"Ini masih salah"
"Mau digimanain sih???"
Orias menghela nafasnya, dia benar-benar kerepotan saat Vio tidak bisa paham akan cara penyelesaian beberapa soal tertentu.
Akhirnya Orias harus menjelaskan lagi pada Vio dengan penuh kesabaran.
"Bulan depan olimpiade. Minggu depan seleksi, lo harus lebih rajin lagi belajarnya"
"Udah, tapi emang soalnya yang ngeselin"
"Pokoknya yang bakalan maju ke olimpiade harus kalian berdua!! Jangan sampai kalah sama Yerin dan Azzrine di seleksi nanti!!"
Vio menatap Orias dengan datar. Ia selalu bertanya-tanya kenapa Orias begitu keras kepala ingin agar dirinya dan Bastian bisa menjadi perwakilan sekolah untuk olimpiade bulan depan.
"Kalau gue jadi perwakilan, lo harus traktir gue makan di kantin selama setahun ya!!" perintah Vio dengan tegas.
"Ok" Vio tidak menyangka kalau Orias akan menjawabnya dengan santai seperti itu.
Yah kalaupun Orias tidak memaksa dia juga akan tetap berusaha keras menjadi perwakilan olimpiade bulan depan.
Karena itulah yang selama ini ia impikan.
Vio yang dulu selalu menjadi bayang-bayang kakaknya tidak memiliki kesempatan untuk jadi bintang.
Tapi sekarang dia ingin menjadi Bintang yang bersinar terang, keluar dari kegelapan.
Tanpa Vio sadari ia sudah larut dalam sedikit masa lalu yang tiba-tiba saja terbayang olehnya.
Orias yang sedari tadi melirik Vio dapat dengan jelas menangkap ekpresi sedih di wajah cantik itu.
"Gak usah dipikirin lagi, semua bakalan baik-baik aja sekarang"
Tangan Orias terangkat untuk menyentil pelan dahi Vio hingga membuat gadis itu meringis pelan.
"Sakit..... " gumam Vio,
"Jangan mikirn dia lagi, lo harus fokus belajar"
Vio mengendus pelan, "iya dasar cerewet!"
Entah apa lagi yang membuat Orias tiba-tiba menceramahinya, yang jelas berkat sentilan pelan dari Orias Vio tidak jadi larut dalam kesedihan lagi.
Tapi kabar buruknya, fokus Vio hanya bertahan semenit hingga akhirnya ia sadar ada yang janggal di perkataan Orias barusan.
Dia? Dia siapa?
"Eh tad----"
"Orias!!!"
Baru saja ingin bertanya, seseorang sudah mendahului Vio. Ketiganya berbalik dan mendapati Jean yang tengah melambaikan tangannya memanggil Orias.
"Gue pergi bentar, kalian lanjut lagi. Kalau udah bel terus belum balik, duluan aja"
-------
Yerin tidak memiliki kerjaan lain selain menatap Vio, Orias dan Bastian yang tengah belajar bersama di taman belakang dari kejauhan.
Akhir-akhir ini tidak terlalu banyak yang melakukan percobaan pembullyan terhadap Vio, jadi dia tidak punya banyak kerjaan.
Yerin hendak berbalik pergi tapi tidak sengaja menyenggol seseorang, ia mengenalinya, orang yang ia senggol tenyata salah satu komplotan Fyna.
"Maaf" ucap Yerin dengan malas.
Tapi gadis itu malah meminta pertanggungjawaban dari Yerin untuk hal yang belum tentu karena Yerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Escape
Teen FictionKetika sebuah pelarian menjadi perjalanan cinta.... sampai kapan ini bisa bertahan?? -Sweet Escape-