Permulaan

9.5K 427 6
                                    

Newbi, maklum kalau banyak yang typo dan kalimat yang kurang nyambung..
Mohon bantuannya...

Original fiction
Jangan pernah mengcopy cerita ini

Cerita ini mengandung konten dewasa, jadi bagi yang dibawah 18+ tidak boleh baca yaaaa...

-Hanya mengambil karakter dari anime naruto

-Sasuhina
.
.

Maaf ya, kalau bagian ini kurang berkesan buat kalian.. Tetep dukung author yaaa.. Hehe

Semoga para readers suka, selamat membacaaa....

-----------------------------------------------------------

Setelah itu dia menjatuhkan dirinya di samping kanan Hinata, mulai tertidur. Mungkin, kali ini dia akan benar-benar tertidur pulas.
.
.
.

"Ibu... ibu... ibu.... Jangan... jangan...." Terlihat sekali jika Hinata sedang mengigau tentang ibunya, tidurnya sangat tidak nyenyak.

"Ibuu!!!!" teriaknya sambil membuka kedua matanya, nafasnya terputus-putus disertai keringat yang menetes di wajahnya.

"Haahh.... Haaahh...."

"Hanya mimpi..." gumam Hinata sambil menyeka keringat di wajahnya.

Hinata pun memperhatikan tempat dimana dia berada sekarang, 'gelap' itu yang ada dibenaknya.

Hinata tersadar, dia masih berada di tempat itu, tempat dimana kesuciannya direnggut paksa.

Bungsu Hyuga itu mulai meneteskan air matanya, dia teringat kembali kejadian saat Sasuke memperkosanya.

Hinata tidak boleh seperti ini terus, dia harus pulang, pikirnya sambil menyeka air matanya.

Dirasa sudah tenang, Hinata yang masih dalam posisi terlentang melihat keadaan dirinya sendiri. Hinata cukup terkejut karena dia sudah mengenakan seragamnya lagi seperti semula, yaahh walaupun sudah kusut.

Hinata pun menolehkan kepalanya ke sebelah kanan, dengan tatapan yang campur aduk dia melihat sesosok pria yang baru saja menggagahinya.

Sama halnya dengan Hinata, Sasuke tidur terlentang dengan seragamnya yang sudah dipakai kembali, dan perempuan itu menyadari bahwa Sasukelah yang memasangkan seragam sekolahnya.

Tak butuh waktu lama, Hinata berniat pergi dari tempat laknat ini. Entah jam berapa sekarang, yang jelas ini masih sangat pagi.

"Aahh! Sa-sakiit..." erangnya saat mencoba duduk, sungguh badannya terasa remuk apalagi daerah kewanitaanya yang terasa sangat sakit dan perih.

Hinata mencoba memaksakan diri untuk pergi dari tempat ini, tak peduli dengan rasa sakit yang ia rsakan.

Hinata mulai mengenakan sepatunya kemudian mengambil tasnya yang tergeletak tidak jauh dari posisinya. Dia berdiri dari duduknya, itu pun dengan sangat susah payah.

Hinata teringat bahwa pintu ruangan ini sudah dikunci, dia berpikir cukup lama dan tanpa basa-basi berniat keluar dari jendela yang memang sudah rusak sehingga mudah dibuka.

"Kau pasti bisa Hinata..." gumamnya pada diri sendiri, saat dia sudah berada di depan jendela yang sudah dibuka.

Untung saja ruang olahraga berada di lantai paling bawah, sehingga tidak sulit untuk melompat dari jendela.

Bruukk!!!!

Terdengar suara orang jatuh dari atas ke bawah.

"Aa-aaww... saa-kiit.." rintihnya saat dia terjatuh karena harus melompat keluar dari jendela.

Pernikahan Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang