Part 6

332 60 118
                                    

Happy reading😊

..............

Hhoooaaammm.

Astaga, aku mengantuk sekali. Seharusnya aku masih bergelung di bawah selimut. Tapi aku teringat akan tugasku sebagai NONA SEKRETARIS. Oh panggilan yang sexy, bukan? Hahaha

Aku sedang mencoba bertahan dengan sisa nyawaku yang semakin menipis karena mengantuk.

Sebentar lagi Sean akan datang. Untung saja aku sudah menyiapkan semua berkas yang ia butuhkan, jadi setelah ia masuk ke ruanganya aku bisa tidur sepuasnya. Persetan dengan peraturan, toh Sean juga tidak pernah membutuhkan bantuanku.

Tap...tap...tap...

Sean datang. Ekhem aku harus menyambutnya walaupun ia tak pernah melirikku aku tak masalah. Namanya profesional kerja, bukan begitu?

Oh, aku penasaran wanita seperti apa yang mengglantungi Sean hari ini.

"Good morning, Sir," sapaku seperti biasa. Sean mengambil beberapa laporan di mejaku kemudian masuk ke ruangannya tanpa membalas sapaanku. Yeah seperti biasa.

Tapi ada sedikit yang berbeda hari ini, tidak ada wanita yang mengglantungi lengannya. Wow apa ia kehabisan stok jalang? Kasihan sekali, apa mungkin uangnya tidak cukup untuk membayar wanita lagi? Ah apa ia bangkrut? Kalau iya sepertinya aku harus mencari pekerjaan lain.

...

Aku terkesiap mendengar dering telepon, aku segera menjawabnya aku sudah bisa menebak siapa yang meneleponku, karena hanya resepsionis dan sekretaris Kean lah yang paling sering menelepon kemari.

"Good morning. Auzee speaking," jawabku dengan penuh semangat guna menghilangkan rasa kantuk.

"Auzee, bawakan aku kopi!" Tidak mungkin, aku nyaris melempar gagang telepon setelah mendengar suaranya.

Apa telingaku bermasalah? Itu Sean.

"Kopi, Tuan?"

"Iya, lima menit, aku tunggu!" Suaranya tegas dan tak terbantahkan. Sialan si tengik itu, beraninya dia memerintahku.

'Dia atasanmu, Zee!' batinku.

Ya, ya dia atasanku dan aku harus mematuhinya. Profesional kerja. Aishh!!!

Lima menit kemudian,

Tok..tok..tok...

"Masuk!" Aku membuka pintu hitam di depanku dengan perlahan. Ini kali pertama aku memasuki ruangan ini. Pasti ruangan ini dipenuhi sampah-sampah kaleng minuman dan alat-alat kontrasepsi. Karena tidak pernah ada orang yang membersihkannya.

Iishh memikirkannya saja membuatku jijik, bagaimana Sean bisa hidup di dalam sini? Aku tak menyangka dia pria yang jorok, mengingat penampilannya selalu rapi setiap harinya.

Dan jeng, jeng, jeng. Aku sudah menyiapkan batinku dengan apa yang akan aku lihat nantinya. Tapi begitu pintu terbuka, aku hanya bisa membuka mulutku lebar-lebar.

Ruangan ini BERSIH, sekali lagi aku katakan ruang kerja Sean SANGAT AMAT BERSIH. Bahkan tidak ada debu yang menempel. Pikiranku tentang betapa kotornya ruangan ini kabur begitu saja. Aku malu untuk mengatakannya tapi aku akui ruangan ini memang sangat bersih, lebih bersih dari ruang kerjaku.

Tapi siapa yang membersihkannya???

"Kau terlambat, satu menit dua pulih lima detik." Suara itu menyadarkanku dari lamunan. Aku lupa jika saat ini aku sedang dalam tugas membawa secangkir kopi untuk tuan besar.

Mr. PLAY BoYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang