2. RUBAH BETINA

911 63 14
                                    

By : Eike.

Vote dulu atuh neng, sebelum membaca!!!.

======================================

"Aku lupa ngajak mandi kamu, Di-- temenin mandi dong!!" Goda Ani sambil membelai bahu mulusnya. Sedikit memamerkan bagian tersebut pada Budi.

Seketika mata Budi membulat, menatap Ani tak percaya. 'What the hell'.

Gadis yang semula Budi pikir perlu untuk mendapat bantuannya, kini gadis itu pula yang menjadi masalah untuknya. Gadis yang selalu membuat Budi panas dingin karena gairah. Tapi sejauh ini Budi mampu bertahan. Menang untuk menolak godaan dari Ani.

Ani adalah gadis manis yang bertemu dengan Budi di tikungan dekat Malioboro, Jogjakarta. Gadis yang tanpa Budi kenal langsung memanggilnya dengan kata 'Sayang'.

Sebagai lulusan terbaik Jurnalistik Universitas Gajah Mada, di tambah dua tahun pengalaman bekerja sebagai Editor sebuah majalah lokal di Jogja, sedikit banyak membuat Budi pandai menginterogasi seseorang. Kepandaian tersebut juga pernah ia praktekan sebulan yang lalu untuk menginterogasi Ani.

Sebulan yang lalu Ani mengakui pada Budi kalau dia kabur dengan menggunakan kereta api, dari Jakarta ke Jogja. Alasan Ani kabur adalah paksaan dari keluarga perfeksionisnya. Ani dipaksa menyelesaikan kuliahnya untuk menjadi seorang dokter.

Keluarga besar Ani turun-temurun bekerja di bidang kesehatan. Ayah Ani adalah pemilik salah satu rumah skait swasta yang cukup terkenal di Jakarta. Itu yang membuat seluruh anggota keluarga Ani tidak ada yang mendukung keinginannya.

Ani ingin menjadi seorang artis terkenal. Cita-cita tersebut mulai tumbuh sejak Ani SMU. Saat itu Ani mendapat juara satu pada ajang pemilihan model salah satu merek kosmetik terkenal. Karena masih belum yakin dengan cita-citanya, Saat lulus SMU Ani masih patuh mengikuti permintaan Ayahnya, kuliah di jurusan kedokteran Universitas Indonesia. Tapi baru lima semester Ani sudah menyerah. Ani memilih kabur ke Jogja. Bukan tidak mampu menyelesaikan kuliah kedokteran dengan otak cerdasnya, Ani kabur karena dia sudah yakin bahwa cita-citanya adalah menjadi artis, bukan seorang dokter.

Mengapa Ani memilih Jogja, jawabnya karena takdir ingin mempertemukan dia dengan Budi.

"Hallooo" teriak Ani untuk kesekian kalinya pada Budi yang sedang melamun, mengigat kembali kisah pertemuannya dengan wanita pembuat kekacauan di kosnya.

"Hah?" gagu Budi tersadar.

"Mau mandi bareng ga?" ajak Ani dengan suara sensual.

"Cepat mandi dan cari pekerjaan Ani! Berhentilah menjadi parasit bagiku". Omel Budi yang mulai kesal karena Ani menggangu konsentrasinya saat bekerja.

"Maka dari itu sebaiknya kamu jadikan aku istrimu, agar biaya hidupku memang wajib untuk kamu tanggung"

Bruuug... Suara pintu kamar mandi yang menjerit akibat rajukan Ani.

'Selama kamu masih tanggung jawab Ayah, kamu harus menuruti maunya Ayah'. Kalimat Ayahnya ini lah yang menjadi semangat Ani untuk terus menggoda Budi. Ani berencana menjadikan Budi suaminya agar dirinya tidak menjadi tanggung jawab ayahnya. Sehingga dia bebas memilih untuk tidak menjadi dokter.

"Kamu harus punya muka tembok Ani. Hanya Budi yang berpotensi membuat mu bebas dari paksaan ayahmu" gumam Ani sebelum mengucurkan air gayung pertama pada tubuhnya.

Hari sudah mulai gelap, Budi dan Ani baru saja selesai menikmati menu murah meriah, Nasi Kucing di angkringan depan gang menuju kosan Budi. Mereka sedang berjalan kaki beriringan menuju balik ke Kosan.

A and B (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang