyna maju ke tengah lapangan bersamaan dengan Orias sebagai ketua dari masing-masing tim.

Fyna dan Orias mendengarkan sedikit instruksi dari wasit, Orias tampak menatap lekat kearah Fyna begitupun sebaliknya.

Entah kenapa tersirat rasa cemburu dalam hati Vio melihat Orias yang memberikan tatapan matanya pada perempuan lain selain dirinya.

Bola di lempar keatas dan Orias melompat merebut bola lalu maju menyerang, Dina mendekat berusaha mengambil bola dari tangan Orias, tapi Dina tidak cukup lihai untuk mengelabui Orias.

"Vio tanganmu berdarah!!" teriak Yerin,

Orias langsung kehilangan konsentrasinya pada permainan karena mengalihkan perhatiannya pada Vio, matanya dan mata Vio saling bertemu pandang.

Vio hanya diam, Orias memberikannya tatapan seakan bertanya tangan mana yang berdarah?! Saat sadar kalau kedua tangan Vio baik-baik saja.

Vio mengangkat bahu tidak tahu, kemudian menunjuk kearah ring tim Orias dengan dagunya.

Saat berbalik Orias mendapati Yerin yang telah mencetak satu poin. Orias berbalik dan menatap kesal kearah Vio dan hanya mendapat juluran lidah dari Vio.

"Vio tanganmu berdarah, tapi sayang gue bohong" ledek Yerin saat melewati Orias untuk kembali ke posisinya.

"Orias tangan gue berdarah lo cuekin aja, giliran tangan Vio berdarah konsentrasimu langsung buyar" protes Bastian.

"Kalau tangannya berdarah dia gak bisa nulis nanti" elak Orias mencari-cari alasan.

"Bilang aja sayang Ri" hardik Jean.

Peluit kembali dimulai, Orias segera mengambil bola dan kembali maju menyerang. Karena terbawa rasa ingin balas dendam Orias dengan cepat meninggalkan Dina dan Yerin di belakangnya.

Saat Orias melompat dengan maksud ingin melakukan shoot jauh, Fyna tiba-tiba melompat dan memukul bola, membuat bola yang sudah terlanjur lepas dari genggaman Orias melaju kencang kearah yang salah.

Orias dan Fyna terjatuh ketanah karena saling bertabrakan dan kehilangan keseimbangan,

"Vio!" pekik Yerin saat bola itu menghantam kaki kanan Violleta.

Suara rintihan dari Vio membuat semuanya panik. Kaki kanan Vio terkilir dan tidak bisa digerakkan, Orias segera bangkit tapi pekikan dari Yerin membuat memori yang paling ingin dilupakannya teringah kembali.

2 Tahun lalu....

Dua mobil bertabrakan di hadapan Orias, darah segar mengalir deras dari kepala seorang gadis yang terpental keluar dari mobil, ikut terbawa derasnya air hujan.

"Nona Vio!!!"

Seorang pria paruh baya yang terhimpit di kursi kemudi mobil meneriakan sebuah nama sebelum akhirnya meledak bersama mobil yang dinaikinya.

Orias tidak tahu harus berbuat apa, matanya melirik kearah sungai di bawah jembatan tempat dimana mobil yang dikendarai Audy ibunya serta Aries terpental.

Mobil itu tersangkut di bebatuan sungai dengan kondisi terbalik.

Hujan yang bergitu deras membuat matanya hanya bisa melihat sosok gadis yang terbaring di jalanan dengan darah yang memenuhi kepalanya.

Sweet Escape  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang