"Patahkanlah sayapku bila aku mencoba berpaling dari kasih dan sayangmu, maka bunuhlah aku bila aku mencoba berpaling dan mencari penggantimu "-Eren
***
Gak lama kemudian, Thalia siuman dari pingsannya (yang pura-pura doang!). Tangan Aray masih mengusap ubun-ubunnya dan menggenggam tangannya.
"Eh Thalia udah sadar, gimana keadaan kamu? "tanya Aray terlihat nampak sedikit lega
"Aray? (pura-pura kaget) Alhamdulillah udah sedikit baikan dari yang tadi. Pusing banget sumpah! " ucap Thalia pura-pura dan matanya mengarah ke tangan mungilnya yang sedang digenggam Aray.
Spontan Aray melepaskan genggamannya dan menarik tangan yg ada di ubun-ubun Thalia.
"Yaudah Thal, kamu udah baikan kan? Aku balik ke lapangan ya? "ujar Aray salah tingkah karena tertangkap basah sedang menggenggam tangan Thalia. Baru ingin melangkahkan kaki, Thalia langsung menarik tangannya.
"Jangan pergi dulu Ray, aku takut sendirian disini. Dan sorry, tadi aku sempat denger semua perkataan kamu."
"Hmm.. Perkataan apa ya Thal? Aku tadi gak ngomong apa-apa kok." tanya Aray pura-pura lupa.
"Don't pretend to me Ray, I hear all you say. Skali lagi Sorry, aku sebenarnya udah siuman dari tadi. Aku juga ngerasain kamu genggam tangan aku, cium kening aku, kamu bilang sayang aku, semuanya deh! Tapi... Apa semua itu serius? "
Thalia menatap intens pria yang duduk di sampingnya, Aray yang berniat pergi dari sana mengurungkan niatnya dan kembali duduk di kursi samping Thalia berbaring dan kembali menggenggam tangan gadis mungil dan putih itu.
"Iya Thal, aku ngaku. Aku sayang sama kamu, pake banget deh."
"Sayang seperti apa? Sahabat seperti biasanya? "
"No thalia, no more friendzone! Aku ingin lebih dari itu. Aku ingin kamu untuk aku, hanya untuk aku. Cause I love you!" Tangan Aray menggenggam lebih erat tanpa menyakiti.
"Love? Are you sure that's love? So, how about Arumi? I won't to be 2nd! Aku gak mau jadi PECOKOR! "
"PECOKOR ? " tanya Aray tidak mengerti.
"PErebut COwok ORang! "tegas Thalia.
"Sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu Thal, selama ini aku sering curhat ke kamu tentang Arumi, kalo aku masih pacaran sama dia lah, masih sayanglah, atau apalah itu semuanya bulshit! Aku sama dia udah lama putus, udah lama banget. Aku cuma pengen ngeliat reaksi kamu saat denger aku cerita. Tapi ternyata aku sia-sia aja, kamu keliatannya biasa aja yang ada ngasih solusi."
"Kenapa kamu gak terus terang dari dulu Ray? "
"Aku takut ngerusak persahabatan kita, aku takut kamu malah jauh dari aku."
"No reason untuk aku marah Ray, itu perasaan kamu yang mestinya patut dihargai. Lagian...," Thalia menghela napas panjang,"perasaan aku ke kamu sama! "
"Maksud kamu? "
"I love You, too. Udah lama banget, udah 2 tahun Ray. Sengaja aku pendam karena gak mau ngerusak kebahagiaan dan hubungan kamu sama Arumi. Sekarang aku lega banget, ternyata tuhan ngasih aku buah dari semua kesabaran aku. Ternyata cintaku gak bertepuk sebelah tangan." ujar Thalia sambil melukiskan senyum indah dari bibir tipisnya yang berwarna merah muda.
"Astagfirullah... Aku bodoh banget ya Thal? Aku bener-bener gak nyadar sama sekali. So Thalia, want you be my girl friend?" tanya Aray tersenyum seraya memamerkan lesung pipi nya yang manis sambil menggenggam kedua tangan Thalia lalu thalia mengangguk malu dan menunduk.
"YEEEEESSSS!!!
I promised Thalia, I'll always giving you happiness. No cry, no sad!
Kamu boleh ngerampas hidup aku Thalia jika aku berpaling, kamu boleh ngebunuh aku jika aku ngecewain dan mencari pengganti kamu. Kamu akan menjadi satu-satunya cinta dihati aku,endlessly. Aku janji Thalia!""Ya aray, I trust you!"
Aray langsung membantu Thalia bangun dan menariknya kedalam pelukannya...
"Terima kasih, Thalia"
Bagaikan seperti mimpi, cinta yang Thalia pendam selama 4 semester ternyata terbalas. Kepahitan yang Thalia fikir akan terus dia rasakan sepanjang SMA akhirnya berbuah manis. Hidup yang teras monochrom baginya dulu kini telah berwarna, bahkan lebih indah dari pelangi sekalipun. Kekonyolan dan kemesraan mereka kini membuat teman sekelas mereka kagum dan iri. "Ibarat ngontrak ya guys, ada yang serasa dunia milik berdua nih, ciyee" goda Indah sahabat Thalia yang parasnya indo ala Chelsea Islan itu.
Mungkin kalo dia ikut casting film pasti dia lolos deh!
***
Pukul 14.10
Kegiatan pendidikan hari ini selesai, Aray mengantarkan Thalia pulang dengan motor hitam sport miliknya. Hanya butuh waktu 20 menit waktu tempuh dari sekolah kerumah Thalia, di perjalanan sesekali Thalia diam-diam mencubit pipinya yang tirus dan halus itu, memastikan bahwa dia sedang tidak bermimpi."Eyuuuww, sakit. Ini nyata Thal, loe gak lagi mimpi! " batinnya.
Akhirnya motor Aray berhenti didepan rumah minimalis nuansa putih abu-abu dengan pagar hitam yang kokoh berdiri sejajar dengan kepala mereka.
"Ray mampir dulu yuk! "ajak Thalia ramah
"Lain kali aja ya Thal, aku buru-buru. udah janjian latihan basket sama anak kelas akuntansi" tolak Aray lembut sembari tersenyum manis.
"Yaaaahhhh, yaudah deh gak papa"ujar Thalia sedikit kecewa
"Maaf banget ya Thal"
"Yaudah iya iya, lain kali gak boleh nolak, oke? "
"Hehe, iya deh iya"
"Yaudah aku masuk ya, kamu hati-hati, jangan ngebut, bye! " Thalia niat membalikkan badannya dan membuka pagar rumahnya yang terasa hangat disiang hari yang terik.
"Thal, tunggu. Kesini sebentar boleh? " panggil Aray dan Thalia kembali membalikkan badannya menghadap ke arah kekasihnya dan mendekatinya yang masih duduk diatas motornya. Aray memegang lembut kedua pipi kekasihnya itu, memejamkan mata dan mencium lembut keningnya. Mata Thalia terbelalak, pipinya mulai memerah dan terasa panas, lalu tersenyum bahagia menandakan terima kasih.
"Yaudah aku pergi ya, kamu baik-baik di rumah sebaiknya gak usah kemana-mana kalo itu gak perlu, stay dirumah aja. " jelas Aray yang mulai protect pada Thalia sambil mengelus lembut rambut hitam lurus dan panjang kekasihnya sembari tersenyum manis dan tulus. Thalia hanya membalas anggukan dan senyuman.
"Nice, see you my dear Thalia"
Aray mulai menancap gas dan melaju kencang meninggalkan rumah kekasihnya yang cantik.
"My dear thalia? Oh my god, it's amazing, unbelievable, gue seperti lagi ngefly tinggi banget. Thanks god, you're so kind! And then I have the boy had so romantic! Aku harap kamu gak akan pernah berubah, tetaplah seperti Aray yang aku cintai selama ini, I love you.
(bersambung)
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfection Of Love - [END] ✔
RomanceEmpat semester bukanlah waktu yang singkat bagi Thalia mengagumi dan mencintai seorang Aray, hingga pada suatu ketika Aray mengakui memiliki perasaan yang sama sepertinya. Berharap sebuah penantian dan kesabaran nya yang berbuah manis akan berlangs...