Extra Part - Sosok Ibu untuknya

749 18 10
                                    

"Seanggun warna senja menyapa, bersambut musim yang dijalani. Semoga bintang penuh harapan mencoba tuk terangi dalam gelapnya malam" -Unknown

***

David POV

Kupandangi sepasang pasutri yang baru mengikat janji siang tadi yang sedang berdiri anggun di panggung jepara dengan raut wajah sangat bahagia. Wanita yang sempat menolak lamaranku setahun lalu kini bersanding dengan adik angkatku saat di Milan.

Munafik rasanya jika hatiku tidak merasa perih ketika harus menerima kenyataan bahwa Thalia tidak berhasil ku dapatkan hingga ke pelaminan. Namun aku bahagia saat tau kini dia sangat bahagia meski detik ini aku hanya akan selalu mencintai dan mengaguminya dalam diam. Semoga kamu selalu bahagia wahai Cinta Pertamaku!

Aku sadar ini bukan akhir dari segalanya, namun aku tak tau kapan aku akan jatuh cinta lagi. Yang ku tau, cinta itu tidak semudah kita mengatakan 'I Love You'.
Seutas senyum tipis ku sunggingkan untuk menepis kepedihan yang berkabut di dalam dadaku sambil meneguk sedikit jamuan soft drink yang di sediakan di atas meja. Mungkin udara segar di taman luar sana mampu sedikit melegakan dan menyegarkan perasaanku. Dengan gontai aku mulai melangkahkan kakiku namun langkahku seketika terhenti ketika seseorang tiba-tiba menubrukku dari depan.

"Aduh, dasar High heels sialan!" Rutuk orang yang terjatuh setelah menabrakku sembari memijit pelan kakinya yang memakai High heels berwarna hitam kira-kira setinggi 15cm.

Dia seorang wanita, rambut panjang coklatnya terkuncir rapi, riasan di wajahnya tidak terlalu tebal, kulitnya putih dan tubuhnya tinggi semampai. Termasuk salah makhluk tuhan tercantik menurut versiku. Setelah ku benarkan setelan jasku setelah sesaat berantakan akibat tubrukannya aku mengulurkan tanganku untuk membantunya berdiri.

"Are you oke?"

"Ya, aku baik-baik aja. Maaf udah nabrak kamu. Aku kepleset, aku sebenarnya jarang banget make heels tinggi kayak gini."

"Iya gak pa-pa kok." ucapku sambil tersenyum ke arahnya.

"Terima kasih, ngg..." ucapannya terhenti, sepertinya dia ingin menyebut namaku namun tidak diketahui olehnya.

"David, David Mohena."

"Terima kasih, David. Aku Agnes, Agnes Jessica." dia mulai menjulurukan tangannya padaku, sepertinya ini menjadi awal mula untuk perkenalan kami. "Sepertinya aku butuh duduk, kakiku sakit banget."

"Bagaimana kalau kita ke taman sana, kebetulan aku juga butuh udara segar. Mau ikut?" tunjukku ke arah luar aula dan dia mengangguk. Aku mencoba membantunya berjalan, seketika aku merasa gugup. Aku menghela napas panjang untuk menguasai diriku dari rasa gugup yang entah dari mana.

***

"Kamu temannya Thalia?" tanya Agnes yang kini duduk di kursi taman depan Aula bersamaku.

"Bisa di katakan begitu. Aku pernah merawat Thalia ketika dia kecelakaan beberapa tahun yang lalu. Kebetulan aku juga kakak angkatnya Aray." jawabku santai sembari memandang makhluk Tuhan yang nyaris terpahat sempurna. Kecantikan yang terpancar dari mata keabuannya membuatku serasa tak ingin berhenti menatapnya.

"Kamu juga seorang dokter?"

"Juga? Apa kamu juga seorang dokter?"

"Iya, aku seorang dokter spesialis anak."

"Waahh. Aku sendiri seorang dokter spesialis penyakit dalam. Senang sekali rasanya bisa bertemu rekan seprofesi di pesta seperti ini."

