-14-

2K 185 15
                                    

Selesai latihan musik di studio, Deva cs memutus mampir ke warkop yang kali ini tidak jauh dari studio musik untuk mengobrol dan bersantai sebelum pulang ke rumah atau mungkin menjenguk Ezka di rumah sakit.

"Gua ngerasa beberapa kali kita latihan bareng, gua gak kepengen pisah sama anak-anak Sakura terlepas berhasil atau tidaknya kita menang di CBC," ucap Deva mengutarakan isi hatinya pada teman-temannya.

"Gua ge sama Bang, pas pensi waktu itu. Walau gua baru pertama kali tampil sama mereka, tapi gua ngerasa cocok dan gak kepengen pisah walau kita sering cekcok sama mereka," timpal Boby yang merasakan hal yang sama dengan Deva.

Nabil menaruh gelasnya setelah meneguk sedikit kopi susunya. "Iya, gua juga merasakan hal yang sama kaya lu berdua rasain. Walau kita sempat mikir setelah CBC kita pisah sama mereka."

"Terus kalo kita bener-bener serius buat bersatu sama mereka, nama grupnya apa? Apa nama RB dan Sakura digabung jadi Rockets Sakura?" usul Dyo yang baru bersuara usai menghabis 1 tahu goreng.

"Jangan deh Yo, disingkat malah jadi RS. Nanti orang-orang mikir rumah sakit lagi." Vino menolak usul Dyo dan diangguki yang lain.

"Soal nama itu gampang, kita diskusiin sama mereka gimana kedepannya apa mau tetap bersama atau jalan sendiri-sendiri setelah CBC dan Ezka siuman," ucap Deva sambil tangannya mencomot satu bakwan. "Tapi kalo pun milih bersama, gua minta sama lu pada kurang-kuranginlah ngelakuin sesuatu yang bikin mereka kesal. Terutama lu Bil, jailnya jangan ke mereka." Deva menatap Nabil yang duduk di depannya.

"Iya Bang ngerti gue. Kapok gua waktu kemarin dikejar Gaby mulu," ucap Nabil.

"Lu gak bikin usil, kan?" tanya Deva yang masih penasaran.

"Gak Bang, gak gua apa-apain sumpah," jawab Nabil jujur.

"Terus lu kemaren dikejar kenapa?" tanya Boby penasaran karena kemarin saat dirinya jalan ke parkiran melihat Nabil berlari dari kejaran Gaby hingga keluar kampus.

"Kan kemaren gua disuruh Bang Deva buat beli sampo. Nah pas gua keluar dari toilet, gua nabrak si Gaby sampe jatoh."

"Ah gak yakin sampe segitunya," ucap Vino meragukan cerita Nabil.

"Ya dia ngejar karena inget sepatunya yang ada di gua belum gua balikin," lanjut Nabil. Padahal gue nyium pipi si Gaby gak sengaja.

"Lah lu belum balikin itu sepatu?" tanya Dyo heran.

"Belum hehe..." Nabil nyengir kuda. "Soalnya gua ada rencana buat balikin sepatunya."

"Lu suka sama Gaby?" tebak Boby yang diangguki Nabil pelan.

"Serius?!" Deva, Boby dan Dyo kaget.

"Biasa kali ah kagetnya." Nabil memutar malas bola matanya melihat respon kaget dari ketiga sobatnya. "Makanya itu, jadi alasan kenapa gua selalu nunda balikin pas terakhir mau balikin bareng Dyo."

*****

Sebuah mobil berhenti di pinggir sebuah yang tidak ramai dan tidak sepi. Di dalamnya seorang perempuan yang punya eyesmile yang mengemudikan mobil itu sedang menangis.

Flashback on

Shania saat ini sedang mengemudikan mobilnya menuju supermarket untuk berbelanja keperluan pribadinya yang sudah habis seperti sabun muka, sampo, sabun dll seusai ia latihan bersama anak-anak Sakura dan RB.

Sesampainya di supermarket yang ditujunya, Shania turun dari mobil kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam supermarket.

Tangannya lalu mengambil keranjang yang berada di dekat pintu lalu melangkah menuju salah satu rak untuk mengambil sabun muka terlebih dahulu.

Music and Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang