Part 7

341 54 144
                                    

Aku membanting pitu hitam itu dengan keras. Apa yang Sean pikirkan? Apa dia pikir aku wanita murahan?

"Bagaimana?"

"Astaga!!!" pekikku terkejut, sejak kapan Kean ada di sini? Ia sedang duduk di kursiku.

"Kean, kau mengagetkanku," kataku padanya. Kean malah terkekeh.

"Jadi, bagaimana rasa bibirnya?" Aku mengernyitkan dahiku bingung. Pertanyaan macam apa itu? Memangnya bagaimana rasa bibir? Manis, asam, asin begitu?

"Tadinya aku ingin menjemput Sean untuk rapat siang nanti. Tapi tidak jadi karena aku lihat kalian sedang 'sibuk'." Kean menekankan kata 'sibuk' dalam ucapannya.

Oh aku mengerti sekarang.

Pasti dia melihat kejadian barusan. Aku dan Sean.

"Kami tidak melakukan apa pun, itu tidak seperti yang kau pikirkan," kataku. Aku jujur, tentu saja. Kami memang tidak melakukan apa pun.

"Benarkah? Lalu kenapa wajahmu merah?"

Sontak aku langsung memegangi wajahku yang memang sudah memanas sejak tadi. Iya, mungkin benar merah. Merah karena marah tentunya.

Kean tertawa, sangat keras bahkan ia sampai memegangi perutnya.

"Ayo ceritakan padaku! Bagaimana rasanya berciuman dengan Mr. Play Boy?" Kean menaik turunkan alisnya menggodaku.

"Sudah aku bilang, kami tidak berciuman. Tadi itu hanya--"

"Hanya saling menempelkan bibir?! Begitukan? Hahahaha..." Kean sialan.
Kean terus saja tertawa. Ia meledekku membuatku makin kesal.

"Yayaya terserah apa katamu?!" Setelah mengatakan itu aku meninggalkan Kean. Biarlah, aku ingin bolos seharian ini saja. Terserah Sean mau memecatku atau tidak. Aku tidak perduli.

Tapi jika di pikir-pikir, ini namanya peningkatan. Seminggu bekerja di sini, baru kali ini Sean mau bicara denganku. Harusnya aku merayakan keberhasilanku yang seuprit ini.

...

"Taraaaaa... ini untukmu dan yang ini untukku." Aku membawa es krim di masing-masing tanganku.

"Wahh, bukankah kau sudah memberikanku jatah es krim untuk hari ini?! Kenapa kau memberikanku lagi?" tanya Ello. Yeah, aku menepati janjiku untuk membelikannya es krim cokelat setiap hari jika Ello mau membantuku untuk masuk ke perusahaan Sean.

"Sudahlah, nikmati saja!" kataku. Kami menikmati es krim ini bersama di ruang kerja Ello.

"Mau lagi?" tanyaku saat Ello sudah menghabiskan es krimnya. Ia menggeleng.

"Dalam rangka apa kau double baik seperti ini?" tanya Ello.

"Aku sedang senang hari ini, rencanaku semalam berhasil. Sean sudah mulai melihatku. Ya walaupun hanya untuk dimintai kopi," curhatku padanya.

"Aku ikut senang," kata Ello, kemudian ia membelai lembut rambutku.

"Mulai besok aku akan mendekati Sean. Aku akan memulai rencanaku untuk membuatnya menjadi milikku, Ell," kataku yakin.

"Aku mendukungmu."

...

Pagi ini aku bangun lebih pagi dari biasanya. Aku membantu Mama menyiapkan sarapan untuk Papa dan Ello.

Semalam aku merenungkan langkah apa yang kiranya harus aku lakukan. Mungkin dengan sedikit perbuatan manis bisa membuatnya semakin dekat denganku.

"Kau terlihat bersemangat, sayang," ujar Mama. Kami sedang menata hidangan di meja makan.

Mr. PLAY BoYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang