Tamu?

5.4K 422 36
                                    

Newbi, maklum kalau banyak yang typo dan kalimat yang kurang nyambung..
Mohon bantuannya...

Original fiction
Jangan pernah mengcopy cerita ini

-Hanya mengambil karakter dari anime naruto

-Sasuhina
.
.

Maaf ya, kalau cerita ini kurang berkesan buat kalian.. Tetep dukung author yaaa.. Hehe

Semoga para readers suka, selamat membacaaa....
-----------------------------------------------------------

Setelah di luar, di sekitar kuil itu sudah ada beberapa biksu yang sedang menjalankan ritwal, ada juga yang membersihkan kuil. Sasuke terus berjalan mencari Hinata, kakinya terhenti setelah melihat perempuan itu sedang berdiri sambil memejamkan matanya di depan tempat doa. Entah kenapa Sasuke senang melihat Hinata baik-baik saja, dia sedikit tersenyum tulus saat melihatnya.

"Kau sudah menjalankan tugas sebagai suami dengan cukup baik." Tiba-tiba saja kepala biksu sudah ada di samping kirinya dan membuat dia sedikit terkejut, tapi dengan cepat Sasuke kembali ke mode coolnya.

"Jaga Hinata dan anak-anakmu dengan baik Sasuke-kun, hidupmu akan lebih mudah saat ini," ucap kepala biksu lagi, kemudian menepuk pundak Sasuke dan pergi meninggalkannya dengan segala kebingungannya.

'Anak-anak?' Kata-kata itu cukup terngiang di kepala Sasuke, tapi dia tak terlalu memusingkannya, pemuda itu mulai berjalan menuju tempat Hinata dan berdoa di sana.
.
.
.

Hari ini Sasuke izin dari sekolah, karena mereka masih berada di kuil. Sebagai gantinya dia langsung pergi ke bengkel Naruto untuk bekerja.

Sejak pulang dari kuil, mereka berdua hanya diam tak ada yang mau mengawali pembicaraan, bahkan sampai Sasuke berangkat kerja.

Entah kenapa malam ini Hinata merasa sangat gugup, tidak tahu harus mengatakan apa pada Sasuke.

"Haahh... apa Sasuke-san marah padaku?" tanyanya pada diri sendiri.

Sejak pulang ke rumah, Sasuke benar-benar mendiamkannya. Hinata merasa bersalah karena gara-gara dirinya pemuda itu tidak sekolah. Apa gara-gara ini Sasuke mendiamkannya?

Hinata masih tiduran di kasurnya, benar-benar gelisah. Apalagi tadi dia bermimpi buruk lagi dan sekarang merasa tak aman.
.
.
.

Tok.... Tok....

Terdengar suara ketukan dari luar pintu kamar Sasuke.

"Masuk," balasnya masih sibuk belajar di meja belajarnya.

Sreeek!

Terlihat penampakan Hinata yang menggeser pintu Sasuke.

"Ada apa?" tanya pemuda itu masih sibuk dengan buku di mejanya.

Hinata hanya bisa menggigit bibir bawahnya, dia benar-benar gugup.

"A-apa aku mengganggu Sasuke-san?" tanyanya yang jelas-jelas Hinata merasa mengganggu Sasuke yang sedang belajar.

"Bicaralah," balas pemuda itu tidak menoleh sedikit pun pada lawan bicaranya.

"A-apa kau ma-masih marah padaku?" tanya Hinata lagi sambil menundukkan kepalanya.

Sasuke yang mendengar itu, tiba-tiba menghentikan kegiatannya, dia menoleh pada lawan bicaranya.

Sasuke memicingkan kedua matanya saat melihat Hinata yang terlihat sangat gugup, gelisah, dan... ketakutan? Bahkan dia tidak mengerti kenapa perempuan itu memeluk erat bantalnya. Apa dia benar-benar ketakutan?

Pernikahan Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang