Malam yang Penuh Emosi

6.3K 454 44
                                    

Newbi, maklum kalau banyak yang typo dan kalimat yang kurang nyambung..
Mohon bantuannya...

Original fiction
Jangan pernah mengcopy cerita ini

-Hanya mengambil karakter dari anime naruto

-Sasuhina
.
.

Maaf ya, kalau cerita ini kurang berkesan buat kalian.. Tetep dukung author yaaa.. Hehe

Semoga para readers suka, selamat membacaaa....
-----------------------------------------------------------

Perempuan itu menolehkan kepalanya ke arah Sasuke, Hinata menatap sangat dalam. Dia akan membongkar jati dirinya pada Sasuke.

"Jika kau mengetahuinya, aku yakin Sasuke-san akan sangat membenciku," balasnya, dan pemuda itu semakin tak mengerti dengan isi kepala lawan bicaranya.

Sasuke hanya diam, menunggu Hinata bicara lagi.

"Ibuku... sudah cukup lama meninggal, aku... aku sangat membencinya," lanjutnya dengan pandangan meremehkan, pemuda itu hanya bisa menatap tak percaya pada Hinata.

"Dan aku... aku yang membuat dia mati." Hinata menatap Sasuke sangat dalam, dan pemuda itu tahu jika lawan bicaranya tidak berbohong.
.
.
.

"Hinata..." gumam Sasuke tak percaya.

Orang yang dipanggil malah mengalihkan pandangannya, dia mulai menerawang jauh ke masa lalunya.

"Waktu itu, saat masih kecil... aku berpikir bahwa keluargaku adalah cerminan dari keluarga yang sempurna, dan aku benar-benar sangat bahagia...."

".... Mempunyai ayah yang sangat baik walaupun sedikit tegas, ibu yang sangat penyayang, dan kakak laki-laki yang selalu menjagaku. Aku rasa, aku tak memerlukan apa pun lagi di dunia ini selain mereka," ungkap Hinata dengan raut wajah yang berbinar.

"Setiap minggu, kami pasti akan pergi jalan-jalan ke beberapa tempat. Benar-benar keluarga bahagia, bukan?" sambungnya lagi, tapi kali ini sambil tersenyum miris.

"Tapi, semua itu hanyalah sebuah kebohongan. Sangat menjijikan...." Dan kali ini dia menampilkan raut wajah penuh kebencian.

Malam ini, Sasuke bisa melihat 3 ekspresi wajah Hinata yang sangat berbeda dalam waktu cepat, baru kali ini dia melihatnya. Perubahan yang sangat kentara hanya karena mengingat masa lalunya.

"Aku benar-benar membenci keluargaku. Kenapa? Kenapa mereka malakukan itu? Kenapa mereka harus berbohong? dan kenapa itu semua harus terjadi saat aku lahir?" Tatapan perempuan itu berubah menjadi sendu.

"Hey, Sasuke...." Pria itu masih menatap wajah lawan bicaranya.

"Mau mendengar masa laluku?" tanyanya masih dengan tatapan sendu, sedangkan Sasuke hanya menatap Hinata tanpa menolak ataupun mengiyakan.

Walaupun tak direspon, Hinata memilih untuk tetap menceritakan masa lalunya. Tak peduli apa Sasuke akan mendengarnya atau tidak.

"Waktu itu aku masih duduk di kelas 6 SD, awal mula aku tahu kebusukan orang tuaku." Jemari tangan lentik itu meremas erat selimut yang dipakai.

Flashback on

[Hinata PoV]

Di tengah malam itu, aku tak sengaja terbangun karena bermimpi buruk, lalu aku memutuskan untuk pindah ke kamar kakakku.

Kamar kak Neji berdekatan dengan ruang kerja ayah, saat aku melewatinya suara tangisan ibu terdengar. Saat itu aku benar-benar takut, karena untuk pertama kalinya aku mendengar ayah membentak ibu sampai menangis. Aku mengintip dari celah pintu, dan melihat ibu sedang dalam posisi duduk sambil membungkukkan badannya di depan ayah. Aku melihat ayah sedang berdiri sambil memegang pecutnya, dan aku baru tahu jika ibu dipukul oleh alat itu.

Pernikahan Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang