9. BENCI ATAU CINTA

520 53 2
                                    

Vote atuh neng, biar cantiknya nambah😁

======================================

"Gini ni kalo pejabat pemerintah lewat bikin repot rakyat kecil. Macet" Protes si supir taksi online yang sedang membawa Ani dan Budi menuju daerah Kali Codet.

"Benar mas kebanyakan pejabat pemerintah itu bikin repot. Bukan pejabatnya aja yang bikin repot, anaknya pejabat juga bikin repot" Sindir Ani pada Budi yang memang faktanya memiliki ayah seorang pejabat terhormat.

Budi tidak menggubris sindiran Ani. Dia lebih memilih mengubah posisi duduknya  untuk lebih menghadap jendela. Dia semakin membelakangi Ani.

"Ish" runtuk Ani merasa serangannya tak berbalas.

"Benar sekali apa yang mbak bilang itu, kebanyakan anak pejabat ikutan semena-mena pada rakyat kecil. Mereka juga sok berkuasa" timpal si supir taksi sambil beberapa kali menekan klakson mobilnya karena jalanan yang macet.

"Ho... O..." Ani sekilas bertepuk tangan merasa mendapatkan dukungan dari si supir.  "Benar sekali mas, anak pejabat banyak yang arogan, sok berkuasa, bertindak semena-mena menganiyaya rakyat yang tak berdosa"

"Mbak pernah punya pengalaman buruk dengan pejabat pemerintah?" tanya Si supir.

"Dulu itu, seorang pejabat pemerintah pernah membanding-bandingkan saya dengan seorang putri keraton. Dia menghina saya saat itu, karena saya tidak punya garis keturunan ningrat seperti menantu cupu pilihannya" Jelas Ani mengungkit kenangan buruknya.

Mendengar istrinya dibawa-bawa Budi langsung mencekam keras lengan Ani. "Kamu bisa menghina ku sesuka hati mu An-, tapi jangan pernah menyangkut pautkan Upik dengan kebencian mu pada ku". Peringatan Budi begitu tegas dan tajam, membuat Ani dan si supir terdiam mematung beberapa saat.

"Bagai mana kalau kita lewat gang kecil untuk menghindari kemacetan pak?" tanya si Supir untuk mengalihkan kemarahan penumpangnya itu.

"Dan kau!!!. Tidak semua pejabat pemerintah itu jahat. Mereka juga berjuang agar semua kebijakan pemerintah berpihak pada rakyat kecil" Bentak Budi juga pada si supir.

"Maaf pak" jawab si supir menyesal.

Suasana di dalam mobil pun memjadi hening tanpa pembicaraan.

Ani dan Budi menyusuri salah satu gang sempit di kawasan Codet. Berusaha mengecilkan tubuh mereka, untuk tidak bersentuhan dengan pejalan kaki yang berpapasan dengan mereka.

"Tetap mengekor di belakang ku!" suara pertama Budi yang keluar untuk memperingati Ani.

Kawasan Codet yang terbilang padat dan sedikit kumuh membuat Ani merasa risih ketika harus melewati gang sempit mengikuti Budi menuju rumah si ibu yang telah memfitnah sahabatnya.

"Kau yakin narasumber kepercayaan mu tinggal di sini Di-?" tanya Ani yang tanpa sadar sedikit menguapkan kekesalannya pada Budi.

"Bukankah seharusnya kau memanggil ku dengan sebutan Mr. B, bukan Di-" Protes Budi sambil terus menalngkah tanpa melihat Ani di belakangnya. "Itu...!. Yang berdinding baleho itu adalah rumah ibu Zahro, wanita tua miskin, yang suaminya ditolak sahabat mu untuk berobat di kliniknya" Jelas Budi pada Ani yang dia kira ada di belakangnya.

A and B (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang