Sebelum lanjut, cuma mau kasih tahu kalau ada sedikit perubahan di chapter The Reason To Stay.... Perubahannya cuman Azzrine ngasih sebuah surat dari Vio ke Orias.
------------------------------------"Udah ganti baju sana!"
Aries segera berjalan keluar dari kamar Vio,
"iyaa iyaa bawel!"
Belum lama setelah Aries keluar, ada telepon masuk untuknya. Begitu melihat nama yang tertera disana Vio tersenyum senang, dia pikir orang itu takkan peduli kalau dia tidak masuk sekolah sehari saja.
"Halo?"
"Kenapa gak sekolah?"
"Ada urusan"
"Ke balkon, bulannya Bagus"
Vio menaruh foto yang sedari tadi masih di genggamnya, lalu berjalan menuju balkon. Dan seperti yang sang penelpon katakan, bulannya sangat Indah malam ini.
"Balik sini" Vio hanya menurut dan berbalik kearah gedung apartemen di sebelah gedung apartemennya. Disana terlihat Orias yang masih memakai baju kaos serta headband.
"Lo ngapain malam-malam pake headband?"
"Belum ganti baju abis dari pantai. Lo bisa ngeliat gue pake headband?"
"Ya iyalah"
"Kok bisa? Kita kan berjauhan"
Vio sedang menimbang-nimbang apa dia harus berkata jujur kalau dia punya penglihatan yang sangat baik atau harus menggoda Orias sekali-kali.
"Karena lo tambah ganteng kalau pake headband" Vio sendiri tidak percaya kalimat yang selama ini dia simpan akhirnya keluar dari mulutnya.
"Oooo sekarang udah pintar ngerayu ya? Kapan bisa manggil gue kakak?"
Vio memanyunkan bibirnya, dia tidak akan pernah memanggil Orias dengan embel-embel kakak.
"Gak akan pernah!"
"Kenapa cuma gue yang gak dipanggil kakak sih?"
"Gak cocok!"
Beberapa detik kemudian Vio teringat akan satu hal yang hampir saja dilupakannya,
"Tadi lo nolongin Yeye dipantai kan?"
"Yeye siapa? Emang gue tadi nolong anak-anak, gue ngasih jas gue ke dia karena bajunya sobek"
"Itu Yeye, nanti jasnya gue kembaliin disekolah"
"Jadi dia Yeye yang ngaku-ngaku jadi pacar lo?! Gue gak sempet liat mukanya"
"Gak perlu liat dasar pedo!"
Iya gak perlu, karena liatin kamu kayak gini sudah cukup buatku. Batin Orias,
"Gue bakal nungguin lo ingat" Orias menatap kertas pesan yang ia dapat dari Azzrine siang tadi,
"Ingat apaan??"
"Tentang janji yang belum lo tepatin ke gue" Orias terkekeh begitu mendengar suara bingung dari Vio.
"Janji apa?!"
"Cari tau aja sendiri"
"Dasar aneh!" umpat Vio dari seberang telepon.
Orias benar-benar tidak pernah bisa menebak jalan pikir Vio, bisa-bisanya gadis itu mengumpat padanya berkali-kali.
"Kita harus bimbingan besok! Olimpiade nya udah gak lama lagi"
"Oke!"
"Semangat amat, gue pikir lo bakal ngumpat lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Escape
Teen FictionKetika sebuah pelarian menjadi perjalanan cinta.... sampai kapan ini bisa bertahan?? -Sweet Escape-