-20-

1.8K 190 6
                                    

"Yang ini gimana?"

"Mantep bener."

"Lekukannya itu loh, rawrr."

"Mulus lagi keliatannya."

"Suaranya pas disentuh, uh... Banget."

Begitulah percakapan dari Deva, Nabil dan Boby yang sedang melihat sesuatu di hp Nabil saat mereka sudah selesai menyelesaikan pembuatan studio. Dan kini ketiganya berada di halaman belakang.

Kelakuan ketiganya justru membuat Shania yang ingin menghampiri mereka menjadi penasaran. Dengan langkah perlahan ia menghampiri mereka.

"Kalian ngapain?" tanya Shania sesampainya di dekat pacarnya dan 2 temannya. Ketiganya langsung menengok ke arah Shania.

"Eh Shan, ini lagi liat-liat alat musik." Nabil menunjukan layar hpnya yang menampilkan laman salah satu OLS. "Kan lu tau sendiri kita belum punya alat musik sendiri. Kecuali lu sama Vino yang udah punya gitar sama keyboard sendiri."

"Oh gitu." Shania mengerti lalu duduk di samping Boby.

"Sebenernya gua masih bingung nih sama lu berdua," ucap Nabil menatap Boby dan Shania bergantian. "Kok bisa-bisanya kalian langsung jadian ya? Padahal awalnya kalian ribut-ribut mulu."

"Ya namanya juga cinta Bil, gak diduga datangnya," jawab Boby sambil merangkul Shania. "Tapi gimana perkembangan lu sama Gaby?"

"Gaby? Maksudnya apa, By?" tanya Shania bingung saat Boby menyinggung Gaby.

"Itu loh Shan, si Nabil ekhm sama Gaby," jawab Deva sambil memberi isyarat dengan tangan pada Shania.

"Bener itu, Bil?" Shania yang mengerti langsung menatap Nabil yang tengah membalas sebuah pesan.

"Iya, untungnya aja kemarin gua berhasil nyembuhin trauma dia," jawab Nabil sambil memasukan hpnya. "Tapi gua mau nembak Gaby sehabis Bang Deva sukses nembak Kak Ve."

"Sabar ya, Bang," ucap Shania menyemangati agar Deva tidak putus asa mengejar Ve.

"Iya Shan, thanks," ucap Deva. "Tapi gua juga heran sama lu, Bil."

"Heran kenapa?" Nabil menyahut.

"Kok lu bisa suka sama si Gaby?"

"Jadi gini Bang, kenapa gua bisa suka sama si Gaby? Itu karena..." Nabil menjeda ucapannya yang membuat Deva, Boby dan Shania penasaran.

"Karena apa?"

"Gua gak tau juga kenapa bisa suka sama dia," jawab Nabil sambil tertawa.

Di dalam rumah, tepatnya di studio yang baru selesai pengerjaan. Ada Ezka, Naomi dan Vino berada di sana. Mereka bertiga sedang membuat instrumen musik untuk lagu yang Ezka ciptakan dengan keyboard milik Vino.

Untuk studio yang baru selesai dalam pengerjaannya tersebut sudah dilengkapi beberapa sound system, ac, televisi layar datar 42 inch, spot light, exhaust dan sofa. Walaupun alat musik yang ada di dalam studio hanya ada keyboard milik Vino, gitar milik Shania dan satu gitar akustik.

"Vin, kurang pas sama liriknya," ucap Ezka memberitahu saat Vino salah menekan tuts.

Vino mengangguk mengerti lalu mengulangi lagi lirik lagu yang kembali dinyanyikan Naomi. Ezka yang mendengarkan mengangguk-angguk karena instrumennya sudah pas dengan lirik lagu.

"By the way, Ka. Lu yakin tampil di showcase pengenalan Famusic dengan kondisi sekarang?" tanya Vino khawatir dengan kondisi temannya terlebih lagi posisinya sebagai vokalis.

"Selama ada tekad dan kemauan pasti gua bisa kok perform walau harus memakai tongkat. Tapi kalo gak bisa pun gak masalah, gua masih bisa pake kursi roda," jawab Ezka tersenyum.

Music and Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang