Alfi tak henti-hentinya memanjatkan do'a untuk keselamatan Adira dan calon anaknya."Sayang, semangat!!" Alfi menyemangati Adira yang sedang berjuang untuk anak mereka.
"Ayo! Kamu dengerin saya ya, tarik nafas! Hembuskan, tarik lagi hembuskan." intruksi dokter. "Ok bagus sekarang tarik nafas, buang, lalu ngeden."
"Engghhhh" Adira mencengkram lengan Alfi dengan kuat.
"Tari nafas, buang, ngeden lagi bu." ujar dokter.
"ENGGGHHHHH" erangnya mengeluarkan tenanga.
"Oekk oekk oekkk!"
Adira tersenyum mendengar tangisan bayi-nya.
"Alhamdulillah bu Adira dan pak Alfi anak kalian laki-laki. Selamat ya."
Adira merasakan nyeri kembali pada perutnya. " Aduhh!! Dokter perut saya sakit lagi."
"Kembar!" ujar dokter itu.
"Ok buk Adira, lakukan seperti tadi, tarik nafas, buang lalu ngeden."
Adira mengikuti perintah dokter, "ENGHHHHHH"
"Ayo buk, ngeden!"
Alfi yang berada disampingnya tak henti-hentinya berdoa dan memberikan semangat, setelah usai mengazani anak pertama mereka.
"Ayo sayang, kamu semangat!" ucap Alfi menyemangati, ia tak tega melihat Adira merasa sakit.
"Engghhhhh sakit." kali ini Adira mencengkram kuat-kuat seprei kasur.
"Ayo ngeden lagi buk! Kepalanya sudah terlihat."
"ENNNGGHHHH" Adira mengerahkan seluruh tenaganya.
"Oekk oekk oekk!"
"Selamat sekali lagi, anak kedua kalian laki-laki. Kembar!" ucap dokter menyerahkan anak kedua Alfi untuk diazani-nya.
Nafas Adira tersenggal-senggal, matanya sayup dan setelahnya tak sadarkan diri.
"Sayang.. !! Adira!!" panik Alfi menguncang tubuh Adira.
"Dok istri saya kenapa?"
Dokter menge-cek kondisi Adira, "Tidak apa-apa pak, bu Adira baik-baik saja, hanya mungkin mengalami pendarahan tetapi itu tidak apa-apa, mungkin beberapa jam lagi bu Adira akan segera sadar," jelas Dokter menyuntikan sesuatu pada Adira.
"Sebaiknya bapak tunggu diluar saja, biar kami pihak rumah sakit menangani." lanjutnya.
"Tapi dok--"
"Ayo pak!" ajak seorang suster yang tadi ikut membantu persalinan.
***
"Buk-Pak ini anak anda," ujar dua orang suster yang menggendong bayi Adira dan Alfi.
Suster itu meletakkan kedua anak Alfi dan Adira disisi Adira, jadilah Adira berada ditengah.
Senyum Adira tak henti-hentinya mengembang. Dia sangat bahagia sekarang! Kebahagian yang dirasakannya seolah tersalur pada orang-orang disekelilingnya.
"Makasih ya sayang." ucap Alfi tersenyum seraya mencium lembut kening Adira, "Makasih sudah melahirkan malaikat-malaikat kecil kita dengan selamat." lanjutnya lagi menatap haru dan bahagia anak-anaknya.
"Boleh mama gendong anak sulung kalian sayang?" pinta Reina yang sangat bahagia telah mempunyai cucu.
Adira dan Alfi mengangguk, membolehkan.
"Ayah juga ingin gendong siputra bungsu!?"
"Boleh yah!" jawab Alfi.
Jadilah anak-anak Alfi dan Adira berada digendongan kakek dan nenek mereka.
"Anak-anak kalian lebih dominan pada kamu ya Alfi, anak papa Adira hanya menyumbangkan hidung saja." ucap Reyhan melihat sesama.
"Dedek bayinya lucu!" ujar gemes Aila yang masih mengenakan seragam putih biru. "Wajahnya sama seperti anak tante Keysha."
Keysha adalah adik dari Andre-Ayah Alfi yang juga memiliki anak kembar. Mungkin sebab itu juga Alfi dan Adira memiliki anak kembar. Karena biasanya bisa mimiliki anak kembar itu faktor keturunan.
"Kak Alfi- kak Adira! Dedek bayinya mau dikasih nama siapa?" kata Aila menatal Alfi dan Adira.
Alfi maupun Adira saling tatap. "Untuk anak pertama Alfi dan Adira, namanya Alvero Daffano Martinez, dan untuk anak yang kedua Alfi dan Adira namanya Alvito Raffano Martinez."
Adira tersenyum nama yang bagus pikirnya, "Panggilannya siapa Mas?"
"Daffa dan Raffa."
"Selamat datang didunia Daffa-Raffa Martinez"
Seolah telah diberi nama, Daffa dan Raffa sama-sama memberi senyum kecil bertanda mereka bahagia.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay [Completed]
Подростковая литератураDia memang bukan cinta pertamaku. Bukan juga seorang lelaki yang terlebih dahulu mengisi hati dan pikiranku. Tetapi dia cinta terakhirku, yang menuntunku melupakan seseorang yang pernah mengisi hatiku karena sebuah perbedaan. Perbedaan yang memang t...