"Ri, menurut lo kita harus sampai kapan diam disini? Bukannya udah gue bilang kalau Aries gak ada disini?"
Pertanyaan itu terdengar dari mulut Jean, Orias tidak tahu harus menjawab apa, karena dia juga tidak tahu pasti sebenarnya mengapa dia tetap berdiam diri di kota Bekasi padahal sudah tahu kenyataan kalau adiknya tidak ada disini.
Orias meminum lemon tea miliknya dengan malas,
"Kita tunggu dulu" hanya itu yang keluar dari mulut Orias,
"Tunggu? Kita gak bakal bisa nemuin Aries kalau lo kayak gini" tambah Jean,
Sebenarnya lebih baik kalau kita pulang Orias, sampai kapan kau akan terus seperti ini? Aries sudah meninggal.... Dia tidak ada di dunia ini....
Andai Jean bisa menyampaikan isi hatinya saat ini pada Orias, ia yakin itu akan menjadi ucapan paling menyakitkan bagi Orias.
"Siapa yang sebenarnya yang lo cari Orias? Adik lo atau orang lain? Ini sudah tiga tahun sejak kita kesini"
"Bang, mam Ana nyariin" sela Bastian yang baru saja datang lalu segera menarik Jean pergi,
"Siapa sebenarnya yang lo cari Orias? Adik lo atau orang lain?"
"Suatu saat kita pasti bertemu lagi, di kota dimana sungai bagasasi mengalir...."
"Kakak harus janji ya, kalau Aries hilang kakak harus cari sampai dapat"
Pertanyaan Jean barusan bergema dalam pikiran Orias, saling bersahutan bersama dengan suara dua gadis berbeda yang terus mengingatkannya akan janji yang menjadi alasannya untuk tinggal.
Dimana kau sekarang? Ini sudah dua tahun sejak aku menyelamatkanmu di jembatan, dimana kau sekarang....
Orias mengacak-acak rambut bagian belakangnya dengan pelan, ia selalu saja melakukannya ketika sedang merasa tertekan.
"Lebih baik cari mood booster gue deh" Orias menghembuskan nafasnya sambil tersenyum diam-diam.
Dalam pikirannya kini hanya ada wajah Vio yang sedang marah ketika dia datang menghampirinya, wajah cemberut dan terpaksa Vio ketika ia memintanya pulang bersama, wajah datar Vio ketika ia kadang menjemputnya di loby apartemennya, dan wajah serius Vio ketika sedang bimbingan.
-------
"Sudah izinin gue di sekolah?"
Vio merapikan bajunya sekali lagi di depan loby sebelum masuk kedalam gedung besar dengan logo bertuliskan Letta's Group di halaman depan serta loby.
"Udah" jawab Azzrine dengan malas dari seberang telepon, terdengar helaan nafas yang berkali-kali dilakukan Azzrine.
"Ok, kalau gitu malam ini kayaknya gue bakal pulang telat yah... Suruh Aries untuk tidur cepat"
"Ok" dan telepon dimatikan, Vio menghembuskan nafasnya, ditatapnya sekali lagi pantulan dirinya di kaca pintu masuk gedung megah milik Letta's Group.
"Haaah... Gue gak percaya, harus bekerja sedikit ditengah-tengah waktu sekolah.... Padahal gue berencana bersembunyi dari lacakan RaInSoFt"
Vio masih setengah percaya dengan penampilannya dari pantulan kaca saat ini, benar-benar berbeda dari penampilan sehari-harinya yang biasa hanya memakai seragam dengan rambut tergerai.
Vio menutup setengah wajahnya sambil menggerutu pelan dalam hati,
Ini gila....
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Escape
Teen FictionKetika sebuah pelarian menjadi perjalanan cinta.... sampai kapan ini bisa bertahan?? -Sweet Escape-