16. She Is Aries ⭐

29 3 0
                                    

"Kak Orias! Ayo dong main sama-sama Aries! Masa baru duapuluh menit udah nyerah nyarinya?" protes gadis kecil dengan wajahnya yang memerah karena kesal.

"Aries kakak capek, kamu terlalu pintar sembunyi. Kakak gak tahu kamu dimana" elak kakaknya yang sudah cukup lelah setelah bermain petak umpet dengan adik kesayangannya itu.

"Aries cuman sembunyi di dalam rumah loh kak, gimana kalau Aries sembunyi di seluruh penjuru dunia? Emang kakak bakalan sanggup nyariin aku?"

Gadis kecil itu menunduk, membayangkan bagaimana jika kakaknya tidak akan pernah mencarinya jika menghilang karena berfikir kalau dia sedang bermain sembunyi-sembunyi?

"Hehe... Kamu sembunyi dimanapun pasti bakalan kakak cari kok. Liat aja permainan berikutnya kakak pasti bakalan menang"

"Ih, permainan selanjutnya kita lanjutin saat berlibur di Washington nanti ya!"
___________

Three days later
Washington DC...

"Kak aku sama mamah udah dekat, hujannya terlalu deras, kakak tunggu di halte bus dekat jembatan aja" suara Aries jadi terdengar mengecil karena derasnya suara hujan.

"Hey kak" panggil Aries tiba-tiba

"Ya? Kenapa?"

"Kakak harus janji ya, kalau Aries hilang kakak harus cari sampai dapat"

"Iya kakak janji, jadi cepat jemput kakak. Kakak punya hadiah buat kamu"

"Eoh, itu aku juga punya sesuatu untuk kakak!"

Orias tersenyum kecil, suara lembut dari Aries selalu membuatnya ingin tertawa. Adik kesayangannya itu selalu saja membuatnya bahagia setiap saat.

"Ah kak jangan lup---- MAH! AWAS!"

"Aries?!!"

Tut....

Tut....

Tut....

Sambungan teleponnya terputus, hal terakhir yang didengarnya hanya teriakan Aries dan..... Suara tabrakan yang keras.

Dia tidak bisa menghentikan dirinya untuk berlari kearah jembatan yang cukup besar disana. Jalanan yang sangat sepi membuatnya nekat berlari keluar trotoar.

Dia tidak terpikir sedikitpun bagaimana jika nantinya ada kendaraan yang melintas dan menabraknya? Apalagi hujan deras mengguyur di sepanjang mata memandang.

Langkahnya semakin ia percepat saat melihat sebuah mobil yang tengah terhenti di tengah jalan dengan kondisi hancur parah.

"Nona Vio!!" teriak seorang pria paruh baya yang tengah terhimpit di kursi kemudi sebelum akhirnya meledak bersama mobil yang ditumpanginya.

Badan Orias gemetar menahan takut begitu matanya menagkap sosok gadis misterius tengah terbaring di jalanan dengan darah yang mengalir deras dari kepalanya.

Mobil yang sangat dikenalinya, mobil yang ditumpangi Audy dan Aries terjatuh ke sungai dengan kondisi terbalik.

"Pembunuh!!" bukannya menolong, Orias malah membiarkan gadis asing itu terbaring disana.

"Pembunuh! Mati saja kau!" tubuhnya bergetar hebat, dirinya hanya terdiam disana menyaksikan detik-detik gadis tersebut kehilangan semakin banyak darah.

Malam itu....

Dia bisa saja menyelamatkan nyawa gadis tersebut, tapi dia tidak melakukannya. Dipikirannya hanya ada anggapan bahwa gadis itu pembunuh, penyebab kecelakaan itu terjadi.

Sweet Escape  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang