{2}

46 3 3
                                    

"Aîné/Raven-nii!! Kenapa malah kau yang jadi sensei penggantinya (desho)?!?!!!" Ujar Keith dan Rin rada syok.

Sementara Himika (yang notabenenya) adalah adiknya Raven? Dia cuma memasang ekspresi masa bodo.

"Sshh, baka tsundere! Ngapain kau teriak-teriak begitu sih?!" Tanya Nali agak risih dengan nada berbisik.

"Baka tsundere janai desho, wa-km baka!! Lagian.. Lagian dia..." Rin masih syok, namun masih sempat adu mulut dengan Nali.

"Eh.. Ka-kalian mengenali beliau??" Tanya guru BP tsb.

"Beliau?!? Dia terlalu muda untuk dipangil beliau!! Umurnya bahkan baru 18!!" Ujar Keith blak-blakkan sambil menunjuk Raven.

Sementara yang ditunjuk hanya memasang wajah santai bin gentle bin cool :'v.

"Whaatt?!!"

"Are you sure?!!"

"Do you lying with us?!?"

'Whaa, lumayan nih, sensei masih muda & cakep, bisa gue gebet-in.' Batin Lottie.

Dan dengan segera, ntah kenapa, Raven seketika merasa merinding.

"Ngapain juga gue-- saya bohong?!? Ga guna ya!!" Ujar Keith yang bertingkah sopan karena ada guru BP. Coba kalau ga? Kata-kata kasar udah keluar itu 😂😂.

"Coba saja liat KTP, akte, KK, atau SIMnya!!" Ujar Rin yang udah sewot ntah kenapa.

"W-well, sebelumnya, apa benar anda berumur 18 tahun? Kenapa anda menjadi guru pengganti disini? Lalu, bagaimana dengan sekolah anda?" Tanya Leo sopan, tidak seperti Keith yang berpura-pura, Leo benar-benar tulus.

{Keith : nyindir nih ==;;?}

"Sekolah? Well, saya justru sudah lulus dari universitas 2 tahun lalu." Jawab Raven dengan santai dan segera mendapati ekspresi tidak percaya hampir dari seluruh penghuni kelas.

'Huai! Lumayan nih, cogan jenius!' Batin Lottie yang hebatnya (ntah kenapa) bisa membuat Raven merinding lagi :'v.

"Saa, ada pertanyaan untuk Raven-sensei? Sebelum kalian memulai kelasnya?" Tanya guru BP tersebut, dan tentunya tidak ada yang menjawab karena mereka masih sangat syok.

"Baiklah, Raven-sensei, saya tinggal dulu. Semoga anda tidak mengalami kesulitan dalam mengurus mereka." Ujar guru BP tersebut sambil pergi meninggalkan kelas.

"EEHH!! CHO-CHOTTO MATTE!! ELO BELUM JAWAB PERTANYAAN GUE AÎNÉ!!!" Pekik Keith.

"Yang mana, bocah tsundere?" Tanya Raven tenang dan cool.

"Jangan manggil gue kayak gitu, Aîné!!" Protes Keith sambil menunjuk Raven dengan penuh emosi,
"Gue gak kayak hermana yang tsundere!!"

"Eeh!! Apa-apaan lo hermano?!? Kenapa malah bawa-bawa gue?!?" Protes Rin.

"Diam lo hermana!!"

"What the-- hora!! Hermano menyebalkan!! Lo ngelarang gue mengemukakan kebebasan gue buat protes ya?! Dan lagi, gue bukan tsundere!!"

"Ya! Lo ini tsundere, stupid sister!! Makanya gue protes karena gue gak tsundere kayak elo!!!"

"Tidak ada tsundere yang mengakui dirinya adalah tsundere." Ujar Raven sambil tersenyum tipis, padahal di dalam hati ia tertawa terbahak-bahak melihat pertengkaran dua kakak adik ini. Well, biasalah, orang jaga image *plak.

"Oh ya, Keith. Aku ini gurumu. Jadi, berbicaralah yang sopan terhadapku. Karena kau telah berlaku tidak sopan, maka kau di kenai hukuman menulis kata dalam huruf tagalog, beserta romaji dan artinya." Ujar Raven sambil melipat kedua tangannya dan menatap Keith.

"What?!? Argh!! Yang benar saja!! Lo--- sensei!! Sekolah kita tidak ada pelajaran bahasa tagalog!!" Protes Keith, sebisa mungkin ia menggunakan bahasa sopan. Daripada kena hukuman tambahan.

"Oh? Ada tuh." Ujar Raven sambil menunjukkan kertas jadwal pelajaran yang baru di muka Keith.

"Kau menunjukkannya terlalu dekat.. Aîné, mana kelihatan si---." Keith seketika menghentikan perkataannya.

" 'Si' apa huh, Keith Franest?" Seringai Raven.

"Si rambut merah, rambutmu memang merah bukan, Aîné?" Ujar Keith, ngeles :'v.

"Arara~ hontou ni?" Tanya Raven dengan seringaian.

"Araa, saya berbicara sesuai kenyataan ne, sensei~. Masa' saya harus bohong~? Bohong kan dosa." Ujar Keith dengan bumbu akting.

'Haduh.. Ini berdua sama saja..' Batin Himika sweatdrop.

"Nee.. Aku masih tidak percaya kalau dia masih berumur 18 tahun.." Bisik Aize kepada Rin.

"Memang aslinya Raven-nii masih 18 tahun, Ze.." Rin balas berbisik.

"Nee, sensei, saya boleh menanyakan sesuatu??" Lottie mengangkat tangannya tanda ingin bertanya, dengan mata berbinar penuh harap.

"Ah? Ya, douzo..." Ujar Raven.

"Namaku Charlotte Baskerville, biasa dipanggil Lottie. Ne, apa sensei masih single???"

Pertanyaan dari Lottie dengan sukses membuat Raven kicep.

"Ehm.. Ya..? Naze..?" Raven menjawab, sekaligus kembali memberikan pertanyaan.

"Apa anda keberatan jika---."

"Yosh! Yosh! Sudah waktunya belajar ne, Char-lotte Bas-ker-ville." Potong Himika

"Mou~!  Himi---." Seketika, Lottie pun terbungkam. Karena Himika kini tengah menatapnya dengan tatapan dingin yang mengintimidasi.

"Nyaa, lo cemburu ya Himika? Sensei itu pacar elo?" Tanya Nala penasaran.

"Dia itu kakak gue, La." Jawab Himika datar,
"Emangnya gue incest? Macarin abang gue sendiri?"

"Hee, ternyata kau brocom seperti baka tsundere ya." Ujar Nali blak-blakkan yang membuat Raven menahan tawanya karena tau siapa yg dimaksud.

"Baka tsundere janai desho, baka Nali !!" Rin memprote.

"Baka janai, kono baka Rin!!" Nali juga balas memprotes, padahal dia duluan yang nyari gara-gara.  *dor.

"Sa-fry Na-li..." Ujar Keith dengan nada mengintimidasi

'Cih.. Salah kan gue...' Batin Nali nista sambil menenggak ludah. Dia lupa, jika ia meledek atau melakukan apapun terhadap Rin didepan kakaknya yang siscom, alias Keith. Wassallam sudah dirinya.

"Yare yare, Keith, kau seperti biasa, selalu siscom dengan si baka tsundere." Ujar Raven blak-blakkan.

"Mou! Raven-nii!!" Rin kembali memprotes.

'... Rin juga dipanggil baka tsundere olehnya?' Batin Nali yang ntah kenapa merasa cemburu. {Cieeeee *jduak}.

"Maa, maa, saatnya belajar ne, minna" Ujar Raven sambil menaruh kepalan tangan di atas kepala Rin dan menggesek-gesekkannya (?).

"Tapi itu kau ngapain..?" Tanya Keith dengan nada datar.

"Cuma pingin ngejitak. " Jawab Raven dengan watados,
"Saa, ayo belajar, minna."

PH no GakuenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang