{11}

11 2 0
                                    

Pelanggan demi pelanggan berdatangan, stand café kostum di kelas X-A lumayan kini sudah lumayan sepi. Tinggal tersisa beberapa orang saja.

"Ghee.. Akhirnya.. Lumayan melelahkan juga ya..." Komentar Ian (Ivory) sambil menggertakkan jemarinya.

{Ian : akhirnya kebagian dialog...

Nasibmu sama kayak Sharon ya :'v ane malah nyaris lupa ente ane masukkin

Ian : author!!! *Lempar bola cahaya ke auth*

Amvun :'v}

"Nyahaa, begitu lah nyaow." Ujar Nala sambil menghampiri Ian,
"Tte, kau tampan sekali dengan kostum pangeran nyaa, Ivory!"
Puji Nala dengan mata berbinar.

"A-arigatou... Kau juga terlihat cantik des.. Nala-chan.." Ujar Ian agak tersipu.

"Oee!! Pacaran jangan disini!!" Protes Emilia sambil berkacak pinggang.

"Apaan sih lo jones?! Protes ae lo kerjaan!" Ujar Ian.

"Eh!! Gue bukan jones! Gue Emilia Baskerville!!"

"Bomat!"

"Kore wa totemo baka desu..." Himika sweatdrop melihat mereka berdua, dan Keith pun hanya mengangguk menyetujui.

"Ian-chan, Lia, tidak usah bertengkar begitu yoo." Oz mencoba menengahi, namun..

"KAU JANGAN IKUT CAMPUR OZ!!!"

... Oz pun di lempar dengan menu oleh mereka berdua.

"Hoi, hoi, kalian akan membuat pelanggan ketakutan na.." Ujar Elliot sweatdrop.

"Ghee..."

"Whew, mereka langsung berhenti berkelahi." Komentar Aize.

"Sasuga Elliot, tumben lo bener gini." Ujar Lottie. {Ente sendiri juga jarang bener Lot}.

"Huh, gue mah emang selalu bener! Kan gue orang tamvan!" Ujar Elliot narsis. {Apa hubungannya juga Ell?}

"Dari pada elo, tamvanan juga abangmu ini El! Ujar Vincent.

"Njii, tamvanan gue kali! Kan gue abang kalian!" Ujar Gilbert.

"Apa hubungannya yang paling abang dengan paling tamvan? Paling tua mah iya!" Ujar Elliot.

"Dasar lo adek durhaka!!"

"Njir, nih trio Nightray bisa gk sih kagak berantem??" Ujar si penyihir manis yg ngehode, alias si Aize Kazenawa *plak. 

"Apa perlu gue masukkin mereka ke tempat pembakaran sampah di belakang Sekolah?" Airilia mulai jengkel.

"Masukkin aja.." Ujar Keith datar sambil melangkah keluar.

"Eh, lo mau kemana Keith?" Tanya Break.

"Toilet." Jawab Keith singkat, padat, dan jelas.

"Itu kostum kagak lo lepasin dulu? Betah amat lo makenya." Ujar Airilia.

"..." Keith terdiam, kemudian ia pun pergi ke ruangan ganti untuk melepaskan kostumnya dan pergi ke toilet,
"I'll be right back."

"Cepetan Keith! Gue mau liat lo make kostum itu lagi!" Ujar Raven yang kali ini ber elo-gue dengan nada meledek.

"Urusai na, aîné!!!" Bentak Keith yang kemudian benar-benar pergi ke luar.

"Poor Kei~." Ujar Luis.

"Bahkan orang sepertinya pun bisa ternistakan." Ujar Luisa blak-blakkan yang kemudian menyesap tehnya.

"Kalian jahat desho..." Ujar Rin cemberut, namun terlihat kawaii karena dari sononya dia emang loli + efek dari kostum yg dikenakannya saat ini *dor.

"Lah, mau gimana. Abis emang bener." Ujar Elliot.

"JB-JBan (Join Bareng = ikut"an) aja sih lo El." Ujar Rin ga seneng.

"Et dah lo, ga seneng amat dah lo keliatannya!" Ujar Elliot.

"Emang gue ga seneng! Apalagi kalau udah nyangkut kakak gue!!"

"Maa, maa, niña adorable~, ntar ke-kawaii-an lo ilang loh~." Ujar Luis ke Rin dengan nada seduktif.

"Please jangan pakai nada seduktif itu ke gue..." Pinta Rin sweatdrop.

"Waaahh, Li, tanda-tanda lo bakal di tikung nih." Ujar Jack ke Nali, niat ngomporin si Nali nih orang satu.

"Huh.." Nali pergi ke arah dapur, kayaknya nih anak udah pasrah dah *plak.

Dan tak lama, sebelum Nali sempat memasuki dapur. ± 2-3 siswa dengan pakaian yang ga rapih, alias preman sekolah datang memasuki Stand mereka.

"Hoo, jadi ini toh, café kostum ala abad pertengahan itu??!" Ujar salah satu dari mereka, kita sebut saja si A.

"Lumayan lah, tapi rada boring-in nih café!!" Ujar yang ke-2, si B.

"Mana nih pelayannya!! Masa tamu di suruh ngelayanin diri sendiri?!!" Ujar si C.

"Cih, ini pelanggan kagak tau diri banget deh.." Decih Emilia jengkel.

"Sok-sok-an komentar, benerin aja diri sendiri dulu." Ujar Alice.

"Iih, manis-manis omongannya tajem. Kagak cocok ya~." Ujar si B.

"Eh, lo pada kalo mau di layanin mending perbaiki sikap dulu deh!! Orang juga gak seneng layanin lo pada!!" Ujar Rin sambil menaruh kedua tangannya di kedua sisi pinggangnya.

"Ya elah! Buat apa juga sih mentingin sikap?? Mending lo layanin gue, neng!" Ujar si C dengan nada memerintah.

"Ngapain gue layanin orang kayak lo?! Mending gue layanin warga kebun ragunan!! Masih bisa di atur dari pada lo bertiga!!" Ujar Rin blak-blakkan sambil nunjuk tuh 3 preman.

"Hoo, nyali lo gede juga ya!" Ujar si A yang mulai panas sambil mencengkram pergelangan tangan Rin yang membuatnya meringis.

"Ooh, preman di sini pengecut ya. Beraninya sama cewek doang.. Main kasar pula." Ujar Luis sambil beranjak dari tempatnya semula dan berjalan ke arah mereka ber-4.

"Siapa yang lo bilang pengecut, Huh?!!" Bentak si A kepada Luis.

"Oh? Ngerasa, ya? Gue gak bilang kalau lo pengecut loh." Ujar Luis watados.

"Apa yang lo mau?!!" Bentak C.

"Mau gue?" Luis memiringkan kepala,
"Yang gue mau sekarang ini..." Luis menggenggam pergelangan A yang kini masih menggenggam pergelangan si Rin, dan seketika...

JDUAGH!!! KRAAKK!!!

"AAARGHHH!!!" A meraung sambil memegangi lengannya yang tadi di patahkan oleh Luis.

"Gue mau ajarin lo pada cara supaya bersikap sopan dan ramah ama cewek." Ujar Luis sambil senyum a'la yandere.

B & C kicep, dan kemudian menatap Luis dengan tatapan ngeri.

"Saa..." Luis menggertakkan jari-jarinya,
"Siapa duluan yang mau gue ajarin~??!"

"A-ampun!! K-kami undur diri!!"

Dan akhirnya ketiga preman itu pun kabur keluar Stand.

"Lo gak apa, niña adorable?" Tanya Luis ke Rin dengan ekspresi seolah gak terjadi apa-apa.

Rin mengangguk,
"Ya, gue gak apa..." Jawabnya sambil memegangi pergelangan tangannya yang di cengkram tadi,
"Gracias (terima kasih)."

Luis yang mendengarnya pun smirk seketika,
"Lo berhutang budi ke gue." Ujarnya yang sukses membuat Rin sweatdrop,
"Anggap saja balas jasa nee~."
Tambahnya seraya tersenyum jahil.

"Heleh, ujung-ujungnya lo juga ada maunya ama Rin!!" Ujar Alyss.

"Ga apa, Lyss.. Gue udah biasa sama nih anak satu.." Ujar Rin menengahi.

"Well, gue masih mending, sih. Dari pada dia yang cuma bisa jealous tapi ga ngelakuin apa-apa~." Ujar Luis nyindir Nali.

Sementara Nali yang disindir cuma bisa terdiam.

"Dengan ini udah jelas... Lo gak pantes sama sekali buat Rin."

PH no GakuenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang