-13-

1.9K 170 12
                                    

Di dalam kamar, Nabil sedang begitu fokus mengerjakan tugas kuliahnya yang besok sudah harus dikumpulkan ke dosen.

Matanya begitu fokus memperhatikan layar dengan sesekali melihat ke buku yang menjadi referensi. Jari-jari kedua tangannya begitu lincah mengetik hingga sekarang belum ada kata yang diketiknya salah.

Sementara itu di ruang tamu rumahnya, Dyo datang berkunjung dan tengah mengobrol dengan Mama Nabil. Rencananya Dyo akan menginap karena di rumahnya begitu sepi, tinggal dirinya seorang.

"Yaudah Dyo kalo mau ke kamar Nabil langsung aja, Tante mau ke dapur nyiapian makan malam," ucap Mama Nabil lalu beranjak pergi menuju dapur.

"Iya Tante," ucap Dyo tersenyum.

Dyo lalu berdiri dan berjalan menuju kamar Nabil yang berada di lantai 2 dengan membawa tasnya.

Di dalam kamar, Nabil terus mengerjakan tugasnya tanpa henti hingga tidak menyadari bahwa pintu kamarnya diketuk Dyo dari luar.

Dyo yang sudah berada di depan pintu dan mengetuk berulang-ulang mulai menggerakan knop pintu untuk membukanya. Setelah terbuka, dilihatnya Nabil sedang berada di meja belajarnya.

"Gua kira lu udah tidur, ternyata lagi ngerjain tugas," ucap Dyo sambil melangkah masuk ke dalam.

Nabil berhenti mengetik lalu menoleh ke belakang. Dilihatnya Dyo duduk di kasurnya. "Udah dateng aje lu. Kapan lu dateng?"

"Barusan. Lunya ge asyik pacaran sama tuh laptop," jawab Dyo.

"Sorry-sorry, tugas terakhir sebelum UAS." Nabil kembali ke posisi semula untuk melanjutkan mengerjakan tugas kuliahnya.

Dyo lalu berdiri dari duduknya di kasur dan melangkah menuju rak buku untuk mengambil satu komik. Namun sesudah mengambil satu komik favoritnya jika berkunjung ke rumah Nabil, tanpa sengaja ia melihat satu sepatu milik Gaby berada di rak sepatu Nabil.

"Masih belum dibalikin itu sepatu Cinderella lu?" tanya Dyo berjalan ke arah kasur sambil membaca komik.

"Lupa gua buat balikin itu sepatu Yo. Asal gua bawa, si Gaby-nya gak ada. Asal gak dibawa, si Gaby-nya ada," jawab Nabil tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Kenapa gak lu datengin aja ke rumahnya? Atau coba pake jasa JN*?"

"Nah itu masalahnya Yo. Kan lu tau si Gaby rada gitu lah, lola. Pas ada gua aja dia kagak nanyain itu sepatu, itu pun kudu dipancing kaya Bang Deva. Terus kalo tukang antar paket buang-buang duit, jarak gak jauh gitu."

"Ya udah lu tinggal kasih tau ke Gaby pas mau balikin. Gab, ini sepatu lu, gua balikin ya?. Nah dia pasti inget sama tuh sepatu."

Nabil hanya diam, tidak menanggapi apa yang diucapkan Dyo sebab dia sudah punya rencana tentang mengembalikan sepatu Gaby.

*****

Setelah selesai kelas, Shani langsung pergi ke toko buku bekas yang berada tidak jauh dari kampus untuk membeli sebuah buku yang diminta saudaranya yang mampir ke rumahnya kemarin.

Di dalam toko buku itu, mata Shani terus mencari dari rak ke rak, tingkat ke tingkat semoga buku yang dicarinya ada.

"Nah ini dia." Shani tersenyum begitu menemukan buku yang sedang dicarinya.

Saat tangannya sudah memegang buku tersebut, tiba-tiba saja ada tangan lain yang memegang buku itu juga.

Shani dan tangan itu lalu mengambil buku itu hingga terjadi tarik menarik. Dan Shani terkejut karena pemilik tangan itu adalah Vino.

"Kamu?" Shani terkejut.

"Kamu? Ngapain kamu di sini?" tanya Vino pura-pura terkejut karena sejak dari keluar kampus mengikuti Shani ke toko buku.

Music and Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang