A and B (End)

5. TAK BISA TANPA MU

Hi kamu yang baik hati Vote ya😍😘😘😘.

======================================

Budi sangat terkejut ketika melihat Ani. Wanita yang menjadi istrinya, akibat pernikahan luar bisa yang telah meluluh lantahkan kebahagiaannya.

Ani nekat mendatangi Budi di tempat kerjanya, karena merasa sangat penasaran tentang keluarga Budi. "Kau berhutang penjelasan tentang keluargamu Di-" sapa Ani ketika Budi menghampirinya.

"Ngapain ke sini An?" tanya Budi merasa tidak enak karena beberapa rekan kerjanya mengamati dia dan Ani. "Ayo!" Budi menarik lengan Ani keluar menuju teras depan kantornya.

"Kau bilang, kau tinggal sebatang kara. Tadi aku bertemu Upik, dia mengatakan tentang keluarga mu..."

"Kau bertemu Upik?" serobot Budi yang hampir putus asa mencari Upik. Bagai mencari air di tengah gurun. Sulit.

"Ya, dan dia mengatakan kalau kau masih punya kelurga. Padahal kau pernah bercerita pada ku bahwa kau hanya sebatang kara. Jadi, kau atau Upik yang membohongi ku Di-?" tanya Ani yang merasa sok penting dalam hidup Budi.

"Tidak ada yang berkata bohong. Upik benar kalau aku masih punya keluarga. Ayahku seorang politisi teras di Solo...".

"Dan kau berbohong pada ku?" potong Ani

"Aku tidak sepenuhnya berbohong. Ayahku membuangku dari daftar keluarga karena aku memilih kuliah Jurnalistik dari pada Ilmu Pemerintahan. Hubungan aku dan ayah mulai membaik setelah aku memohon padanya untuk memintakan Upik menajdi tunanganku. Ayah mulai luluh pada ku setelah tau kalau Upik, calon istri ku itu keluarga ningrat. Hidup ku hampir sempurna setelah Enam bulan yang lalu bertunangan dengan Upik, sebelum Upik kuliah ke Kuala Lumpur, dan sebelum ada kamu. Tapi sekarang aku terjebak dalam pernikahan yang menghancurkan cita-cita bahagiaku. Menghancurkan cita-cita Upik dan keluargaku". Ungkap Budi yang sudah hampir seminggu menahan kebekuan perasaan kesalnya, pada nasib yang membawanya terpksa menikahi Ani.

"Wooow, jadi semua ini salah ku?. Coba kau pikir Di-!, siapa yang mengajak aku tinggal bersama di kost sempit mu itu, heh?. Kau sejak awal sudah tergoda dengan kecantikan dan kebaikan hatiku saat menolong pak tua yang kecelakaan itu. Lagian ngapain juga kamu nurut aja saat warga mau menikahkan kita?, Kau pasti sangat bernafsu sekali melihat keindahan tubuh ku. Kau hanya takut merasa bersalah pada tungangan cupumu, karena otak mesummu sudah berselingkuh pada ku" cerca Ani yang tak mau kalah membela harga dirinya.

Budi menghela nafas panjang setelah mendegar tuduhan Ani, memegang kedua bahu Ani, kemudian menatap serius ke dalam manik mata Ani.

'Dia akan mengatkaan cinta pada ku' Batin Ani bersorak penuh bangga dengan bibir tersenyum penuh kemenangan.

"An-!" Nada bicara Budi berubah lebih lembut dan serius. "Tidak ada kebetulan di dunia ini...".

"Aku tau, katakan lah!" Potong Ani yang sudah bisa menebak bahwa Budi akan mengungkapkan perasaan cintanya.

"Kau kenal Musa Pradipa?" tanya Budi masih dengan memegang kedua bahu Ani.

"Kakak ku?"

Budi mengangguk.

"Kenapa kak Musa? Kau kenal dia?"

"Kami berteman sejak masih secondary school di Singapura. Aku bertemu dengan nya lagi, enam tahun yang lalu saat aku kabur dari Solo dan memilih beasiswa Jurnalistik di UGM. Waktu itu Musa sedang menyelesaikan pendidikan sebagai dokter ahlinya di UGM juga. Kami kuliah di Univesitas  yang sama, dan dia banyak membantu ku melewati masa sulit ketika aku dibuang oleh ayah dan keluarga ku".