Part 3

473 29 2
                                    

Saatnya membuka lembaran baru


        Nadira Aresha Frederick

***

Tok...tok...tok

"Adira..!" panggil Reina Ibu Adira.

Merasa tidak ada jawaban dari yang empunya kamar, Reina masuk kekamar Adira yang ternyata tidak terkunci.

"Adira! Bangun! Nanti kamu terlambat sekolah sayang!" ingat Reina pada Adira putri satu-satunya.

"Hoamm... Iya mah, ini udah bangun!" sahut Adira malas sambil mengucek kedua matanya.

"Yaudah mama tunggu dibawah!" Adira menggangguk masih dengan mata tertutup.

Gadis itu melirik jam dinding berbentuk kartun favoritnya itu dan kemudian matanya membulat dengan sempurna.

"Ya ampun! Gue terlambat.!" panik Adira ia pun buru-buru kekamar mandi dan bersiap-siap.

Setelah Adira selesai bersiap-siap ia memandang cermin.

"Adira, sudah seharusnya kamu membuka lembaran baru!" ucapnya pada diri sendiri sambil menunjuk cermin yang terpampang wajahnya.

Sesampainya Adira dilantai bawah, Adira langsung menyalim kedua tangan orangtuanya.

"Pa,Ma, Adira berangkat dulu ya!" pamit Adira.

"Loh nggak sarapan dulu sayang?" tanya Reina dengan ekspresi heran.

"Aduh enggak deh mah, nanti aja disekolah udah mau terlambat ini."

"Mau Papa anter?" tawar Reyhan Ayah Adira

"Makasih Pa. Tapi nggak usah Adira naik ojek aja!" Adira meyakinkan karena ia tahu jam segini pasti jalanan lagi macet-macetnya, kalau naik ojek kan bisa nyelip-nyelip.

"Assalamualaikum" salam gadis itu

"Waalaikumsalam. Hati-hati ya!"

                           ***

"Alhamdullilah, belum terlambat." syukurnya pada diri sendiri sembari melihat jam tangan yang melingkar indah dipergelangan tanganya.

Gadis itu berjalan cepat, sampai-sampai tidak sengaja menabrak seseorang.

"Aduh!" gumamnya lirih sembari mengelus lututnya yang sedikit luka karena berbenturan dengan lantai.

"Eh lo kalo jalan pake mata dong!" cibir Adira tanpa melihat siapa yang ditambraknya

Merasa tidak ada jawaban. Adira mendongakan kepalanya menghadap seseorang yang ditabraknya.

"Ganteng"  pikir gadis itu terpesona.

Namun pikiran itu buru-buru ditepisnya karena ia merasa kesal dengan orang yang membuat kakinya menjadi perih seperti ini.

Begitulah perempuan, dia yang tidak melihat jalan dan berimbas menabrak seseorang, tetapi ia tidak mau mengaku dan menyalahkan orang lain. Tetapi ingatlah hukum alam bahwa cewek itu gak pernah salah!.

"Maaf," ucap lelaki itu datar tetapi tetap membantu Adira berdiri.

"Maaf sekali lagi. Saya duluan." ujarnya nyelonong pergi menuju ruang guru.

Adira tidak memikirkan hal itu lagi. Kini ia berjalan tertatih-tatih menuju kelasnya.

Tanpa Adira dan lelaki itu ketahui, ini adalah pertemuan yang akan terus berlanjut.

Sesampainya Adira dikelas Xl IPA 1. Ia langsung disambut oleh ocehan sahabat karibnya, Aileen. Mereka sudah  bersahabat sejak kelas satu SMP.

"Loh kaki lo kenapa Ra? Kok memar gitu!?" Aileen heran saat Adira masuk kelas dengan lutut yang memar dan jalan tetatih-tatih.

"Tadi gue jatuh!" jawabnya

"Yaudah ayo gue temenin ke UKS!" tawar Aileen

"Gausah deh, gue  bawak plester kok, lagian cuma memar dikit gini." tolak Adira , ia mengeluarkan plester dari tasnya.

"Oh iya Ra, lo tau gak..."

"Enggak!" potong Adira cepat.

"Ih lo ya Ra gue belum selesai juga!" kesal Aileen

"Apaan emang?"

"Lo tau gak bakal ada murid  baru loh dikelas kita, kata anak-anak lain sih dia ganteng, manis, plus pinter. Tapi  nih katanya dia itu cuek banget Ra." jelas Aileen panjang lebar.

"Oh!" jawab Adira seadanya

"Elo mah gue udah ngomong panjang lebar lo malah bales 'oh' doang!" cibir Aileen, sedangkan Adira memutar matanya malas.

Dan  begitulah suasana dikelas Xl IPA 1 ada yang tidur dimeja dengan tangan sebagai bantal, ada yang ngegosip, main handphone, baca novel, menghapal rumus dan lain-lain.

Disekian banyaknya aktifitas tersebut Adira sedang melakukan tingkah yang pertama. Mungkin ia masih ngantuk karena keterlambatannya tidur, atau mungkin juga sedang memikirkan seseorang alias Zelvin. Tapi Adira sedari tadi tidak melihat Zelvin dikelas, biasanyakan cowok itu selalu menjahilinya. Apa ia terlambat? . Sepertinya tidak mungkin Zelvin kan selalu tepat waktu.

_______






Stay [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang