{9}

19 3 0
                                    

Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, siswa-siswi tengah mempersiapkan stand mereka, begitupun para murid di kelas X-A.

"Yosh!! Minna!! Ayo semangat nyaa!! Setelah ini, kita tinggal pakai kostum dan melayani para pelanggan nyaa---."

"BANTUIN STUPID SISTER!! JANGAN CUMA BANYAK BACOT!!!" Bentak Nali sambil melempar buku menu kepada Nala.

"N-nyahaa... I-imou juga lagi bantu ini nyaa.. Bantu nyemangatin.." Ujar Nala.

"K-kono baka no Imouto..." Geram Nali.

"By the way kostum... Itu para trio pencari kostum belum dateng, ya?" Tanya Break.

"Mereka kan bawa banyak kostum, maklum aja kalo telat dikit." Ujar Liam.

"Asalkan jangan telat banget, masa' kita ngelayanin pelanggan di Café kostum pake seragam Sekolah?" Protes Gilbert.

"Ah, banyak protes lo Gil. Nih, kita udah dateng." Ujar Emilia yang datang bersama 2 orang lainnya sambil membawa kostum, daaan, mereka sendiri juga sudah memakai kostumnya.

"Wah, Lia, kau cantik sekali dengan kostum putri." Puji Leo.

"A-arigatou, Leo.." Ujar Emilia sedikit blush.

"Gue bilang juga apa, Li? Lo emang mendingan jadi putri aja, kan? " Ujar seorang yang memakai kostum penyihir laki-laki... Wait...

"Elo...  Ria?" Tanya Alice.

"Mochiron! Memang siapa lagi??" Ujar Penyihir itu yang ternyata Airilia yang ngehode :v.

"Gue hampir gak ngenalin elo.." Ujar Himika.

"Fufufu, gue gitu loh." Ujar Airilia ketularan narsisnya Aize (lagi).

"Etto.. Terus.. Elo siapa?" Tanya Nali sambil nunjuk ke seseorang yang memakai kostum penyihir perempuan.

"Lo gak kenal dia, Nali-san?" Tanya Emilia yang dijawab oleh gelengan dari Nali.

"Haha! Sudah gue duga ada yang terkecoh!!" Ujar Airilia dengan tawa lantang.

"Tokorode, Aize kemana ya? Dia ga bareng kalian?" Tanya Keith.

"Lah, itu kalau bukan Aize siapa?" Tanya Emilia sambil menunjuk penyihir perempuan tadi.

"Whaaattt?!!" Sebagian isi kelas pun berko'or ria dengan nada syok sambil melihat si "CEWEK" kawaii berkostum penyihir tersebut.

"E-elo... Elo Aize??!" Tanya Oz terkejut sambil menunjuk si "cewek" itu yang ternyata si Aize.

Dan Aize pun hanya bisa mengangguk sambil blush malu.

"Huaai, Aize kawaii desho!!" Ujar Rin dengan maksud memuji,
"Gue hampir ga ngenalin, abis elo make wig sih! Jadi kayak cewek banget!"

"Udah gue duga, lo emang pantas pake kostum ini, Ze!!" Ujar Airilia.

"E-etto.. Anoo.." Aize bergumam dengan malu, membuat dirinya terlihat kawaii dibandingkan perempuan pada umumnya.

"Hm? Apa kau perlu sesuatu, nona?" Tanya Oz.

"N-nona?? O-Oz!! Gue itu cowok oy!!" Protes Aize masih dengan blush akibat malu dengan kostum yang dikenakannya saat ini.

"Aize, lo ganti gender aja dah. Lo cocokan jadi cewek daripada cowok." Usul Alice.

"No!! Gue dah kodratnya cewe--eh, cowok!!" Protes Aize sambil menyilangkan tangannya.

"Abisnya lo kawaii sih." Komentar Break.

"Dah, dah, jangan komenin Aize terus. Sono lo pada ganti kostum!" Ujar Airilia sambil nendangin Break dan Oz.

"Njiir, ga usah pake acara tendang-tendangan napa sih?!" Protes Break.

"Makanya sono!! Lo pada ganti baju!! Jangan bisanya cuma godain Aize doang!!" Bentak Airilia sambil mengayunkan tongkat sihir kwnya seolah bakal nyihir siapapun yang kagak nurut sama dia.

Dan tentu, yang lain pada nurut. Bukan karena takut disihir {sihirnya ae bo'ongan :v}, tapi karena tanggung jawab dan tugas mereka.

Dan pas pembagian kostum...

"RIAAAA!! APA-APAAN NIH KOSTUM?!!" Teriak Keith dengan nada memprotes sambil menunjukkan kostum yang akan dipakainya.

"Kenapa sih emang? Itu kan kostum buat maskotnya." Ujar Aria acuh.

"Kagak ada yang laen apa?!! Kawaii amat nih kostum!! Mana pake pita segala!!"

"Eh!! Lo cuma tinggal make doang bawelnya minta ampun dah!! Gue udah nyariin kostum buat lo pada sampai mastiin ukuran sedetail mungkin!! Makasih dikit napa sih?!!"

"Auah!!" Dan akhirnya pun Keith pergi ganti kostum dengan perasaan dongkol dan terpaksa.

-time skip :v-

Setelah semuanya ganti baju...

"Syaland, nyesel gue ngajuin diri buat jadi maskot." Ujar Keith nista.

"Hermano kawaii!!" Ujar Rin yang dengan segera memeluk kakak tercinta (?) nya itu.

{Awas Rin, ntar Nali jealous :v *jduak}

"Ghee..." Keith menghela nafas dan pasrah saja di peluk adiknya itu.

"Kau juga kawaii des, imouto. Nee, Nali-kun?" Ujar Leo.

"Arigatou, onii-san." Ujar Rin sambil tersenyum, dan kemudian memalingkan muka setelah melihat Nali menatap dirinya,
"Gue gak butuh pendapat elo desho."

"Hm? Padahal gue baru mau muji elo yang kelihatan kawaii, baka tsundere." Ujar Nali, ntah muji atau ngeledek.

"Sudah gue bilang kalo gue gak butuh pendapat elo desho!! Dan, gue juga gak bakalan muji ketampanan elo dengan kostum pangeran itu!!" Ujar Rin ngeblush dan gak sadar dia ngomong apa.

"Nyahaa, itu elo baru saja memuji onii-chan nyaow." Ujar Nala.

"C-chigau! Gue gak muji dia!" Ujar Rin salting sambil ngumpet di balik Keith.

Keith? Dia gak marah pas denger pujian Rin terhadap Nali. Justru, dia malah mikir
'Ini adek gue kok tsundere tingkat dewa ya?' sambil sweatdrop.

"Elo gak usah ngumpet bisa gak, baka tsundere?" Tanya Nali muram.

"Rin mah gitu kalau elonya lagi kelewatan tampan (?) Li." Ujar Airilia kepada Nali.

"Kata lo gue gak cocok hode, kok sekarang lo bilang kalau gue tampan, Ri?" Tanya Emilia.

"Yang gue maksud Nali, bukan elo Lia.." Ujar Airilia sweatdrop.

"Nih kelas banyak amat dah yang nama bisa disingkat jadi 'Li'.." Komentar Liam, yang juga nyaris mengira kalau dirinya lah yang tadi dimaksud Airilia :'v.

Suara pintu terbuka terdengar, seseorang masuk.

Pelanggan pertama!

Dan orang itu adalah...

Lihat di chapter selanjutnya *jduak.

PH no GakuenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang