Jadilah pembaca bijak yang selalu meninggalkan jejak.😉
======================================
Ani membuang pandang agar Budi yang duduk di sampingnya tidak melihat senyum bahagia kemenangannya.
"Ish" gerutu Budi yang masih bisa merasakan aura kebahagiaan Ani atas kekalahannya.
Budi mengusap-usap layar ponselnya, masih berusaha mencoba untuk memesan taksi online dari aplikasi yang terpasang di ponselnya. Sejak tadi Budi mencoba memesan taksi online, belum ada satu pun pengemudi taksi online yang mau menjemput mereka di kawasan Codet, yang memang terkenal rawan kejahatan. Apa lagi sekarang sudah jam delapan malam, kawasan tersebut semakin menyeramkan.
"Jadi ini mau diantar ke mana mas?" tanya si tukang becak yang sedang mengayuh becaknya membawa Budi dan Ani keluar dari kawasan Codet.
"Sampai di simpang depan saja mas!" Perintah Ani masih dengan senyum bahagia kemenangannya.
"Kamu mau turun di simpang depan?, berani nunggu taksi sendirian disana?". Tanya Budi pada Ani.
"Iya. Memangnya kenapa?" jawab Ani sok hebat.
Budi nyengir mengejek. "Tidak apa-apa silakan saja. Dan mungkin besok aku akan menulis berita tentang seorang dokter aneh yang dirampok, dianiyaya, diperkosa, setelah itu dibunuh, dan mayatnya ditemukan di bawah jembatan Codet"
Ani menelan salivanya mendengar ucapan Budi. Itu mengerikan.
"Langsung ke Maliboro saja mas!" perintah Budi pada si tukang becak yang usianya kurang lebih seusia dengan Budi. "Sampai di Malioboro kau bisa menunggu taksi untuk pulang. Disana lebih aman dari pada daerah Codet ini, dan lebih banyak supir taksi yang mangkal. Sekalian aku juga ingin makan malam di lesehan Malioboro". Jelas Budi pada Ani.
"Tadi maunya di antar sampai simpang depan, sekarang mau sampai Malioboro. Yang benarnya yang mana?" Bentak si tukang becak kasar yang mungkin dia adalah mantan preman Codet, yang insaf menjadi tukang becak.
Budi mengangkat kepalanya menatap bengis si tukang becak.
Ani menepuk lengan Budi agar budiBudi tidak terbawa emosi oleh ucapan kasar si tukang becak. "Ke Malioboro saja mas!, nanti ongkosnya saya tambahin".
"Enak aja jelek-jelekin kawasan Codet, tidak semua orang codet itu jahat" Gumam si tukang becak sambil mengayuh becaknya. Dia sedikit emosi karena merasa tersinggung ketika Budi menganggap kawasan Codet kawasan kriminal.
"Ada yang lucu?" Tanya Budi yang jelas mendengar kikik tawa Ani di sebelahnya.
Ani mendekatkan wajahnya pada Budi, agar ucapannya tidak terdengar si tukang becak yang mulai bad mood. "Bisa jadi besok terbit berita, wartawan bodoh tewas mengenaskan karena menghina preman Codet yang menyamar jadi tukang becak".
"Berhenti meledek ku 'bodoh' An-!" Ucap Budi kini dengan senyum simpul mendengar lelucon Ani.
Ani mematung sesaat, mendengar panggilan Budi pada suku kata pertama namanya. Memindai kagum wajah tampan Budi yang semakin sempurna dengan senyum simpul lesung pipinya.
"Kau jatuh cinta pada ku lagi?" tanya Budi yang melihat binar kekaguman terpancar jelas di mata Ani.
Ani tersadar dari hipnotis senyuman Budi. "Ho...O... Dalam mimpi mu!" sankal Ani kembali membuang pandang menghindari tebakan benar Budi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A and B (End)
RomanceIni cerita tentang romansa Ani dan Budi, dua anak manusia yang bertemu dengan peramal tua yang mengikat jodoh mereka. Mereka terjebak untuk mengikuti pahit getirnya takdir mempermainkan nasib mereka. Hingga akhirnya mereka menyerah dan pasrah, pada...