Tok...tok...tok...
"Zee, buka pintunya!"
"Zee, Sean, kalian ini tidur atau pingsan? Kenapa kalian tidak bangun-bangun?"
Aku terbangun saat mendengar suara grasak-grusuk yang aku tebak adalah suara Ello.
Mengganggu saja.
Aku mengerjap beberapa kali dan mencoba mengumpulkan nyawaku. Dan saat aku akan beranjak, sebuah tangan menarikku hingga aku berbaring kembali.
Sean? Dia masih di sini?
"Biarkan saja, aku masih mengantuk," katanya seraya memeluk erat tubuhku.
"Sean? Kau masih di sini?" tanyaku.
"Hhmm"
Aku menghela napasku, aku pikir dia akan pulang setelah aku pura-pura tidur tadi pagi. Tapi bukannya dia pergi, malah aku yang jadi tidur sungguhan.
Yang benar saja?
"SEAN, bangun atau aku dobrak pintunya!"
Itu suara Kean. Tapi bukankah Kean sedang keluar kota pagi ini?
Ah sudahlah.
Sean akhirnya membuka mata, kemudian menatapku yang saat ini dipelukannya.
"Morning, babe!"
Ia kemudian mengecup keningku cukup lama.
"Aku harus menemui pria cerewet itu, nanti malam aku datang lagi. Kita akan kencan," katanya kemudian beranjak dari ranjang dan melangkah ke arah pintu.
Sebelum ia membuka pintu kamarku, ia membalikkan tubuhnya dan memberiku kecup jauh.
Eww.... dia bisa seperti itu juga ternyata, aku tertawa dalam hati.
Tapi, itu terkesan lucu. Dia begitu manis.
Ah, apa yang aku katakan? Tidak, tidak, dia tidak sebaik itu, Zee. Jangan mudah tertipu.
Ah! Sudahlah itu bukan urusanku. Lebih baik aku bersiap-siap. Hari ini aku harus mengecek laporan bulanan di butik.
...
"Zee, aku merindukanmu."
Teriakan itu yang menyambutku pertama kali saat aku memasuki butik.
Dia, Anna. Asisten terbaikku. Dia yang selama ini membantu Mama untuk mengelola butikku selagi aku bekerja di perusahaan Sean.
"Aku juga merindukanmu. Oh, apa kabar Pitie dan Bety? Aku memimpikan mereka semalam," kataku sambil berjalan menuju ruanganku.
Anna mengikutiku dan menceritakan banyak hal.
"Lalu, bagaimana dengan gaun hitam yang aku rancang beberapa bulan lalu, apa sudah jadi?" tanyaku.
"Sesuai dengan yang kau harapkan. Hasilnya sangat bagus. Siang ini gaun itu akan dijemput oleh pemilik barunya."
"Benarkah?" tanyaku. Anna mengangguk heboh.
Aku meminta beberapa laporan yang harus aku kerjakan. Kemudian Anna meninggalkanku.
Ah, rasanya sudah sangat lama aku tidak ke sini. Mesin jahit dan laptopku masih terlihat sama seperti terakhir kali aku melihat mereka.
Anna merawat ruanganku dengan sangat baik.
Aku beralih pada laporan di mejaku. Hari ini aku harus menyelesaikan semuanya. Karena sore nanti aku akan pergi berkencan.
Kencan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. PLAY BoY
RomanceWarning!!! 17+ "janjiku pada diriku sendiri, bahwa aku akan memilikimu dan kau akan bertekuk lutut di depanku. Lihat saja?!"