Kekagumanku makin dalam padanya ketika aku tau dia juga seorang dokter, spesialis anak mengartikan jika ia sosok yang begitu penyayang. Dia teman Aray barangkali, sebagai dokter baru wajar jika ia mengundang beberapa rekan sesama dokternya, Pikirku.

"Kamu temannya Aray?" tanyaku lagi sambil memperpanjang obrolanku dengannya. Rasanya hatiku tenang untuk lama-lama ngobrol bersamanya.

"Bukan, aku sepupunya Thalia dari Milan." jawabnya dengan senyum yang masih belum pergi dari wajahnya.

"Milan? Setahun lalu aku ke Milan. Beberapa bulan aku disana. Namun aku tidak pernah melihatmu bersama Thalia disana."

"Aku seorang dokter, jadwalku padat. Aku malah heran sama kamu kok bisa sempatin traveling hingga beberapa bulan lamanya."

"Aku saat itu sedang cuti, aku menyelesaikan beberapa urusan disana."

'Aku harap dia tidak tau apapun tentangku bersama Thalia saat disana' batinku.

"Oh yah, aku ingat. Kamu bukannya dokter yang pernah melamar Thalia? Meskipun... maaf.. Di tolak!"

Hell!! Wajahku berubah merah padam, rasa malu tingkat dewa menggelayuti dari ujung kepala hingga ujung kakiku. Dia tau? Sedekat itukah Thalia dengannya?

Dia tertawa melihat ekspresiku, dia terlihat cerdas. Dia seperti seorang psikolog yang mampu membaca mimik wajah seseorang.

"Haha, tidak usah heran kenapa aku tau. Aku memang satu-satunya tong curhat Thalia di Milan. Dia datang ke klinikku keesokan harinya setelah malam itu."

Sesaat ia mulai berhenti tertawa dan mengatur napasnya. Hey wanita mengagumkan, harap lupakan tentang ini. Harapku.

"Maaf, maafkan aku. Namun aku sangat berterima kasih. Berkatmu Thalia berhasil mendapatkan jawaban atas semua kesalah pahamannya pada Aray waktu itu. Dan terima kasih juga karena kamu bisa menjaga Thalia dengan baik. Dia adalah saudara yang sangat aku sayangi. Rasa memiliki ibu yang tidak pernah dia rasakan aku coba hadirkan lewat diriku."

Seutas senyum simpul kembali menghiasi wajahku, baru kali ini aku menemukan gadis keibuan sepertinya. Hati dan wajahnya sama-sama cantik. Fix, aku benar-benar kagum dengan sosok wanita anggun yang duduk di sampingku saat ini.

Tuhan seakan menjawab pertanyaanku tadi. Ku pikir aku mungkin tak akan jatuh cinta lagi dalam waktu yang cukup lama setelah aku jatuh cinta pertama kali dengan Thalia saat aku melihat bayangan sosok seorang Anne ada pada dirinya. Namun saat ini sepertinya kemungkinan itu berubah, sepertinya aku mulai kembali jatuh cinta. Ya, jatuh cinta dengan sosok dokter keibuan spesialis anak yang sangat.....Mengagumkan!

**************  T A M A T **************

**************  T A M A T **************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yeyeyeyeyeye..😍😍😍

Akhirnya bisa buat extra part buat story eyke (Meskipun gaje. Haha bodo amat!) 😅😅😅

Ada gift away..
Ada gift away..
Ada gift away..
Haha sok banget sih gue ya? Kayak penulis dengan ribuan followers aja😅😅

Tujuan eyke adain gift away karena ini merupakan story pertama eyke yang udah tamat daan juga buat ngasih apresiasi buat para readers yg udah setia nangkringin PL sampe tamat😊

Giftnya apa? Rulesnya apa?
Tenang, pasti menguntungkan kok.
Kita liat di part selanjutnya ya😊😊

Perfection Of Love - [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang