-15-

1.8K 182 31
                                    

"Ini Ezka gak ikut?" tanya Nabil saat ia bersama yang lain memasuki gedung agensi Rainbow Entertaiment lalu berhenti di lobby menunggu Ve bersama Naomi yang sedang menuju meja resepsionist.

"Ezka masih harus beberapa hari di rumah sakit, Bil. Masih perlu diawasi dokter," jawab Melody sambil membalas chat masuk secret admirer-nya di hpnya.

Nabil hanya mengangguk mengerti sambil melihat Gaby yang berdiri di samping Shania sambil berfoto wefie.

"Woy, asik banget lu sama hp," ucap Vino sambil merangkul Dyo yang tengah chatting-an dengan seseorang. Vino lalu melirik layar hp Dyo. "Buang-buang kuota aja lu."

"Biarin ah Vin, suka-suka gua lah. Hp-hp gue," balas Dyo mengerti maksud Vino sambil memasukan hpnya ke saku kemejanya.

"Iya deh aum," ucap Vino sempat melihat balasan dari Melody lalu segera kabur sebelum dihajar Dyo.

Melody yang samar-samar mendengar Vino menyebut 'aum' langsung menoleh ke Vino yang kini sedang berusaha pdkt ke Shani namun dicuekin gadis itu. "Vin, maksud kamu, aum apaan?" tanya Melody.

"Itu..." Vino melirik ke Dyo yang sedang menatap tajam ke arahnya lalu ke Melody. "Maksudnya itu Om, Kak. Kan Dyo dah kaya Om-Om hehe..."

"Oh itu," ucap Melody yang sedikit ragu dengan jawaban Vino namun tidak ia ambil pusing karena Ve dan Naomi sudah datang.

"Yuk, kita ikuti Mbak itu," ucap Ve menujuk perempuan berpakaian kantor yang berdiri di dekat meja resepsionis.

Mereka bersebelas pun segera berjalan dan mengikuti perempuan itu yang mengantarkan mereka menuju sebuah ruangan. Seperti biasa, Vino yang playboy mencoba mengajak mengobrol sambil berjalan di samping perempuan itu.

Namun diurungkannya yang membuat teman-temannya heran, ada apa dengan Vino yang tiba-tiba mundur untuk pdkt.

"Nape lu? Biasanya pepet terus kalo cewek cantik?" tanya Boby.

"Ngeri ah gue dilabrak lakinya," jawab Vino karena melihat ada cincin melingkar di jari manis. Entah cincin pertunangan atau pernikahan.

"Dah lah Vin, insyaf aja kamu. Nanti ujung-ujungnya sifat playboy kamu itu malah bikin kamu masuk rumah sakit," ucap Ve menasehati sambil sesekali melirik Shani.

Ve tahu sebenarnya Shani menyukai Vino sejak pertama bertemu saat mos. Tapi karena Vino yang suka mepet sana-sini cewek baik di dalam atau di luar kampus, membuat Shani cuek terhadap Vino yang selalu mendekatinya karena trauma terhadap orang yang kelakuannya sama seperti Vino.

"Kak Ve yang cantik jangan gitu ah ke gue, ngeri tau sampe kejadian. Ucapan adalah do'a Kak," ucap Vino membalas.

"Ya makanya itu, kamu peka Vin. Padahal ada orang yang sedang menunggu kamu," lanjut Ve menasehati.

"Padahal dia sendiri juga gak peka. Untung cantik," batin Deva.

Akhirnya mereka sampai di depan sebuah pintu yang bertuliskan 'meeting room'. Setelah pintu dibuka, terlihat ruangan masih begitu sepi.

"Kalian silahkan aja masuk dan duduk, saya mau panggil Pak Safian. Permisi," ucap perempuan itu lalu melangkah pergi.

Mereka bersebelah lalu masuk ke dalam dan duduk di kursi yang tersedia, namun masih saja terjadi kubu-kubuan dan belum pecah. Para perempuan di sebelah kiri dan para laki-laki di sebelah kanan.

"Etdah, kenapa masih kubu-kubuan gini?" tanya Deva menatap semuanya satu persatu di sampingnya anak RB semua dan di hadapannya anak Sakura.

"Udahlah Bang, bawa santai aja yang penting kita seruangan," jawab Boby tidak terlalu mempermasalahkan.

Music and Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang