-6-

1.9K 198 18
                                    

"Gab, lu serius?" tanya Shania seusai Gaby bercerita tentang satu sepatunya yang kemarin hilang.

"Iya Shan, makanya itu aku bingung dan heran pas di kamar mau ngelepas sepatu, kenapa tiba-tiba gak ada," jawab Gaby.

Saat ini Gaby dan Shania sedang berjalan di koridor kampus menuju perpustakaan untuk meminjam beberapa buku, lebih tepatnya sih Shania yang mau meminjam buku untuk tugas dan tanpa sengaja bertemu Gaby yang sedang berjalan sendirian di taman kampus.

"Lu emangnya gak inget kemarin abis dari mana hingga sampe baru sadar sepatu lu hilang sebelah?" tanya Shania lagi.

Gaby mengetuk jarinya di dagu seraya mengingat kejadian kemarin saat perjalanannya sesudah pulang kuliah. "Selesai kelas, aku pulang naik taksi. Di tengah jalan aku diturunin dari taksi terus naik taksi lagi sampe rumah tiba-tiba sepatu yang sebelah ilang."

"Lu diturunin kenapa?" tanya Shania lagi.

"Ribut sama Nabil di dalam taksi."

"Kayanya si Nabil deh yang ngambil sepatu lu?" tebak Shania yang berdasarkan Nabil raja usil.

Gaby menggeleng tak yakin. "Gak mungkin deh Shan, pas diturunin dari taksi terus naik taksi lagi sepatuku masih ada kik."

Kini Shania menjadi bingung dengan Gaby, bagaimana bisa sepatu bisa hilang padahal masih ada menurut Gaby. Tapi Shania yakin ada sesuatu yang Gaby lupakan saat bersama musuh mereka yaitu Nabil.

Sementara itu Nabil bersama Dyo sedang berjalan menuju gedung fakultasnya Gaby untuk mengembalikan sepatu Gaby yang tidak sengaja terbawa di tasnya kemarin.

"Eh iya Bil, katanya si Ezka sakit ya?" tanya Dyo.

"Sakit? Tahu darimana lu?" Nabil balik bertanya.

"Bang Deva. Nah Bang Deva itu tahu dari si mini," jawab Dyo memberitahu.

"Maneh kalo tahu itu ngapain nanya aing," ucap Nabil yang bercampur bahasanya.

"Eh iya Bil, kok gue ngerasa kaya cerita-cerita itu ya," ucap Dyo yang baru menyadari sesuatu saat memasuki gedung.

"Cerita paan? Fanfic atau apa?" tanya Nabil bingung.

"Itu si Nurlela yang punya sepatu kaca," jawab Dyo menjelaskan maksud ucapannya.

PAKKK

Nabil langsung memukul bahu Dyo. "Cinderella malih bukan Nurlela."

"Gak pake pukul berapa sih?" protes Dyo sambil memegangi bahunya yang dipukul barusan.

"Lebay lu, terus maksud lu kita kaya cerita Cinderella apaan?"

"Ini loh, lu nganterin satu sepatu ke yang punya. Gue jadi pengawal, lu jadi pangeran dan Gaby jadi Cinderella-nya. Ngerti gak lu?" jelas Dyo memberitahu.

"Oh gue tahu, waktu masih kecil pas gue ajak lu main tapi lu gak mau, pasti nonton itu ye?"

"Sembarangan, gue nontonnya barbie. Dah cepetan ah cari Cinderella lu."

"Sialan lu."

Kemudian Dyo dan Nabil bertanya ke orang-orang yang ditemuinya namun mereka tak ada yang tahu hingga ada seseorang yang sekelas dengan Gaby memberitahu kalo Gaby sudah keluar tapi tidak tahu pasti ala Gaby masih di kampus atau sudah pulang.

"Nih cewek kaya kang sol dah," gerutu Nabil sambil berjalan keluar gedung.

"Hubungannya Gaby sama kang sol apaan dah?" tanya Dyo tidak mengerti maksud ucapan Nabil.

"Diperluin gak ada, gak diperluin ada, paham ente?" jawab Nabil.

"Dah mending sekarang kita ke kantin dan lupain aja tuh tujuan lu balikin sepatu. Gimana?" saran Dyo.

Music and Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang