16. ZOMBI YANG MENARIK

561 48 7
                                    

(Pic di atas onoh maling di albumnya Bunda Azkha)😁🙏✌✌✌✌

Yang ga vote, Jelek!!😆😆😆😆

======================================

"Maafkan Aku An- aku tidak sengaja!" Sesal Budi sungguh-sungguh.

Ani yang duduk di samping Budi hanya bisa tersenyum getir. Mata Ani sembab dan memerah. Tubuhnya semakin nyeri tak terkira. "Bukan salah mu Di-, Aku juga khilaf dan terlalu bernafsu waktu itu" timpal Ani yang juga menyesali apa yang telah terjadi pada dirinya.

"Harusnya kamu bilang kalau kamu alergi seafood".

"Tidak apa Di-, ini cuma sebentar. Besok pagi pasti sudah sembuh" Jelas Ani yang memang sudah berpengalaman menghadapi alergi makanan yang dideritanya.

Tubuh Ani memang terasa nyeri dan gatal dengan bentol-bentol merah di sekujur tubuhnya. Matanya sembab dan memerah karena alergi yang dideritanya sejak remaja. Alergi itu akan muncul ketika Ani mengkonsumsi makanan laut seperti udang dan kepiting.

Waktu kecil sebelum Ani menderita alergi, udang dan kepiting adalah makanan kesukaan Ani. Dan, saat Budi membawakan dirinya capcai seafood untuk makan siang, Ani sudah ragu untuk memakannya. Tapi, karena aroma makanan tersebut akhirnya Ani tergoda untuk memakan capcai seafood tersebut hingga habis.

Budi terus memeriksa bentol-bentol merah di tangan dan wajah Ani "Kau yakin tak mau ke dokter?" tanya Budi masih merasa bersalah dan khawatir melihat kondisi tubuh Ani yang mengenaskan.

"Udah Di-!" Ani menghindari sentuhan tangan Budi. "Mending sekarang kamu pulang!". Ani kemudian menundukkan kepalanya. "Aku malu kamu melihat aku sedang jelek seperti ini".

Budi terkekeh kecil melihat pengakuan Ani malu-malu. "Tunggu teman mu datang baru aku pulang. Aku tidak mau meninggalkan kamu sedang sakit seperti ini" tegas Budi.

"Sebentar lagi Sari akan datang dia sudah diperjalanan menuju ke sini. Kamu tidak perlu khawatir, aku tidak apa-apa. Ayo cepat pulang Di-!". Kali ini Ani sudah berdiri, manarik-narik tangan Budi, untuk mengusir Budi pulang.

Sejak tadi sore Ani sudah mengusir Budi dari rumahnya, karena tidak ingin Budi menyaksikan wajah dan tubuhnya yang mengenaskan. Dan juga, Ani tidak ingin Sari mengetahui jika dia sudah berdamai dengan Budi. Tapi budi tetap kekeh berada di rumah Ani, karena merasa bersalah dan khawatir dengan kondisi Ani. Budi pun tetap bertahan hingga sekarang.

Tadi sore, Budi langsung menuju ke rumah Ani ketika mendapatkan informasi dari Siska, bahwa Ani mengakhiri prakteknya lebih awal karena sakit. Dan Budi tidak menyangka jika Ani sakit karena makan siang yang dia bawakan.

"Tidak apa-apa aku tinggal sendiri?" tanya Budi yang masih ragu untuk meninggalkan Ani.

"Iya, aku tidak apa-apa Di-. Aku bukan anak kecil. Sana pergi!. Jangan buat aku tambah malu".

Budi bankit dari duduknya, menuruti permintaan Ani.

"Tidak perlu mengantar aku sampai depan" cegah Budi ketika melihat Ani ingin ikut keluar pintu rumah bersamanya. "Udaranya dingin. Nanti sakit mu tambah parah". Atur Budi demi kebaikan Ani.

Ani patuh dan hanya berdiri di pintu mengantar kepulangan Budi. "Hati-hati di jalan!"

"Minum obat alerginya dan langsung tidur!. Jangan keluar rumah!, udara di luar dingin. Kalau ada apa-apa telpon aku An-!". Budi mengusap kedua pipi Ani dengan kedua ibu jarinya. "Aku tidak mau kamu sakit An-!"

A and B (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang