3. PEDAS SETAN

680 60 35
                                    

By :  firmalatifah

============================

Ani yang merasa sakit hati, sakit badan, dan sakit kaki, hanya bisa menatap lemah kemesraan Budi dan Upik, si cewek Cupu.

Rasa rindu dan rasa cinta yang membuncah saat Budi bertemu Upik, tercetak jelas dengan mata dan kepala cantik Ani. Ani merasa hidupnya terlalu over ngenes setelah melihat kemesraan mereka Budi dan Upik. Suasana malam minggu di Alun-alun kidul pun tak berpihak pada Ani.

Seluas mata Ani memandang, setiap jengkal Alun-alau selalu saja ada pasangan muda-mudi menjalin cinta. Ada pasangan kekasih ada yang sedang menyuap bakso, ada yang sedang gendong-gendongan, dan entah apa yang pasangan tersebut pikirkan, yang jelas Ani hanya bisa melihat mereka dengan tatapan A.N.E.H.

Ada juga pasangan yang sudah berumur sama seperti umur kakek nenek Ani. Pasangan tersebut masih sangatlah romantis meskipun mereka tak muda lagi. Mereka berdua duduk di tikar dengan  segelas Es Cendol, saling menyuapi satu sama lain dengan mesra dan senyum semringah di bibir mereka. Tanpa sadar bibir sexy Ani melengkung membentuk senyuman termanis yang selama ini menjadi dambaan cowok-cowok yang melihatnya.

Tak bisa dipungkiri Ani adalah sosok wanita cantik, sexy dan bisa membuat cowok-cowok terpana melihatnya. Bagi Ani, untuk mendapatkan seorang kekasih itu sangatlah mudah. Tanpa Ani berusaha pun cowok-cowok sudah mengantri untuk menjadi kekasihnya.

Sayangnya Ani bukan tipe cewek yang dengan mudah jatuh hati ke cowok ganteng. Tapi semuanya berubah saat dia bertemu dengan Budi cowok sederhana yang sudah menjungkir balik kan dunianya.

Ani tiba-tiba tersadar dari kerumitan pemikirannya setelah ada tepukan tangan mungil yang betubi-tubi di pundaknya. Ani pun dengan malas menoleh sambil memasang tatapan bloonnya. "Bocah tengil ngapain lo  nepuk-nepuk pundak mulus putih gue?". protes Ani geram.

"Mbak nya ni cantik-cantik tapi kok ngenes yaa.. Mesti mbak nya Jomblo angkut yaaa?", bocah tengil yang tak Ani tau namanya  malah ketawa terbahak-bahak.

" Eiiittttzz.. Sorry sorry to say yee,,kakak ini model yaa"  Ani tersenyum meremehkan.

"Haaaaa " Bocah tengil itu melotot dengan mulut menganga mendengar jawaban Ani.

Ani mengulurkan tangannya ke bocah itu sambil berpose seperti akan memberi tanda tangan. " Mbak ayo ikut saya kerumah, biar nanti diperiksa ama ayah saya, kayaknya mbaknya mengalami depresi ringan",kata bocah tengil itu sambil ketawa-ketawa memegangi perutnya.

Ani yang melihat dan mendengar ucapan bocah tersebut hanya bisa menepuk jidatnya dengan tampang sebal.

Ani memutuskan untuk beranjak dari tempatnya, meninggalkan si bocah tengil yang sejak sore sudah mengejeknya. Ani hendak bergabung dengan Budi dan Upik, tapi Ani merasakan tangan kanannya disentuh oleh sebuah tangan mungil. Ani pun menoleh dan melihat si bocah tengil menatap Ani dengan tatapan memelas.

"Mbak Ikut" Pinta bocah tengil sambil merengek ke Ani.

"Emang kamu ke sini ama siapa? "tanya Ani dengan lembut tanpa ada lagi unsur kejudesan.

"Saya sendiri mbak, orang tua saya lagi sibuk kerja dan saya juga sendiri bila di rumah" Bocah itu berbicara dengan nada dibuat sangat memelas.

Ani yang sebenernya tipe cewek yang tidak tegaan hanya bisa pasrah. "Yaudah.. Ayukkk", Ani mengulurkan tanganya ke arah bocah tengil itu dengan senyuman manisnya.

Ani menatap sendu padabocah tengil yang kira-kira berusia 10 tahun ini. Tak bisa dipungkiri kalau Ani sangat merindukan Ayah, Ibu, dan keluarga besarnya.

A and B (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang