Part 9

208 16 0
                                    

Pagi jatuh lagi dikota ini.

Ting

Bunyi notifikasi dari ponsel Adira. Gadis itu berjalan cepat mengambil handphone-nya yang berada dinakas.

NaufAlfian_Martinez
Ra, saya sudah didepan rumah kamu.

Begitulah isi pesan dari Alfi. Cowok itu sudah berjanji akan menjempuk Adira pagi ini untuk berangkat sekolah bersama.

Adira_AF
Iya Al. Tunggu sebentar ya.

Adira membalas cepat. Cewek itu berjalan kecermin, memoles sedikit bedak pada wajahnya.

Akhir-akhir ini iya dekat dengan Alfi. Cowok itu selalu ada saat Adira butuh semangat, saat ia merasa sedih. Bersedia menghibur walau dengan kata-kata seadanya. Maklum Alfi itu irit bicara, stok kata pun terbatas.

Adira turuh kebawah untuk menemui Alfi.

Dimeja makan terlihat Ayah, Mama, dan Alfi sedang berbicara dan sarapan bersama.

"Sejak kapan Papa dan Mama akrab dengan Alfi?" pikir Adira.

"Pagi semua!"

"Pagi sayang. Sini sarapan dulu!" Respon Reina.

"Adira, ini Alfi nungguin kamu dari tadi!" ucap Reyhan diselingi menyuapi nasi goreng kemulutnya.

"Eh , enggak masalah Om." sahut Alfi tersenyum ramah.

"Adira kok gak pernah ngenali ke Ayah dan Mamab kalo punya pacar ganteng gini." seru Reina menatap Alfi dan Adira bergantian. Sedangkan yang ditatap malah salah tingkah.

"Ih Mama, Adira sama Alfi enggak pacaran tau!" kesal Adira. Ia mengerucutkan bibirnya.

"Iya Om, Tante saya dan Adira belum pacaran!" sambung Alfi lagi.

"Belum? Berarti akan dong ya! Hahaha."

Adira salah tingkah kembali. Alfi? Cowok itu masih seperti biasa tetap tenang, tetapi bibirnya melengkung manis, menandakan tersenyum.

"Huh, sudahlah yuk Alfi kita berangkat!" ajak Adira masih dengan pipi merona merah.

"Om,Tante saya sama Adira berangkat dulu."

Adira dan Alfi menyalim Reyhan dan Reina.

***

"Makasih tumpangannya Al." ucap Adira tersenyum tulus.

"Sama-sama."

Mereka berdua berjalan dikoridor, banyak pasang mata melihat mereka.

"Mereka pacaran?"

"Wah Kak Alfi dan Adira cocok banget!"

"Enak ya jadi Adira, baru putus udah deket sama cogan sekolah lagi."

"Goals!"

Begitulah bisik-bisik siswa-siswi saat berpapasan dengan Alfi dan Adira.

"Wah udah dua-duaan aja nih!" seru Aileen saat Alfi dan Adira masuk kelas.

"Kapan teken?" sahut Arthur dari belakang Aileen.

"Apaan sih kalian, orang kita cuma berangkat bareng." jawab Adira kesal.

"Iya." sambung Alfi menatap Arthur tajam.

Sedangkan yang ditatap pura-pura melihat kearah lain.

"Zelvin belum dateng?"

"Ciee nyariin mantan!" goda Arthur pada Adira yang dihadiahin jitakan pada kepalanya.

"Duh sakit tau Ra!" keluh Arthur memegangi kepalanya.

"Udah deh Thur diam aja!" ucap Alfi menengahi.

"Ciee babang Alfi jealous!"

Jitakan  kedua mendarat pada kepala Arthur kali ini dari Alfi. Arthur lagi-lagi meringis.

"Bisa-bisa benjol kepala gue, lo pada jitakin mulu."

"Tuh Zelvin!" seru Aileen menadahkan  kepalanya kearah Zelvin yang baru saja datang.

"Ada apaan nih? Pada nyariin fue ya?"

"Ntuh Adira nyariin lo!"

"Ini Vin buku catatan kamu yang kemarin gue pinjam."
Adira memberikan buku tulis yang kemarin ia pinjam pada Zelvin.

"Thanks ya!"

Sebenarnya kemarin Adira ingin meminjam punya Alfi berhubung dia sebangku dengannya, tetapi karena melihat Alfi buru-buru sekali pulang ia mengurungkan niatnya.

_______

Tbc .













Stay [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang