"Jadi gini... Our lovely school ini bakalan ngebuat bunkasai, alias festival sekolah~." Yura pun menjelaskan.
"Bunkasai?!! Huai!! Sepertinya menyenangkan yo!! Kapan, Ra?!" Tanya Oz dengan mata berbinar.
"Ikh~ Oz-kyun mau tau aja atau mau tau buangetsz~?"
"Alay lo Yur!! Tinggal ngasih tau doang apa susahnya sih!??" Protes Aize.
"Ada syaratnya lah yau, Aize-kyun~ di dunia ini mah, mana ada yang gratis~?" Ujar Yura.
"Eh! Ada ya, yang gratis! Noh, air dari pegunungan ama udara yang lo hirup tuh kan gratis, ga usah bayar, tinggal nikmatin aja! Kecuali kalau lo pake oksigen rumah sakit atau beli air di toko, noh, baru bayar! Dan, lo masih mau bilang ga ada yang gratis? He-to-the-llo, hello! Cara pikir lo sempit amat yak?!" Ujar Rin panjang lebar, nih anak kayaknya bawelnya kambuh dah. Sampai-sampai yang ngedengerin pun pada kicep.
"Percuma elo adu debat ama hermana, ntuh sensei rambut tomat aja bisa dibuat pusing ama hermana." Ujar Keith blak-blakan sembari melepaskan pelukannya dengan Rin dan ganti men-pat-pat adiknya itu.
"Sensei rambut tomat? Grande?" Tanya Himika.
"Rambutnya memang semerah tomat, kan? Gue salah, gak?" Tanya Keith watados.
'Kena hukuman tambahan mampus dah lo Keith..' Batin Elliot.
"Yaudah, Ra, mendingan elo sekarang kasih tau kapannya itu sebelum lo jadi pepes terus kita jadiin makanan buat para hewan di Hutan!!" Ancem Emilia.
"What a good idea Lia!" Ujar Airilia dengan senyum sadisnya.
Whew, duo sadis yandere nih *plak.
"Eeh!! Ntar dulu cyin~! Ini eike juga mau give infonya~! Be pasien napa sih~?" Ujar Yura.
"Haahh!!? Lo mau kita berdua jadi pasien RS?! Gitu?!!" Tanya Airilia dan Emilia barengan dengan dark aura yang bertambah.
"Ikh~ you berdua pada RIP english ya~ masa ga tau kalau eike nyuruh buat sabar~?" Yura kembali dengan gaya bances alay.
"ITU PATIENT!!! BUKAN PASIEN!!! JUSTRU ELO YANG RIP ENGLISH BANCI!! MALAH PAKE ACARA BILANG ORANG LAIN YANG RIP!! MIRROR NAPA MIRROR!!! GA PUNYA CERMIN APA?!!" Alyss yang udah sewot banget pun akhirnya melempar lemari peralatan besi itu kepada Yura, dan al hasil, membuat yang dilempar menjadi gepeng *ga ga.
"Tsugi no jinshi de aimashou (let's meet in the next life)." Ujar Keith datar.
"Lah, Keith? Lo mau ketemu ama Yura di kehidupan mendatang?" Tanya Oz polos.
"Ogah ya, itu slogan gue buat orang-orang yang gue pastiin bakal masuk ke neraka."
"Memang hermano tau siapa yang bakal masuk surga dan neraka desho?" Tanya Rin polos.
"Itu kiasan hermana..." Ujar Keith sweatdrop. Well, untung Keith gak ngomong hal lain yang bakal memicu kebawelan Rin, pusing dah bisa-bisa.
"Hoo, naruhodo.. Kirain hermano tau desho." Ujar Rin manggut-manggut paham.
'Ini Rin kayaknya saking polosnya malah jadi suka debat ya...' Pikir Emilia.
"Eh, eh, ini mendingan perwakilan kelas tanyain ke guru, atau sekalian kepseknya langsung. Biar kita gak buta info gini." Usul Aize.
"Sekalian ntuh mayat bances jahanam singkirin, ngerusak pemandangan kelas yang asri (?) Ini tau." Ujar Lottie sambil nunjuk mayat (?) Yura.
"Yah, elo lah yang ngurusin ntuh mayatnya Lot." Ujar Elliot.
"Lah? Kok gue sih??" Protes Lottie.
"Hee, Lottie ga mau, ya~? Padahal habis ini, lo bisa jalan-jalan ataupun kencan sepuasnya dengan Raven-sensei looh." Ujar Elliot.
"Wait!! Kok kakak gu---."
"Apapun kulakukan demi hansamu sensei tercinta!!" Ujar Lottie yang dengan segera membawa mayat (?) Yura ntah kemana dan membuat Elliot tertawa nista.
Himika? Dia mengeluarkan aura suram dan men-death glare Elliot.
"El-li-ot Night-tray-san...""Eh?" Elliot kicep.
Dan sedetik kemudian....
PRANG
Elliot dilempar ke luar jendela oleh Himika sampai-sampai membuat kacanya pecah.
"JANGAN SEENAKNYA BAWA-BAWA NAMA KAKAK GUE!!!!" Bentak Himika, sayangnya yang dibentak udah gak tau lagi kemana.
Dan akhirnya semua penghuni kelas pun kicep melihat tingkah Himika yang biasanya kalem, dingin, datar, menjadi seperti demikian.
Ok, jangan pernah membawa-bawa Raven jika tidak mau kena amuk Himika. Begitu juga dengan Keith, jangan pernah membawa-bawa namanya jika tidak mau diamuk Rin.
Dan yang sebaliknya pun juga berlaku.
Duo brocon-siscon *plak.
"Nee.. Jadi, siapa yang akan jadi perwakilan untuk bertanya desho?" Tanya Rin memecahkan keheningan kelas.
"Gue aja deh nyaow, kan gue KMnya." Ujar Nala yang kemudian beranjak pergi keluar kelas.
"Akhirnya tuh cewek atu wibawa KMnya keluar." Ejek Keith.
"Lo nyari ribut Keith.." Ujar Leo sweatdrop.
"Ketularan Aîné gue kayaknya." Ujar Keith watados.
"Raven-sensei nularin ke Keith, Rin nularin ke Himika. Naruhodo.." Airilia manggut-manggut.
"Duo R nih." Komentar Aize.
"Nularin apaan dah?" Tanya Rin bingung.
"Nularin brocon." Jelas Airilia.
"Hoo, naruho--wait!! Gue gak brocon!!" Bantah Rin.
"Apaan gak brocon? Keith lagi dideketin cewek aja lo langsung ngambek gak karuan." Ujar Nali.
"Cih, i-itu mah kasih sayang seorang adik." Ujar Rin.
"Ngeles aja lo kerjanya, baka tsundere." Ujar Nali sambil menyentil dahi Rin sambil tersenyum.
"Itte!" Rin memegangi dahinya yang di sentil. Bukannya marah, ia malah blush dan memalingkan wajahnya dari Nali. Kenapa? Gimana gak blush coba, disenyumin sama orang yang disukain? *dor.
Kau beruntung, Nali, Keith gak sadar apa yang terjadi 😂😂 jadi kau aman.
"Saa tte, sembari nunggu Nala dan Lottie, kita ngelakuin sesuatu aja kuy, biar ga bosen." Usul Alice.
"Yuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
PH no Gakuen
HumorSekolah atau bukan, tak ada bedanya bagi para siswa di kelas X-A yang tentunya pintar-pintar TAPI sering membawa keributan. Di sekolah ataupun di luar sekolah, tak ada bedanya. Selalu saja ribut dan melakukan kegiatan" gaje bin seru (menurut mereka...