Menangis

5.3K 431 34
                                    

Newbi, maklum kalau banyak yang typo dan kalimat yang kurang nyambung..
Mohon bantuannya...

Original fiction
Jangan pernah mengcopy cerita ini

-Hanya mengambil karakter dari anime naruto

-Sasuhina
.
.

Maaf ya, kalau cerita ini kurang berkesan buat kalian.. Tetep dukung author yaaa.. Hehe

Semoga para readers suka, selamat membacaaa....
-----------------------------------------------------------

"Kalau begitu Kakek jangan menggoda kami lagi," balas Hinata, sedangkan Sasuke masih menatap kepala biksu dengan tatapan dinginnya.

"Aku mau ke toilet dulu," ucap Hinata meminta izin, kemudian berdiri dari duduknya.

Tapi sebelum melangkah, tiba-tiba saja Hinata kehilangan kesadarannya, untung saja Sasuke masih bisa menangkapnya.

"Hinata... Hinata.... Sadarlah..." ucap Sasuke panik.

"Hey, Biksu Tua bagaimana ini?"

"Kau bisa membawanya ke kamar tamu, nanti aku akan memanggil dokter. Tenanglah Sasuke-kun istri dan bayimu akan baik-baik saja, dia sepertinya hanya kelelahan," balas kepala biksu.

Sasuke hanya bisa menuruti perkataan biksunya itu, semoga saja Hinata dan bayinya baik-baik saja.
.
.
.

"Nghh.... Maaf... maaf... hikss.... Jangan... jangan... Hinata mohon... hiks..." gumam perempuan itu di alam bawah sadarnya, terus-terusan memanggil ibunya.

"Ibu... hiks... ibu... ibu... hiks.. Ibuuu!!!" teriaknya sekencang-kencangnya sampai terbangun dengan keadaan duduk, banyak sekali peluh yang membasahi wajahnya, dia terlihat sangat pucat.

"Haaah... haahh... haaah...." Hinata melamun dengan nafasnya yang terengah-engah.

"Hinata... Hinata... Hinata!!l" teriak Sasuke sambil mengguncang kedua pundak ibu hamil itu, karena dari tadi Hinata tak menjawabnya.

Hinata yang baru tersadar, menatap Sasuke dengan pandangan yang sulit diartikan. Dia sangat kelelahan, dari sini Hinata juga bisa melihat sorot mata Sasuke yang terlihat sangat mengkhawatirkannya.

Apa yang terjadi padanya?

Mereka berdua masih bertatapan, entah kenapa lama-lama mata Hinata malah terasa perih dan panas, air matanya mulai berjatuhan, tubuhnya bergetar hebat, tangisannya pecah di depan Sasuke.

"Hiks... hiks... hiks...." Perempuan itu menangis sejadi-jadinya, kepalanya ia tundukkan ke bawah, dia sadar pertahannya runtuh. Kali ini Hinata benar-benar tidak sanggup dengan semua bebanya.

"Hinata..." gumam Sasuke bingung dan khawatir, Hinata benar-benar sangat berbeda, bahkan saat dia menangis karena perbuatan bejat Sasuke, tangisannya tak memilukan seperti ini, Hinata seperti kehilangan dirinya sendiri.

Bruk!

Lelaki itu memeluk Hinata sangat erat, dia tidak peduli jika Hinata akan menolaknya, dia hanya ingin menenangkan perempuan itu.

Tidak... Hinata tidak menolak pelukan sepihak dari Sasuke, tapi dia juga tak membalasnya. Hinata menangis sejadi-jadinya di dada pemuda itu, dia tidak peduli jika air matanya membasahi baju depan Sasuke.

"Hiks... maaf... i-ibu... maaf... i-i-bu... hiks.... Maafkan Hinata." Mantan Hime Hyuga itu terus saja meracau dalam tangisnya, terlihat sangat terpukul.
.
.

Sangat lama Hinata menangis di pelukan Sasuke, sekarang tangisannya mulai mereda, walaupun masih sedikit tersedu-sedu. Tak ada yang berniat untuk melepas pelukan itu, Sasuke akan menunggu sampai Hinata yang melepasnya.

Pernikahan Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang