Part 4

418 74 91
                                    

Happy reading😊

Alisa?

Benarkah wanita itu Alisa? Wahh ternyata semuanya berubah hanya dalam waktu lima tahun ya.

Alisa, aku ingat dia. Wanita yang sekarang berpenampilan bak model itu dulunya adalah gadis tomboy dengan sejuta kekocakannya. Ia gadis yang biasanya selalu berbuat ulah dengan anak laki-laki di kelas. Bad girl?!

Gadis itu tidak pernah pacaran atau dekat dengan pemuda manapun dalam artian sebagai kekasih atau sejenisnya. Ia berdekatan dengan laki-laki saat berbuat ulah, menjahili anak-anak lain dan juga guru. Dia anak yang sangat nakal.

Sepertinya waktu merubah gadis itu, lihatlah ia sekarang! Kulitnya putih mulus, wajahnya cantik terawat. Bahkan rambutnya terlihat lembut dan berkilau di bawah cahaya lampu di ruangan ini. Gayanya berubah 180°. Menjadi wanita yang benar-benar wanita seutuhnya.

Berbeda dengan Alisa yang dulu, kulitnya coklat karena sering berpanas-panasan. Rambutnya kusut dan wajahnya tidak secerah sekarang. Gaya berpakaian ala pria.

Tapi aku lihat bukan hanya penampilannya yang berubah, kelakuannya juga berubah, persis seperti wanita kurang belaian.

Alisa menggandeng lengan Sean manja, pakaian yang ia kenakan terlalu terbuka bahkan belahan dadanya terlihat jelas. Alisa seperti wanita penggoda tempo hari yang Sean ajak ke kafe.

Kenapa? Kenapa ia harus merubah dirinya seperti ini?

Apa Sean yang memaksanya? Apa Sean meracuni otak Alisa agar ia berpenampilan seperti seorang jalang? Apa si bajingan itu yang merusak Alisa?

"Hay, Nona! Tidak usah heran, Sean memang selalu membawa wanita ke ruangannya."

Aku tersentak dan tersadar dari lamunanku, Sean dan Alisa telah menghilang dari hadapanku. Tapi seseorang datang dan mengatakan kalimat itu kepadaku. Aku melirik orang itu sekilas.

Seorang pria yang sepertinya seumuran Ello berdiri di sebelahku. Pria itu berpakaian formal, sama seperti yang Sean kenakan.

"Maaf," kataku. Aku minta maaf bukan karena memperhatikan Sean. Tapi karena aku tak menyadari kehadirannya. Ini sangat tidak sopan, karena aku mengabaikan seorang tamu.

"Tidak perlu minta maaf. Hal ini sudah biasa terjadi. Kau pasti salah satu dari sekian wanita yang menaruh hati padanya. Pesonanya sangat memikat, bahkan kesan berengsek hilang terkubur oleh karisma yang Sean miliki," Pria itu berujar dengan santai, bahkan senyum menghiasi wajahnya yang sedikit tampan. Seolah yang ia bicarakan adalah orang terdekatnya, bukan seorang CEO yang bisa saja langsung menendang karyawan seperti dirinya dari lantai 20 ini.

"Maaf tapi saya tidak tertarik dengannya. Lagi pula bukan hak kami mengurusi apa yang bos kami lakukan dengan wanitanya," kataku santai. Aku kembali melanjutkan pekerjaanku.

"Wah, baru kali ini ada wanita yang tidak terpikat oleh pesona CEO muda kita. Kau akan mendapatkan sebuah penghargaan dariku." Pria itu tertawa kecil melihatku. Sementara aku mencoba bersikap biasa saja.

"Oh, perkenalkan! Aku Kean Allano, kakak dari pria berengsek yang sedang kita bicarakan."

Allano? Lagi? Jadi pria ini kakak si tengik itu? Benarkah?

"Oh, maaf saya tidak tahu jika anda kakaknya. Mengingat anda membicarakan kejelekan adik anda sendiri membuat saya berfikir jika anda adalah orang yang membenci bos kami," kataku.

Pria itu tergelak, entah apa yang lucu dari ucapanku. Aku hanya mengatakan apa yang aku pikirkan. Ingat aku sedang bekerja di perusahaan Sean jadi sedikit tidak aku harus membela bos-ku bukan?

Mr. PLAY BoYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang