{15}

13 3 4
                                    

"Ciee, ciee, ada yang berduaan niee~." Ujar Airilia dengan nada iseng yang baru saja memasuki kelas (?) yang dimodifikasi menjadi Café, dirinya juga baru datang bersama Aize.

"Kalau tuh imouto gue ga ke toilet dari tadi kita juga harusnya bertiga." Ujar Nali yang baru saja selesai memperbaiki dasi Rin.

"Lah? Ini lo cuma berdua doang sama Rin. Tte, btw itu lo ngapain?" Tanya Aize sambil menunjuk tangan Nali yg masih di dasi pita Rin.

"Benerin dasi nih baka tsundere." Jawab Nali blak-blakkan.

"Et dha, ga usah manggil gitu juga bisa, kan?!" Protes Rin.

"Elo sendiri juga sering manggil gue wa-km baka, Nali baka, wa-km nyebelin, dan semua saudara-saudaranya!!"

"Tapi gue gak tsundere dan gue gak baka!!"

"Gue juga gak baka, dan elo emang dasarnya itu tsundere!!"

"Et dha, udah dibilang gue itu gak tsunde---."

"Berisik amat dah lo berdua pagi-pagi.." Komentar Alice yang baru masuk kelas sambil makan sate daging selusin (?).

"Elo sendiri pagi-pagi juga dah makan daging ae, Lice." Komentar kembarannya, si Alyss anaknya Lacie, suka dengan si Jack---

{Alyss : oee!!! Auth!!! *blush*

Aya naon Lyss? Ane ga salah kan :v? Tinggal nyanyiin pake nada si kancil dah *plak.

Alyss : t-tch, nanti Jack tau gimana??

Orangnya emang dah tau kali :'v *plak*}

"Gapapa, sehat." Jawab Alice yang masa bodo aja dan terus ngelahap sate dagingnya dalam satu suapan {njir, nih anak atu mulutnya kek gimana sih? *plak*}.

"Eh, Lia belum dateng ya?" Tanya Rin.

"Tadi di lantai 1 gue liat, sekarang tau dah kemana." Jawab Aize sambil ngangkat bahu.

"Lagi liat-liat bunka kali?" Komentar Nali.

"Btw bunka... Rin? Lo mau kasih ke siapa 'itu'nya?" Tanya Airilia. Sebenarnya nih bocah (?) atu udah tau, cuma sengaja aja ngisengin Rin.

"Eh? Itu apaan, Ri?" Rin malah ga ngeh yang dimaksud Airilia.

"Hadeuh nih bocah polos ngajak ribut... Bunga itu loh!!!" Airilia mulai kesel, kayaknya lagi butuh sn*ck*rs nih :'v.

"Bunga--- alamak!! Kelupaan!! Gue mau ngambil bunganya dulu!! Belum gue ambil!!" Kata Rin sambil setengah berlari keluar. Maklum, kostumnya rada susah dipake buat lari.

"Yee, dasar pikun." Ujar Alice asal jeplak.

"Maklumin, seharian kemaren dia jadi maskot ya capek. Jadi, kali aja dia kelupaan." Ujar Aize.

"Iyain deh.."

"Terus, lo mau kasih bunganya ke siapa, Ze?" Tanya Airilia, yang membuat semua mata di sana menuju Aize.

"Eh? Kok nanya gue? Kan yang ngasih bunga itu cuma anak cewek doang??" Aize kicep.

"Lah? Elo bukannya cewek, Ze?" Tanya Alice mukpol sambil makan daging {lah, perasaan tuh tadi udah abis deh, Lice..}

"Eh anjir!! Gue cowok oee!! Perlu gue kasih liat bukti di sini sekarang juga?!!" Tanya Aize yang siap-siap nurunin celananya *plak*.

"Yaudah, buktiin." Ujar Alice mukpol yang auto bikin Aize tambah kicep.

'Et dha, gue masa beneran mau buktiin kek gitu?! Aa, gue mesti buktiin gimana neeh?!! Ah, iya?!!' Aize membatin sebentar sambil berpikir. Dan tak lama setelahnya, ia pun menarik Airilia dan mengkabedonnya.

Dan, Airilia pun kicep seketika,
"Z-Ze? L-lo ngapai---."

"Shhh, let me to prove everyone if i'm a male~." Ujar Aize dengan sedikit smirk sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Airilia.

Hitungan mundur~

10 cm
.
8 cm
.
6cm
.
Dan pada centi ke 5, Aize mental karena ditavok oleh seorang cowok berambut biru tua panjang.

"JANGAN SEENAKNYA LO SAMA CEWEK GUE!!!" Ujar si pelaku yang baru saja menabok Aize.

"V-Vanitas??" Airilia kicep.

"Eh!! Dokter uks macam apa lo?! Seenak jidatnya aja lo nabok orang!" Ujar Aize ga terima.

"Siapa suruh juga lo pingin nyium cewek gue?!!"

"W-wait.. Sejak kapan gue jadi cewek lo?!" Tanya Airilia kicep + blushing.

"Sejak gue ketemu ama elo~ karena lo telah nawan hati gue, sekarang lo yang gue tawan jadi cewek gue~." Ujar Vanitas dengan senyum yang menawan.

"Eh-- w-what?! WHAATT?!!!" Airilia langsung blushing ga karuan.

"Yaudah, tapi elo ga usah nabok gue juga napa!!" Ujar Aize memprotes sambil ngedorong Vanitas.

"Yaudah selow napa!!" Vanitas balas ngedorong.

"Eh.. Ze? Tas?"

"Hm? Napa Ri? Elo nyariin tas lo? Tuh, masih lo pegang." Ujar Alyss sambil nunjuk tas milik Airilia.

"Bukan oee, gue tadi nyebut nama Vanitas.. vaniTAS." Jelas Airilia dengan penekanan.

"Denger lo?! Airilia nyebut nama gue, N-A-M-A G-U-E!!!" Ujar Vanitas bangga.

"Diih, gitu aja bangga!! Gue dong, pernah gandengan ama Ria!!!" Ujar Aize sambil nunjuk dirinya sendiri {wait, Ze? Lo napa jadi rebutin Airilia dah? Perasaan lo ga ada rasa selain jadi adek"annya dah}.

"Eh... Wait..." Airilia tambah kicep.

"Guys, kita tinggalin mereka bertiga dulu yuk." Usul Alyss yang disetujui oleh Alice dan Nali. Mereka bertiga pun keluar dari Cafe meninggalkan Airilia dan dua orang lainnya.

"W-woy!!" Airilia kicepnya makin-makin.

Yak, selamat berjuang ngeleraiin mereka, Airilia~ {*auth dikirim ke Abyss*}

PH no GakuenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang