HATI TAK BISA MEMILIH

989 45 44
                                    

Ini part Bonus dan bagian terakhir dari kisah Ani dan Budi.

Author nulisnya sampe keluar iler ketiduran. Demi Kamu... Iya Kamu... 😄

TENGKIYU Tanpa KAMU aku bagai kertas terendam air, LEMBEK DAN BERANTAKAN. (Tuan Putri)*

======================================

Mr. B...

Aku kembali bertemu dengan Ani beberapa bulan yang lalu. Aneh memang, dia datang ke kantorku dengan penuh emosi, tapi setelah melihat wajahku dia langsung pergi dengan wajah seperti pegawai yang salah masuk ruang rapat. Wajah malu, dan sepertinya aku tau apa penyebabnya.

Setelah pertemuan itu aku mencoba untuk tidak mau ambil pusing dengannya. Aku sudah melupakan dosa ku padanya. Tapi tuhan sepertinya membuat jalan, agar aku mempertanggungjawabkan dosa ku.

Entah apa tujuannya, dia dan temannya menguntit ku. Dia mendekat pada batas, yang telah aku buat selama tiga tahun lebih untuk tidak berhubungan lagi dengannya.

Hati ini kembali merasakan rasa penghianatan yang dulu aku lakukan pada almarhum istri ku. Rasa penghinatan karena aku pernah berhubungan dengan wanita lain selain Upik.

Tanpa sadar aku melakukan berbagai cara untuk bisa kembali dekat dengan Ani. Awalnya aku memaksa untuk menumpang di mobilnya, kemudian memaksanya untuk mentraktir ku makan, mulai saat itu kita kembali akrab.

Selama kami sering jalan bersama aku sering melihat wajahnya yang selalu merona saat aku sangat dekat menatapnya. Mungkin dia belum melupakan dosaku padanya, mungkin dosa itu yang membuatnya tersipu malu saat melihat ku dari jarak yang dekat.

Seiring berjalannya waktu aku mulai menyimpan rasa yang spesial padanya. Kami semakin akrab. Aku sering menyempatkan diri untuk mengantar jemputnya ke klinik tempat kerjanya. Kami sering makan bersama, nonton, dan menghabiskan waktu libur bersama. Kami seperti orang berkencan. Mungkin kami memang berkencan.

Suatu hari, saat aku menjemputnya dari sebuah acara pelatihan di Balai Kota, aku cemburu melihat dia begitu akrab dengan pria lain yang satu profesi denganya. Aku mulai menyadari perasaan ku padanya adalah cinta. Perasaan yang mungkin tiga tahun lalu tak seujung kuku pun aku rasakan padanya.

Setelah aku mulai meyakini bahwa aku mencintainya. Dia menanyakan status hubungan kami. Pertanyaannya membuat aku merasa malu. Pertanyaannya membuat aku mengingat betapa jahatnya aku padanya dulu.

Sebagai lelaki aku terlalu buruk untuknya. Aku tidak pantas untuknya. Aku mencintai Ani, tapi cinta ku mungkin tak pantas lagi bagi Ani. Aku sadar aku terlalu bajingan.

Kurang lebih tiga tahun lalu, aku menikahi Ani karena paksaan warga. Tiga hari berikutnya aku mencampakkan Ani begitu saja, karena sebenarnya waktu itu aku sudah bertunangan dengan almarhum Upik.

Saat aku menikahi Ani, aku mengucapkan kalimat ijab ku dengan sungguh-sungguh. Waktu itu, aku menerima takdirku menikah dengan Ani. Bahkan penampilan sexy Ani waktu itu, membuat aku tergoda hingga kami melakukan 'malam pertama' dimana aku melakukan itu atas dasar nafsu bukan cinta. Itu salah satu dosa ku terhadap Ani.

Dosa lainnya adalah, saat aku melihat kesedihan di wajah Upik atas penghianat ku, aku menyangkal pernikahan antara aku dan Ani. Aku menggunakan berbagai alasan untuk mengingkari janji pernikahanku. Karena saat itu Upik adalah prioritas ku, karena aku hanya mencintai Upik.

A and B (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang