Perfection Of Love - 10 - Tersenyum dalam tangis

499 30 9
                                    


"Menangislah...Untuk apa Tuhan menciptakan air mata kalau kita tidak boleh menangis?"-Author

***

Pukul 07:00 di kelas XII Management SMKN 10 JKT...

"Thal..." Sapa Icha seraya mendaratkan bokongnya di kursi disamping Thalia.

"Iya cha,"Sahut Thalia menunduk.

"Lo kenapa sih ? Gue perhatiin akhir-akhir ini kok murung terus?" Tanya Icha dengan tatapan menyelidik.

Thalia mengangkat wajahnya dan menoleh pada orang disampingnya,mengulas senyum simpul,"gue gak kenapa-kenapa kok, gue juga gak murung."

"Please Thal, don't pretend to me.I know you, Kita udah sahabatan dari SD."

"Lagak lo pake Bahasa Inggris segala,hahaha,"Thalia tertawa garing. Icha hanya memasang wajah datar.

"GUE SERIUS THAL!" Bentak Icha yang mulai geram.

"Gue duarius, hehehe"

"Aray mana? Gue gak pernah liat lo berduaan lagi." Tanya Icha sembari menoleh ke seisi kelas.

Thalia berhenti tertawa. Wajahnya beralih datar seperti meja didepannya,"Gak tau, mungkin maen ama temennya kali." jawabnya sambil berpura-pura membaca buku diatas mejanya.

"Lo masih jalan ama dia kan?"

Thalia terdiam, tak menunjukkan ekspresi apapun. Mulutnya memilih bungkam dan hanya memandang kosong buku di hadapannya, berpura-pura tidak mendengarkan pertanyaan Icha barusan.Suasana kelas yang begitu sepi yang hanya diisi mereka berdua makin terasa senyap.Thalia terperangah saat Icha tiba-tiba memeluknya.

"Gue tau lo pengen banget nangis Thal. Gue tau lo pasti ada apa-apa. Gue tau ada yang lo sembunyiin dari gue,"

"Maksud lo apa sih? Gue gak ngerti gue gak pa-pa kok." Ujar Thalia sambil tersenyum dan pelan-pelan melepas pelukan sahabatnya.

"Senyum lo,"

"Ada apa dengan senyuman gue? Manis, kan? Hehe." Thalia kembali tertawa garing.

"Dalam senyum lo itu ada sesuatu yang menyakitkan," Ujar icha kesal melihat kepura-puraan di wajah Thalia.

"Ah sok tau lo cha!" Ujar Thalia sambil menepuk pelan pipi kanan Icha

"Bisa gak sih Thal jangan bohongin gue juga perasaan lo? Gue tau elo pengen nangis tapi lo tahan. Gue tau elo Thal, Elo lagi ada masalah, kan? Masalah yang sebenarnya gak bisa lo simpen sendiri.Ada gue Thal, lo bisa bagi cerita ke gue. Gue selalu ada buat lo. Kenapa lo harus sembunyi dibalik senyum loe yang nyelekit itu? bagi beban lo ke gue Thal, gue sayang sama elo. Elo bukan cuma sahabat gue, tapi lo juga sodara gue. Gak tau deh kalo lo nganggep gue apaan." Ujar Icha panjang lebar sambil memandang iba wanita yang mulai menunduk dan terdiam di hadapannya.

Cairan kristal mulai mengalir dari pelupuk mata Thalia dan membasahi kedua pipi pucatnya. Dia mengangguk pelan, Icha kembali merengkuh Thalia ke pelukannya,Thalia membalas pelukan itu erat.

"Karena Aray?" tanya Icha pelan sambil mengusap punggung sahabatnya. Thalia mengangguk."Cerita ke gue gimana masalahnya."

Thalia melepaskan pelukannya dan kembali menunduk . Sesekali menatap wajah Icha. Dengan terisak ia menceritakan semua masalahnya termasuk tentang ibunya yang ternyata betul-betul sudah tiada juga tentang Aray yang ternyata adalah kakaknya, saudara seibu denganya. Icha terperangah saat mendengar semua cerita Thalia. Perasaan Iba yang amat sangat dirasakannya kepada sahabat tersayangnya itu membuat air matanya juga ikut mengalir dan kembali memeluk Thalia,"Gue gak nyangka masalah lo ternyata seberat dan serumit itu Thal."

Perfection Of Love - [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang