{16}

18 2 6
                                    

Sekarang, si half-fox.. Eh, maksudnya Rin yang sekarang lagi make kostum half-fox {kan dia maskot-v-}

"Aah, pake acara kelupaan segala sih gue ambil bunganya.." Keluh Rin sambil berjalan ke arah tempat pengambilan bunga.

Tinggal beberapa meter sampai di sana, dia ngeliat Emilia yang juga lagi mau ambil bunga.

"Lia!" Sapanya sambil jalan ke Emilia, sekalian mau ambil bunganya.

"Oh, Rin? Dah ganti kostum ae lo." Komen Emilia, tapi ga pake like, apalagi share {dikata sosmed oee}.

"Dateng kepagian ama Nali, terus abis beres-beres, tetep pada belum dateng, yowes, gue ganti baju desho." Jelas Rin.

"Ooh..." Emilia hanya ber-oh-ria dengan datarnya.

"Hu'uh, Lia maaahh.. Udah dijelasin panjang kali lebar dibagi setengah (?) malah cuman ngomong 'oh' doang.." Protes Rin sambil menggembungkan kedua pipinya.

"Iye, iye, sorry daahhh.." Ujar Emilia sambil memberikan Rin bunga mawar.

"Eh? Napa Li? Kok elo ngasih gue bunga?" Tanya Rin sambil memiringkan kepala sembari menatap bunga itu dengan tatapan volos.

"Elo kelupaan ambil ini kan? Nih, gue kasih buat elo." Jawab Emilia.

"Huaaii!! Ma'aci Liaa!! Gue sayang ama lo!!" Ujar Rin yang langsung meluk Emilia.

"Njeer, ambigu lo Rin. Pake ngomong sayang segala." Emilia sweatdrop.

"Ambigu gimana Li? Kan emang lo itu salah satu temen gue yang gue sayangin. Gue salah ngomong gitu?" Ujar Rin yang polosnya ngajak berantem.

"Tapi tuh ambigu njir, mana lo ngomongnya sambil meluk gue! Ntar orang ngira kita Yuri gimana?!" Emilia mulai sewot, keknya dia butuh Sn*ck*r.

"Yuri? Li, Yuri siapa? Gue ga kenal." Rin memiringkan kepala sambil melepaskan pelukannya.

'Gue lupa nih bocah atu masih polos...' Batin Emilia sweatdrop,
"Dah, lupain!! Lupain!!" Emilia sewot dan jalan duluan ke Café kelas.

"Lia!! Tungguin gue desho!".

Okee, kita abaikan nih 2 makhluk gaje dan beralih ke yang lain *plak*.

"Eh, jadi gimana tuh yang tadi? Kira-kira siapa yang bakal dipilih Ria?" Tanya Alice. {Sejak kapan elo jadi tukang gosip, Lice?}.

"Gue mikirnya si Vanitas yang bakalan dipilih. Kan si Ize cuma dianggep adeknya doang." Komentar Alyss {nih anak atu juga sama...}.

"Si Ize?"

"Aize maksud gue, panggilan imut kan?"

"Mendingan Zenny dah."

"Hmm... Itu jadi panggilan kalau dia make kostumnya lagi aja deh, Lice. Namanya manis."

"Tiap hari aja, Lyss, kan dia emang cewek *plak*."

Yhaa, itulah yg digosipin si kembar beda warna yang tiba-tiba jadi tukang gosip mendadak.

Nali? Yah, terpaksa aja dengerin ocehan mereka. Urusan dia sendiri belum kelar masa mau ngurusin orang lain?

"Oh ya, Li? Gimana elo sama Rin?" Tanya Alice.

"Hm? Yah.. Gitu dah." Ujar Nali dengan nada biasa sambil mengangkat kedua bahunya.

"Eh, Lice! Jangan ngomongin gitu! Nali kan lagi mencoba move on!" Komentar Alyss.

"Apaan move on coba.." Nali sweatdrop.

"Lah, itu Rin kan dah ada doi."

"Kalau udah ada, itu Keith ga bakal restuin gue walau cuma 50:50 Lyss.." Ujar Nali.

"Eh, iya sih... Terus yang cowok kemaren?!" Tanya Alyss lagi.

"Itu temen gue sama hermana sejak kecil, hermana dianggep adeknya juga, makanya dia gitu." Komentar Keith menjelaskan.

"Hwaa!!" Alyss sama Alice yang kaget sama kemunculan Keith yang tiba-tiba langsung lari, tapi malah nabrak tembok.

"Njeer, pada gitu amat nih berdua.." Komentar Keith sweatdrop.

"Lagian elo tiba-tiba muncul!! Dah kayak setan njir!!" Ujar Alice.

"Gue manusia kok, kaki gue masih napak."

"Argh!! Elo ini!!---- wait, berarti Rin belum ada pacaran sama sekali?" Tanya Alyss.

"Masalah buat lo? Dia juga belum ada niat pacaran kok. Ntah kalau sekarang." Ujar Keith sambil melirik Nali.

"Weeeh, kesempatan buat elo nih, Li. Rin ga ada do---."

"Eits, bentar, bentar." Keith memotong perkataan Alyss.

"Napa lagi, sih?!"

"Gue restuin, iya. Tapi gue masih liat-liat dulu. Maklum aja, gue ini abangnya."

"Iya! Iya!! Kita paham njir!!" Si kembar Brunette-silver protes.

Lah, ini yang mau direstuin siapa yang protes siapa.

"Eh, kita balik ke Café aja kuy, ntar banyak pelanggan kita malah dicariin. Bisa diapain kita sama Ria coba?" Usul Nali.

"Yodah, kuy lah." Ujar Keith yg jalan duluan. Bukannya takut omongan Nali, tapi males adu debat ama Airilia *plak*.

Skip skip :'v sampai di depan Café ~

"Ah, Lia, Rin." Ujar Alice di depan pintu Café yang melihat kedatangan mereka berdua.

"Oh, kalian." Ujar Emilia.

"Rin, ntar pas istirahat bisa ke Taman sekolah? Ada yang mau gue omongin." Ujar Nali blak-blakkan.

"Eh? Well... Boleh. Kebetulan ada yang mau gue omongin juga." Ujar Rin.

Si Emilia langsung masuk ke Café, dan seketika dirinya berhadapan dengan Leo yang udah ganti jadi kostum pangeran.

'ASDFGHJKL!!! LEO KENAPA ELO TAMVAN BANGET?!!!' Batin Emilia yang langsung doki-doki ngeliat Leo.

"Li? Belom ganti kostum?" Tanya Leo.

"Eh? B-belum. I-ini gue mau ganti." Jawab Emilia.

"Oh, oke. Btw, ntar istirahat bisa ke belakang sekolah? I wanna talk about something thought."

"Ehm.. Oke, oke."

PH no GakuenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang