"My night with you is the best night ever since 100th years in my life"-Edward***
Siang sudah hampir berlalu, jam di dinding kamar menunjukkan pukul 17.00. Terlihat gadis mungil yang masih mengenakan sepatu dan seragam sekolahnya tergeletak di atas tempat tidur, matanya yang masih terlihat sembab menandakan dia baru saja menangis seharian, tidurnya masih terlihat pulas. Tiba-tiba ponsel miliknya berdering, ringtone lagu penyanyi wanita korea davinci dan getaran ponselnya membuat dia terbangun dari tidurnya yang terasa damai itu. Dengan malas ia memandangi layar ponsel miliknya, seutas senyuman kecil langsung terukir di bibir tipisnya.
"Halo, Ray? "Thalia menjawab telfon dengan suara lembutnya
"(Thal, kok ngangkatnya lama? aku nge ganggu ya?)" Tanya aray dibalik telfon masih dengan suara lembutnya yang bisa menenangkan bayi yang rewel sekalipun.
"Ohh maaf Ray, aku tadi lagi tidur, ini aja telfon kamu yang ngebangunin." Thalia menguap kecil dan menutupi mulutnya dengan tangannya yang mungil
"(Duhh maaf ya Thal aku jadi ganggu kamu, sok atuh dilanjutin aja tidur cantiknya)"
"Ah nggak kok, toh juga udah sore ini. ini juga aku udah mau mandi aja.. anyway, ada apa Ray? tumben sore-sore gini nelpon? "
"(Gak ada apa-apa sih, gak boleh ya aku nelpon pacar aku? yaudah deh, sorry ya ganggu) "
"Loh.. lohh.. gak kok Ray, gak papa, beneran. Aku suka kok. Hehe." ujar Thalia sedikit malu
"(Hehe syukur deh kalo gak papa. oh ya, malam ini kamu ada acara gak?) "
"Gak sih, why? "
"(mau nggak jalan sama aku? sekalian ini akan jadi kencan pertama kita) "
"Are you sure? tentu aja mau." jawab Thalia mulai sedikit kegirangan.
"(Nice, aku jemput kamu jam 7 ya?)"
"Okey, aku akan tampil cantik didepan kamu! "
"(Ah kamu kaya gimana pun tetap cantik kok, keep be your self!) "
"Hehe, iya deh iya. Yaudah aku mau mandi dulu ya."
"(Oke my dear, bye! )"
"Bye! "
Thalia menutup telfon. Dia berjalan melewati meja rias ungu yang tdk jauh dari ranjangnya untuk menuju kamar mandi dan mendapati dirinya yang masih mengenakan sepatu dan seragam sekolah di depan cermin. matanya sembab, hidungnya memerah. "Ternyata aku gak mimpi, ini nyata."
pukul 18.45
"Kaya nya bentar lagi Aray nyampe deh" pikir Thalia. Sekali lagi Thalia memandangi dirinya di depan cermin. Dengan setelan mini dress berwarna dusty pink lengan sesikut, lengkap dengan flat shoes warna senada, rambut hitam yang lurus menjuntai kebawah, dan mini bag slempang berwarna bata terlihat menyempurnakan cantiknya. "Klop! I'm ready to night. Bismillah. " ujar Thalia sambil tersenyum melihat bayangan dirinya sendiri di depan cermin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfection Of Love - [END] ✔
RomanceEmpat semester bukanlah waktu yang singkat bagi Thalia mengagumi dan mencintai seorang Aray, hingga pada suatu ketika Aray mengakui memiliki perasaan yang sama sepertinya. Berharap sebuah penantian dan kesabaran nya yang berbuah manis akan berlangs...